Perancangan Ulang Tata Letak Pabrik Dengan Analisa Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3) Di Umkm Keripik Tempe Bu Nurjanah Kota Malang, Jawa Timur
Main Author: | Awaliyah, Rizky |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2018
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/13634/1/RIZKY%20AWALIYAH.pdf http://repository.ub.ac.id/13634/ |
Daftar Isi:
- Tata letak merupakan pengaturan fasilitas produksi pada suatu lokasi yang paling baik untuk memperoleh suatu aliran bahan yang efisien, sehingga tidak menghambat jalannya proses produksi. Perancangan fasilitas dapat dikemukakan sebagai proses perancangan fasilitas yang termasuk di dalamnya analisis, perancangan, desain dan susunan fasilitas, peralatan, dan manusia yang ditujukan untuk meningkatkan efisiensi produk dan sistem pelayanan. Tata letak yang efektif dapat melancarkan proses produksi juga mengurangi potensi resiko kecelakan kerja pada area produksi. Salah satu contoh kecelakaan kerja pada area produksi pernah dialami perusahaan keripik tempe yang ada di Malang, kecelakaan kerja berupa kebakaran pabrik. Selain tata letak efektif pentingnya pengaturan mengenai keselamatan kerja juga harus dipertimbangkan pada lingkungan produksi UMKM, hal ini membuat potensi akan kecelakaan kerja seperti kontaminasi makanan, kecelakaan fisik hingga kebakaran lebih minim dibandingkan jika hanya dari pengaturan tata letaknya saja. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui potensi resiko bahaya dan K3 dari area produksi dan analisa fasilitas tata letak untuk meminimalisir bahaya dan membuat panjang lintasan produksi lebih pendek untuk meningkatkan produktivitas kerja. Metode penentuan lokasi penelitian ini dilakukan secara purposive yang memiliki kesamaan dengan pabrik kebakaran yang pernah terjadi di Malang yaitu UMKM memproduksi keripik tempe di UMKM Keripik Tempe Bu Nurjanah. Metode penentuan responden menggunakan metode purposive sampling dengan responden seluruh karyawan yang bekerja pada UMKM keripik tempe Bu Nurjanah yang bekerja pada bagian produksi. Metode analisis data yang digunakan untuk mengidentifikasi potensi bahaya kecelakaan pada pabrik menggunakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja, sedangkan untuk perancangan ulang tata letak menggunakan metode SLP (Systematic Layout Planning) terdiri dari analisa aliran material, Activity Relationship Chart, Activity Relationship Diagram, dan kebutuhan luas area yang tersedia. Hasil dari penelitian ini adalah (1) Produksi UMKM Keripik Tempe Bu Nurjanah masih terdapat beberapa proses pengerjaan yang dapat menimbulkan terjadinya resiko terhadap pengolahan pangan. Resiko yang dapat terjadi antara lain potensi bahaya kebakaran, tercemarnya olahan pangan dikarenakan karyawan yang tidak higenis hal ini disebabkan kurangnya kesadaran akan kontaminasi makanan, penggunaan alat pelindung diri yang tidak mendukung, dan tata letak produksi yang kurang baik. (2) Penerapan Sistem Kesehatan dan Keselamatan yang ada pada UMKM Keripik Tempe Bu Nurjanah belum sesuai dengan standar Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3), hal tersebut dikarenakan belum adanya manajemen yang mengatur mengenai penerapan K3 pada lingkungan produksi selain itu kurangnya fasilitas yang tersedia dalam area produksi seperti tidak adanya penyediaan alat pelindung diri, alat pemadam ringan dan kotak pertolongan pertama pada kecelakaan. Penerapan K3 yang ada di area produksiyang sudah rutin dilakukan seperti mencuci tangan sebelum atau sesudah bekerja, namun itu perlu kesadaran dari setiap pegawai. (3) Rekomendasi tata letak yang sesuai dengan standar Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) meliputi pemenuhan fasilitas produksi seperti : akses untuk air minum, toilet dan tempat cuci, ruang kantin atau tempat makan yang bersih dan terlindungi dari cuaca. Hal tersebut sudah memenuhi standar yang telah ditentukan oleh International Labour Organization tahun 2013. (4) Rancangan tata letak yang terpilih berdasarkan hasil analisis, UMKM Keripik Tempe Bu Nurjanah yang memiliki panjang awal lintasan material handling 13,1 m dan jika dibandingkan dengan tata letak usulan sebesar 13,3 m dan 12,5 m. Tata letak usulan pertama memiliki panjang lintasan 13,3 m dengan mempertimbangkan ruangan kosong menjadi tempat penyimpanan dan menghindarinya gang sempit antar ruangan sedangkan tata letak usulan kedua sebesar 12,5 m yang memiliki panjang lintasan lebih pendek dibandingkan tata letak usulan pertama sehingga waktu dalam pengerjaan lebih cepat karena pendeknya jarak aliran material handling. Meskipun panjang lintasan tata letak usulan pertama lebih panjang tapi pertimbangan pada terletak tersebut ada pada posisi derajat keterkaitan antara proses dan opsi yang diberikan untuk pemilik agar dapat meningkatkan kesehatan dan keselamatan kerja dalam lingkungan produksi. Berdasarkan hasil penelitian ini, maka diperoleh saran bagi perusahaan ialah diharapkan untuk melengkapi komponen pendukung Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) baik bagi perusahaan pada umumnya dan pekerja. Cara agar perusahaan dapat meminimalkan bahaya yang ditimbulkan pada area produksi yaitu pada bagian penggirisan harus melakukan pembersian meja setiap hari sebelum bekerja agar tidak terjadi kontaminasi bahaya dari meja kayu yang digunakan, selain itu pada proses penggeringan mengganti alas koran dengan menggunakan kalender bekas selama 2 hari sekali guna meminimalisir cemaran timbal, pada bahaya lilin dapat diminimalisir dengan penggunaan hand sealer sebagai pilihan alternatif pengganti lilin pada proses pengemasan produk jadi. Peletakan tempat sampah sebaikya diletakan pada area pelapisan tepung hal ini memudahkan dalam menjaga lingkungan produksi agar menjadi lebih bersih.