Kecernaan in vitro kulit ketela pohon dalam bentuk silase atau kering sebagai pengganti hijauan untuk ternak ruminansia
Main Author: | LailatulAkhadiah |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2009
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/136389/1/050902795.pdf http://repository.ub.ac.id/136389/ |
Daftar Isi:
- Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Lapang Sumber Sekar, Laboratorium Nutrisi dan Makanan Ternak, Fakultas Peternakan dan Laboratorium Kimia Organik Fakultas MIPA Universitas Brawijaya Malang, mulai bulan Januari sampai Maret 2009. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar penurunan kandungan nutrien dan HCN kulit ketela pohon dalam bentuk silase atau kering pada varietas Faroka dan potensi penggunaan kulit ketela pohon dalam bentuk silase atau kering sebagai pengganti hijauan ditinjau dari kecernaaan secara in vitro. Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah rumput gajah, konsentrat, kulit ketela pohon dalam bentuk silase dan kering serta cairan rumen. Metode penelitian yang digunakan adalah metode percobaan dalam Rancangan Acak Kelompok dengan 7 perlakuan dan 3 kelompok dengan tingkat penggunaan kulit ketela pohon hasil ensilase atau pengeringan sebagai pengganti hijauan sebanyak 0%; 20%; 40% dan 60%. Variabel yang diukur adalah kandungan nutrien, pH, HCN, kecernaaan bahan kering dan kecernaan bahan organik secara in vitro. Hasil penelitian menunjukan bahwa ensilase dapat menurunkan kandungan BK, BO, PK, SK, LK dan HCN berturut-turut sebesar 19,88%; 24,31%; 29%; 3,72%; 42,03% dan 49,33%. Pengeringan dapat menurunkan kandungan BK, BO, PK, SK, LK dan HCN berturut-turut sebesar 76%; 66,96%; 5,41%; 11,10%; 1,02% dan 51,24%. Penggunaan kulit ketela pohon dalam bentuk silase dan kering sebagai pengganti hijauan meningkatkan kecernaan BK dan BO secara sangat nyata (P<0,01). Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah ensilase dan pengeringan dapat menurunkan kandungan nutrien dan HCN kulit ketela pohon. Kulit ketela pohon dalam bentuk silase atau kering berpotensi menggantikan hijauan sampai 60% ditinjau dari KcBK dan KcBO. Pengukuran kecernaan secara In vivo perlu dilakukan agar dapat diketahui palatabilitas dan pengaruhnya terhadap produktivitas ternak, sebelum dapat direkomendasikan pemanfaatannya dalam ransum ternak ruminansia.