Analisis pemasaran susu pasteurisasi pada Perusahaan Susu Perdana Desa Bokor Kecamatan Tumpang Kabupaten Malang

Main Author: SuluhPujiKristanto
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2006
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/136239/1/050602098.pdf
http://repository.ub.ac.id/136239/
Daftar Isi:
  • Kegiatan penelitian dilaksanakan di perusahaan susu Perdana di desa Bokor, kecamatan Tumpang, kabupaten Malang. Kegiatan penelitian berlangsung pada bulan Maret 2006. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui saluran dan lembaga pemasaran, mengukur biaya, tingkat keuntungan, margin pemasaran, share harga yang diterima oleh perusahaan, share biaya pemasaran dan share keuntungan dari masing-masing lembaga pemasaran Metode yang digunakan adalah survey. Pengambilan sampel secara purposive sampling. Analisis data dilakukan secara kualitatif yaitu dengan menggunakan analisa deskriptif dan analisa kuantitatif dengan menggunakan analisis margin pemasaran, farmer’s share , share biaya dan keuntungan pada masing-masing lembaga pemasaran. Hasil penelitian menunjukkan bahwa saluran yang terbentuk pada pemasaran susu pasteurisasi terdiri dari : 1. Produsen → Agen → Loper → Konsumen 2. Produsen → Loper → Konsumen 3. Produsen → Agen → Pedagang Pengecer → Konsumen 4. Produsen → Loper → Pedagang Pengecer → Konsumen 5. Produsen → Pedagang Pengecer → Konsumen Lembaga pemasaran yang terlibat adalah produsen, agen, loper, pedagang pengecer dan konsumen. Biaya produksi yang dikeluarkan oleh produsen selama satu hari sebesar Rp. 437.420,49. Biaya yang dikeluarkan oleh agen untuk kemasan 120 ml pada saluran 1 sebesar Rp.14,40 dengan keuntungan Rp.35,60. untuk kemasan 60 ml pada saluran 3 agen tidak mengeluarkan biaya pemasaran dengan keuntungan Rp. 100,00 per botol. Biaya yang dikeluarkan loper untuk kemasan 120 ml pada saluran 1 dan 2 sebesar Rp. 2,06 dengan keuntungan Rp247,94, untuk kemasan 60 ml pada saluran 4 loper tidak mengeluarkan biaya pemasaran dengan keuntungan Rp.100,00. Pedagang pengecer tidak mengeluarkan biaya sama sekali dan memperoleh keuntungan sebesar Rp.100,00 per botol. Margin pemasaran untuk kemasan 60 ml pada saluran 3, 4 dan 5 sebesar Rp. 200,00; Rp. 200,00 dan Rp. 100,00 dan untuk kemasan 120 ml terdapat pada saluran 1, 2 dan 5 berturut-turut Rp. 300,00; Rp. 250,00 dan Rp. 100,00. Share harga yang diterima produsen untuk kemasan 60 ml pada saluran 3, 4 dan 5 berturut-turut adalah 66, 67%; 66,67% dan 83,33%, sedangkan untuk kemasan 120 ml pada saluran 1, 2 dan 5 berturut-turut sebesar 70%; 75% dan 90%. Share keuntungan dan biaya pemasaran saluran 1 sebesar 2,47 untuk agen dan 120,51 untuk loper. Saluran pemasaran 2 sebesar 120,51 untuk loper, sedangkan untuk saluran pemasaran 3, 4 dan 5 tidak ada share keuntungan. Kesimpulan dari penelitian ini bahwa terdapat lima saluran pemasaran susu pasteurisasi pada perusahaan susu Perdana. Saluran pemasaran yang paling efisien adalah saluran 5. Sesuai dengan hasil penelitian, maka disarankan untuk tetap menjaga hubungan baik antara produsen dan lembaga-lembaga pemasaran yang ada pada setiap saluran pemasaran, mengingat dampak positif yang diperoleh dengan adanya hubungan baik tersebut.