Korelasi genetik performans produksi dan statistik vital pada kambing hasil persilangan [F1] pejantan Boer murni dengan kambing lokal
Main Author: | BetyRosahastuti |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2008
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/136194/1/050800322.pdf http://repository.ub.ac.id/136194/ |
Daftar Isi:
- Tujuan penelitian ini adalah untuk mengestimasi korelasi genetik bobot sapih (BS) dan statistik vital (Panjang Badan, Lingkar Dada, Tinggi Gumba) pada keturunan pertama (F1) hasil persilangan pejantan Boer murni dengan induk Peranakan Etawah (PE). Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam pelaksanaan program persilangan antara kambing Boer murni dengan kambing PE dan dapat digunakan sebagai bahan informasi penelitian selanjutnya. Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah kambing keturunan pertama (F1) hasil persilangan pejantan Boer murni dengan induk PE yang berumur 3-4 bulan (umur sapih) sejumlah 46 ekor dari 4 ekor pejantan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus dengan pengamatan langsung di lapang. Penentuan sampel menggunakan purposive sampling yaitu sampel yang diambil telah ditetapkan berdasarkan kriteria tertentu. Variabel yang diamati dalam penelitian ini adalah tipe kelahiran, bobot sapih (BS) dan ukuran statistik vital (PB, LD, TG). Data dianalisis dengan metode analisis ragam pola tersarang. Pendugaan nilai korelasi genetik menggunakan metode korelasi antar saudara kandung dan tiri. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa nilai rata-rata bobot sapih pada F1 jantan sebesar 13,85±2,38 kg dan untuk F1 betina sebesar 10,59±2,57kg. Setelah dikoreksi dipeoleh bobot sapih total F1 sebesar 13,81±2,81 kg. Rata-rata ukuran statistik vital (PB, LD, TG) F1 jantan secara berturut-turut sebesar 42,33±1,98; 47,75±3,21; 51,08±3,44 cm dan pada F1 betina sebesar 40,81±2,57; 43,74±3,85; 47,03±2,79 cm. Ukuran statistik vital total F1 yang telah dikoreksi secara berturut-turut sebesar 42,38±2,28; 47,52±3,64; 51,56±3,24 cm. Nilai korelasi genetik (rG) bobot sapih dengan panjang badan, bobot sapih dengan lingkar dada, dan bobot sapih dengan tinggi gumba secara berturut-turut sebesar 0,81±0,4 (positif tinggi); 0,47±0,77 (positif sedang); dan 0,14±0,55 (positif rendah). Nilai korelasi genetik bobot sapih dengan panjang badan tergolong positif tinggi yang berarti bahwa bobot sapih secara genetik mempunyai hubungan yang erat dengan panjang badan sehingga panjang badan dapat digunakan sebagai kriteria seleksi karena seleksi pada panjang badan dapat memberikan respon seleksi berkorelasi pada bobot sapih.