Pengaruh penambahan leptin dalam medium maturasi terhadap tingkat pematangan oosit kambing induk Peranakan Etawah [PE] secara in vitro
Main Author: | TatyinatulKhoiriyah |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2008
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/136288/1/050800769.pdf http://repository.ub.ac.id/136288/ |
Daftar Isi:
- Penelitian ini dimulai pada bulan Maret sampai Oktober 2007 dengan melakukan percobaan di Laboratorium Makmal Reprogen RSB Mutiara Bunda jalan Ciujung No. 23 Malang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan leptin (100 ng/ml) dalam medium kultur pada jam yang berbeda terhadap pematangan oosit in vitro kambing PE. Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu memberikan informasi tentang tingkat pematangan oosit in vitro yang sekaligus turut mendukung keberhasilan produksi embrio secara in vitro. Materi yang digunakan adalah oosit kambing PE immature. Oosit kambing PE diperoleh dengan melakukan aspirasi ovarium kambing yang diambil dari Rumah Potong Hewan (RPH) Sukun Malang. Ovarium dari RPH dibawa ke laboratorium dengan diletakkan didalam termos suhu 38 0C kemudian sesegera mungkin dilakukan aspirasi terhadap folikel berdiameter 2-6 mm. Oosit dikultur dalam medium TCM 199 powder (Sigma), NaHCO3 (Merck), Hepes (USB), Pennicillin (Meiji), Streptomicyn (Meiji), Deionized water (DI) (Otsuka), NaCl (Merck), aquadest, paraffin oil (Merck), Fetal Bovine Serum (FBS), dan Leptin. Metode penelitian ini adalah metode percobaan dengan pengambilan sampel secara acak dengan menambahkan leptin 100 ng/ml pada medium dengan jam pengamatan ke-18, 22, 26, 30 dan kontrol (tanpa penambahan leptin) masingmasing dilakukan pengulangan sebanyak 10 kali. Analisa data menggunakan ChiSquare (X2). Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa tingkat pematangan oosit kambing PE berdasarkan perkembangan kumulus oophorus dengan penambahan leptin 100 ng/ml pada jam ke-18, 22, 26, dan 30 adalah 20, 38, 76, dan 47%, sedangkan pada kontrol menunjukkan 32%. Hasil pengamatan tingkat pematangan berdasarkan pada keberadaan polar body dengan penambahan leptin 100 ng/ml pada jam ke-18, 22, 26, 30 dan kontrol adalah 3.29, 25.26, 42.86, 21.91, dan 19.56%. Hal ini menunjukkan adanya pengaruh yang nyata terhadap tingkat pematangan oosit berdasarkan ekspansi kumulus oophorus dan konfirmasi IVM berdasarkan kemunculan polar body menunjukkan pada jam ke-26 yaitu 76 dan 42.86% pada penambahan leptin dengan konsentrasi 100 ng/ml pada jam yang berbeda (P < 0.05). Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah penambahan leptin 100 ng/ml berpengaruh nyata terhadap tingkat pematangan oosit in vitro pada jam ke-26 dan konfirmasi IVM berdasarkan polar body menunjukkan pada jam ke-26 yaitu 42.86%. Disarankan untuk menggunakan leptin 100 ng/ml padakultur jam ke-26 maturasi oosit in vitro untuk mendapatkan hasil IVM yang terbaik.