Pengaruh imbangan isi rumen terhidrolis dan kulit pisang yang difermentasi ragi tempe [Rhizopus oligosporus] terhadap kecernaan secara in-Vitro

Main Author: KristianKurniawan
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2008
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/136307/1/050800981.pdf
http://repository.ub.ac.id/136307/
Daftar Isi:
  • Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Sumber Sekar untuk pembuatan isi rumen yang terhidrolisis dengan larutan abu sekam kemudian dilanjutkan dengan proses pembuatan fermentasi campuran isi rumen terhidrolisis dan kulit pisang dengan ragi tempe (IRKPF) mulai bulan Agustus sampai November 2007. Analisis kandungan nutrien dan kecernaan pakan secara in-vitro dilaksanakan pada Laboratorium Nutrisi dan Makanan Ternak Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya Malang pada bulan Oktober sampai November 2006. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui imbangan isi rumen terhidrolisis dan kulit pisang yang difermentasi dengan ragi tempe (Rhizopus oligosporus) yang optimal untuk menghasilkan kecernaan secara in-vitro yang tinggi. Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai informasi tentang penggunaan IRKPF dalam pakan sapi potong. Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah isi rumen yang terhidrolisis dengan abu sekam(IRH), kulit pisang jenis pisang Agung (KP) dan ragi tempe (RT). Metode yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 5 perlakuan dan 3 kali ulangan (pengambilan cairan rumen sebagai kelompok ulangan) yaitu P1 = IRH 100 % + KP 0% + 1% RT , P2 = IRH 90 % + KP 10 %+ 1% RT, P3 = IRH 80 % + KP 20 % + 1% RT, P4 = IRH 70 % + KP 30 %+ 1% RT , P5 = IRH 60 % + KP 40 %+ 1% RT. Variabel yang diamati adalah kandungan nutrien serta KcBK dan KcBO secara in-vitro dan nilai TDN pakan perlakuan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pakan campuran isi rumen terhidrolisis dan kulit pisang yang difermentasi dengan ragi tempe (IRKPF) menunjukkan pengaruh yang nyata (p< 0,05) terhadap KcBK dan sangat nyata (p 0,01) terhadap KcBO. Nilai KcBK terendah dihasilkan P2 (43,64 %),diikuti P1(45,24 %), sedangkan P4 (45,94 %) dan P5 (44,78 %) tidak berbeda nyata. KcBK tertinggi dihasilkan pada P3 yaitu sebesar46,15 %. Nilai KcBO terendah dihasilkan pada P1 (39,81 %), diikuti P2 (44,69 %), lalu P4 (49,07 %) dan P5 (50,03 %) tidak berbeda nyata. KcBO tertinggi dihasilkan pada P3 yaitu sebesar 59,69 %. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa perlakuan yang menghasilkan kecernaan tertinggi adalah P3 yaitu pakan perlakuan IRKPF dengan imbangan 80 % isi rumen terhidrolisis dengan 20 % kulit pisang. Oleh karena itu penulis menganjurkan penggunaan imbangan P3 sebagai pakan lengkap sapi potong. Kata Kunci : isi rumen, kulit pisang, kecernaan in vitro, Rhizopus oligosporus, Rancangan Acak Kelompok (RAK).