Rata-rata HTC (Heat Tolerance Coefficient) dan pertambahan bobot badan sapi PFH (Peranakan Fries Holland) jantan yang diberikan pakan serat kasar tinggi

Main Author: TriYokoWibowo
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2008
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/136259/1/050803567.pdf
http://repository.ub.ac.id/136259/
Daftar Isi:
  • Penelitian ini dimulai pada bulan September sampai dengan Nopember 2007 di PKSP (Pusat Koperasi Sapi Potong) Kecamatan Grati Kabupaten Pasuruan Jawa Timur. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui rata-rata HTC ( Heat Tolerance Coefficient ) dan PBB (Pertambahan Bobot Badan) sapi PFH ( Peranakan Fries Holland) jantan yang diberikan pakan serat kasar tinggi. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam memilih umur yang tepat untuk penggemukkan sapi PFH ( Peranakan Fries Holland) jantan dalam kondisi pakan berkualitas rendah. Materi yang digunakan dalam penelitian adalah 15 ekor sapi Fries Holland (PFH) jantan, dikelompokan berdasarkan berat badan. Kelompok I dengan berat badan kurang dari 200 kg sebanyak 5 ekor; kelompok II mempunyai berta badan 200-400 kg sebanyak 5 ekor; dan kelompok III yang berat badan lebih dari 400 kg sebanyak 5 ekor. Pakan yang diberikan pada ketiga kelompok mempunyai kandungan serat kasar yang sama yaitu 20,4 %. Sapi PFH jantan yang digunakan merupakan sapi yang dipelihara di PKSP Jawa Timur. Cara pemeliharaan dalam kandang individu. Metode yang digunakan adalah percobaan disertai pengamatan langsung. Data akan dideskripsikan untuk mengetahui umur mana yang paling berpengaruh terhadap pemberian serat kasar tinggi. Alat-alat yang digunakan adalah thermometer klinis, thermometer ruang, thermohygrometer, hand tally counter, stetoskop, stopwatch dan timbangan bobot badan digital. Penelitian ini dilakukan selama 8 minggu. Pengamatan HTC dilakukan setiap minggu serta pengambilan data PBB dilakukan setiap 2 minggu sekali. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelompok I memiliki rataan PBBH 1,6 kg/hari, konsumsi BK 5,6 kg, konsumsi PK 0,9 kg dan nilai HTC 2,2. Kelompok II memiliki rataan PBBH 1,7 kg/hari, konsumsi BK 8,4 kg, konsumsi PK 1,7 kg dan nilai HTC 2,2. Kelompok III memiliki rataan PBBH 1,6 kg/hari, konsumsi BK 10,3 kg, konsumsi PK 1,4 kg dan rataan HTC 2,1. Disimpulkan bahwa konsumsi BK dan PK ketiga kelompok tidak mencukupi kebutuhan. Kurangnya kebutuhan BK dan PK tidak mempengaruhi pertambahan bobot badan harian ternak, karena secara genetik sapi PFH sudah dapat menyesuaikan diri terhadap kondisi lingkungan dan pakan yang jelek, serta nilai rataan HTC mendekati ideal.