Efektifitas Penambahan Ekstrak Temulawak (Curcuma xanthorisa) Dan Temu Ireng (Curcuma aeruginosa) Sebagai Kontrol Helminthiasis Terhadap Haemoglobin, Konversi Pakan Dan Pertumbuhan (Growth Rate) Pede
Main Author: | FathanHudaya |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2008
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/136284/1/050900671.pdf http://repository.ub.ac.id/136284/ |
Daftar Isi:
- Penelitian dilaksanakan di Unit Peternakan Aliansi di Kecamatan Sengon Kabupaten Pasuruan dan pemeriksaan EPG dan Haemoglobin darah dilakukan di laboratorium epidemiologi Fakultas Peternakan Brawijaya. Penelitian dilaksanakan pada tanggal 11 Agustus 2007 sampai dengan tanggal 06 Oktober 2007. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengaruh penambahan ekstrak temulawak dan temuireng yang berfungsi sebagai kontrol helminthiasis terhadap haemoglobin darah, konversi pakan, dan pertumbuhan (growth) pada pedet sapi potong lepas sapih. Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah pedet sapi potong lepas sapih yang dipilih dengan metode purposive sampling. Pedet yang digunakan sebanyak 30 ekor dengan bobot badan 30 – 92 kg yang terindikasi terinfeksi cacing Toxocara vitulorum, yang ditempatkan dalam 3 kandang kelompok dengan ukuran 5 x 8 m, setiap kelompok kandang berisi 10 ekor pedet, beratap asbes dengan dinding terbuka dan lantai semen. Metode penelitian yang digunakan adalah metode percobaan dengan tiga macam perlakuan. Data diolah dengan menggunakan rancangan acak kelompok dan diteruskan dengan Uji Beda Nyata Terkecil (BNT). Berdasarkan hasil penelitian, penambahan ekstrak temulawak dan temu ireng tidak menunjukkan perbedaan yang nyata pada kadar haemoglobin dan pertumbuhan (P>0,05). Sedangkan pada konversi pakan, penambahan ekstrak temulawak dan temu ireng memberikan pengaruh yang sangat nyata (P<0,01). Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa penambahan ekstrak temulawak dan temu ireng yang diberikan dengan dosis 250 mg/ekor/hari selama 3 hari berturut-turut dan dilakukan tanpa pengulangan (P1) merupakan yang paling efektif dalam menurunkan rasio konversi pakan.