Pengaruh Berbagai Cara Pengendalian Gulma Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Kacang Hijau (Vigna Radiata L.)
Main Author: | Sitoru, Hisar |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2018
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/13631/1/HISAR%20SITORUS.pdf http://repository.ub.ac.id/13631/ |
Daftar Isi:
- Kacang hijau merupakan salah satu komoditas kacang-kacangan yang banyak di konsumsi masyarakat Indonesia baik dari olahan sederhana hingga produk olahan teknologi industri. Kacang hijau merupakan tanaman yang memiliki potensi tinggi untuk dikembangkan di Indonesia. Kacang hijau memiliki kandungan gizi yang bermanfaat bagi manusia yaitu mengandung 15-28% protein, 1-1,5 % lemak, 3,5-4,5% serat, 60-65% karbohidrat, kaya akan vitamin A, kalium, zat besi, fosfor dan kalsium (Kole, 2007). Produksi kacang hijau secara nasional pada tahun 2013 ialah 204.670 ton, produksi tahun 2014 sebesar 244.589 ton, produksi tahun 2015 sebesar 265, 461 ton, dan produksi tahun 2016 sebesar 252.985 ton (BPS, 2017). Pada budidaya kacang hijau terdapat beberapa permasalahan yang penting yang dapat menurunkan produksi kacang hijau diantaranya ialah keberadaan gulma. Gulma ialah tanaman yang keadaannya tidak diinginkan yang tumbuh di sekitar lahan budidaya dan merugikan petani karena dapat menurunkan kualitas dan kuantitas hasil produksi (Monaco et al., 2002). Pengendalian gulma dapat dilakukan sejak tanaman belum di tanam yaitu dengan menggunakan herbisida pra tanam. Aplikasi herbisida sebelum tanam bertujuan untuk mencegah dan menghambat pertumbuhan benih dari gulma yang berada di dalam tanah. Pengendalian gulma secara mekanik (penyiangan) dapat dilakukan setelah tanaman tumbuh dan terutama sebelum tanaman mencapai periode kritis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas penggunaan herbisida pra tanam dan penyiangan untuk mengendalikan gulma pada tanaman kacang hijau. Hipotesis dari penelitian ini adalah penggunaan herbisida pra tanam dengan dosis yang berbeda dan penyiangan memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan dan hasil pertumbuhan tanaman kacang hijau. Penelitian akan dilaksanakan pada bulan Maret sampai Juni 2018 di Kebun Percobaan UB, Jatimulyo, kecamatan Lowokwaru, Kota Malang. Alat-alat yang akan digunakan pada penelitian ialah cangkul, meteran, timbangan analitik, oven, sprayer, meteran, tali rafia, alat tugal dan kamera. Bahan-bahan yang digunakan ialah benih kacang hijau varietas Vima-1, herbisida dengan bahan aktif Oksifluorfen dan air. Rancangan yang digunakan dalam penelitian ialah Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang terdiri dari 8 perlakuan dan 4 ulangan yaitu Wy = Tanpa pengendalian (weedy), Wf = Bebas gulma/ weed free, O1= Herbisida bahan aktif Oksifluorfen dosis 240 g ha-1, O1+W15+30= Herbisida bahan aktif Oksifluorfen dosis 240 g ha-1 + penyiangan 15, 30 hst, O1,5= Herbisida bahan aktif Oksifluorfen dosis 360 g ha-1, O1,5+W15+30 = Herbisida dengan bahan aktif Oksifluorfen dosis 360 g ha-1+ penyiangan 15, 30 hst, O2= Herbisida dengan bahan aktif Oksifluorfen dosis 400 g ha-1, O2+W15+30 = Herbisida dengan bahan aktif Oksifluorfen dosis 400 g ha-1+ penyiangan 15, 30 hst. Jarak tanam yang digunakan ialah 30 x 20 cm. pengamatan yang dilakukan meliputi pengamatan gulma dan pengamatan tanaman. Pengamatan gulma yaitu analisa vegetasi awal, bobot kering gulma dan dan fitotoksisitas herbisida. Pengamatan tanaman terdiri dari tinggi tanaman, jumlah daun, luas daun, bobot kering total tanaman, jumlahii polong, jumlah biji perpolong, bobot kering biji, jumlah biji pertanaman dan bobot 100 biji. Data pengamatan yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan analisis ragam (uji F) pada taraf 5%. Apabila berpengaruh nyata maka dilanjutkan dengan perbandingan antar perlakuan dengan menggunakan uji beda nyata jujur (BNT) pada taraf 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya berbagai cara pengendalian gulma berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman kacang hijau. Hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya berbagai cara pengendalian gulma berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman kacang hijau. Perlakuan dengan pengaplikasian herbisida diikuiti dengan penyiangan menunjukkan peningkatan yang lebih tinggi dibandingkan dengan hanya perlakuan herbisida. Perlakuan penyemprotan herbisida Oksifluorfen 480 g ha-1 dan penyiangan 15+30 HST menunjukkan peningkatan yang paling tinggi dibandingkan dengan perlakuan lainnya. Pada umur pengamatan 40 HST menunjukkan tinggi tanaman sbeesar 38,30 cm tan-1, jumlah daun sebesar 9,00 trifoliate tan-1, luas daun sebesar 529,38 cm2 tan-1. Pengamatan komponen hasil pada perlakuan penyemprotan herbisida Oksifluorfen 480 g ha-1 dan penyiangan 15+30 HST menunjukkan hasil yang tidak berbeda nyata dengan perlakuan bebas gulma dengan jumlah polong sebesar 19,90 polong tan-1, jumlah biji perpolong sebesar 12,20 biji polong-1, bobot kering biji matahari sebesar 16,28 g tan-1, bobot 100 biji sebesar 7,45 g dan hasil panen sebesar 2,71 t ha-1. Sehingga dapat disimpulkan bahwa perlakuan penyemprotan herbisida Oksifluorfen 480 g ha-1 dan penyiangan 15+30 HST merupakan pengendalian paling efektif dan efisien dibandingkan dengan perlakuan lainnya yang dapat mengendalikan gulma sampai pada 30 HST.