Korelasi Antara Hasil Dan Komponen Hasil Ercis (Pisum Sativum L.)
Main Author: | Pamulatsi, Dila |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2018
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/13624/1/DILA%20PAMULATSIH.pdf http://repository.ub.ac.id/13624/ |
Daftar Isi:
- Ercis merupakan tanaman legume yang memiliki kandungan protein 27%, karbohidrat 42,65%, gula 4-10%, lemak dan antioksidan. Permintaan dan kegiatan impor ercis di Indonesia meningkat sekitar 7 ribu ton dari tahun 2008-2012, sehingga perlu dilakukan peningkatan produksi ercis. Upaya peningkatan dapat melalui seleksi tanaman untuk menghasilkan varietas unggul ercis. Peningkatan efisiensi seleksi tanaman dapat menggunakan pendekatan korelasi antara hasil dan komponen hasil ercis. Korelasi dapat digunakan untuk mengetahui komponen hasil yang memiliki keeratan hubungan dengan hasil tanaman. Komponen ini dapat digunakan sebagai karakter seleksi tidak langsung untuk meningkatkan hasil. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mempelajari korelasi genetik dan fenotip antara komponen hasil dan hasil ercis. Hipotesis dari penelitian ini yaitu terdapat karakter komponen hasil yang mempunyai korelasi genetik dan fenotip terhadap hasil ercis. Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret hingga Juni 2018 di lahan Desa Pendem, Kecamatan Junrejo, Kota Batu, Jawa Timur. Bahan yang digunakan yaitu benih ercis, pupuk kandang, pupuk majemuk NPK 16:16:16 sebanyak 500 kg.ha-1, pupuk majemuk Cantik (27% N dan 12 % Ca) sebanyak 148 kg.ha-1, form pengamatan, kertas label, pestisida, dan air. Alat yang digunakan meliputi : cangkul, meteran, tali rafia, ajir, cetok, kaleng, amplop coklat, gembor, knapsack, gunting, mistar/penggaris, jangka sorong, kamera, timbangan analitik, papan nama dan alat tulis. Penelitian dilaksanakan menggunakan rancangan acak kelompok (RAK) dengan tiga kali ulangan. Perlakuan yang digunakan yaitu 37 genotip ercis. Pengamatan dilakukan terhadap 30 karakter yang meliputi tinggi tanaman, diameter batang, jumlah cabang, jumlah daun, panjang ruas, waktu awal muncul bunga, jumlah bunga per tanaman, jumlah polong per tanaman, berat polong segar per tanaman, berat polong kering per tanaman, panjang polong segar, panjang polong kering, lebar polong segar, lebar polong kering, tebal polong segar, tebal polong kering, berat biji segar per tanaman , berat biji kering per tanaman, jumlah biji per tanaman, berat biji kering per tanaman, berat biji segar per polong, berat biji kering per polong, jumlah biji per polong, berat 100 biji segar, berat 100 biji kering, panjang biji segar, panjang biji kering, lebar biji segar, lebar biji kering, tebal biji segar, tebal biji kering. Data pengamatan dianalisis ragam (ANOVA) berdasarkan sebaran F 5%. Koefisien korelasi diketahui berdasarkan peningkatan komponen varian dan kovarian. Nilai kovarian yang diuji berdasarkan sebaran t 5%. Hasil penelitian menunjukkan terdapat keragaman pada 30 karakter genotip ercis Karakter yang memiliki nilai ragam genetik lebih besar dibandingkan dengan ragam lingkungannya yaitu tinggi tanaman, panjang ruas, diameter batang, hari berbunga, panjang polong segar, panjang polong kering, lebar polong kering, berat biji segar per polong, jumlah biji per polong, panjang biji segar, lebar biji segar, tebal biji segar, berat biji kering per polong dan jumlah biji per polong. Rentang ragam genetik dan lingkungan yang paling tinggi yaitu pada tinggi tanaman. Karakter pengamatan yang lain menunjukkan nilai ragamlingkungannya lebih besar. Hasil analisis kovarian komponen hasil dan hasil panen segar ercis menunjukkan nilai yang nyata pada semua karakter kecuali tinggi tanaman, awal muncul bunga dan jumlah cabang. Analisis Kovarian komponen hasil dan hasil panen kering ercis juga menunjukkan nilai yang nyata pada semua karakter, kecuali karakter jumlah cabang dan awal muncul bunga. Berdasarkan hasil korelasi antara komponen hasil dan hasil panen segar terdapat 13 karakter yang memiliki korelasi genetik dan fenotipnya yaitu, panjang ruas, diameter batang, jumlah daun, panjang polong, lebar polong, tebal polong, berat biji per polong, jumlah biji per polong, panjang biji, lebar biji, tebal biji, jumlah polong per tanaman, berat polong per tanaman, dan jumlah biji. Analisis korelasi antara komponen hasil dan hasil panen kering ercis menunjukkan adanya 11 karakter yang memiliki korelasi genetik dan fenotip. Karakter tersebut diantaranya: panjang ruas, jumlah daun, jumlah bunga per tanaman, berat polong per tanaman , panjang polong, tebal polong, jumlah biji per tanaman, berat biji per polong, jumlah biji per polong, berat 100 biji dan lebar biji