Analisis Struktur Biaya Transportasi Pengumpulan Susu Segar di KUD DAU Kabupaten Malang

Main Author: SyahbudinUba
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2009
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/136384/1/050902661.pdf
http://repository.ub.ac.id/136384/
Daftar Isi:
  • Penelitian tentang Analisis Struktur Biaya Transportasi Pengumpulan Susu Segar ini dilaksanakan di KUD DAU. Penelitian ini dimulai sejak tanggal 19 Januari sampai dengan 19 Februari 2009. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui besar biaya pengumpulan susu segar yang dikeluarkan oleh peternak, besar biaya pengumpulan susu segar dari pos penampungan sementara ke pos penampungan induk dan dari pos penampungan induk ke PT. Nestle Indonesia. Kegunaan dari penelitian ini adalah sebagai sumber informasi tentang pengelolaan pengumpulan susu segar oleh KUD DAU, instansi atau lembaga terkait untuk dapat menekan biaya transportasi pengumpulan susu segar, dan sebagai informasi bagi penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan masalah biaya transportasi pengumpulan susu segar. Metode yang digunakan adalah metode survey, yaitu pengumpulan data yang dilakukan melalui wawancara dengan pengurus atau karyawan di KUD "DAU" serta petani ternak sebagai anggota KUD "DAU" . Data yang diperoleh berupa data primer dan data sekunder, yang akan dianalisis secara deskriptif dan kuantitatif. Hasil penelitian ini diperoleh bahwa biaya pengumpulan susu segar yang dikeluarkan peternak adalah sebesar Rp. 669,82/lt/hr. Sedangkan biaya tranportasi pengumpulan susu segar dari pos penampungan sementara ke pos penampungan induk adalah sebesar Rp. 84,53/lt/hr dengan rincian biaya tetap sebesar Rp.11,18/lt/hr dan biaya variabel sebesar Rp.73,35/lt/hr. Biaya transportasi pengumpulan susu segar yang dikeluarkan KUD DAU untuk dikirim ke PT. Nestle Indonesia adalah sebesar Rp.154,61/lt/hr, dimana biaya tetap adalah sebesar Rp.17,56/lt /hr dan biaya variabel sebesar Rp.137,04/lt/hr. Biaya transportasi pengumpulan susu segar pada KUD DAU yang cukup tinggi, maka disarankan agar pihak koperasi mengontrol pengeluaran biaya transportasi pengumpulan susu segar sehingga biaya yang dikeluarkan dapat lebih efisien, dan mengatur jadwal penyetoran susu segar secara konsisten agar waktu yang diperlukan oleh peternak untuk menyetorkan susu tidak terlalu lama, sehingga biaya opportunitas antrian susu oleh peternak penyetor susu tidak tinggi.