Kualitas Spermatozoa Post Thawing dengan kombinasi penambahan Bovine Serum Albumin (BSA) dan Fetal Bovine Serum (FBS) pada kambing Peranakan Ettawa (PE) dalam Media TCM-199

Main Author: MaharAhadi
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2007
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/136179/1/050800116.pdf
http://repository.ub.ac.id/136179/
Daftar Isi:
  • Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai dengan Juni 2007 di Laboratorium Makmal Reprogen RS. Mutiara Bunda di Jl. Ciujung No. 19 Malang. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan kualitas spermatozoa kambing PE yang optimal setelah proses thawing suplementasi kombinasi BSA dan FBS dalam rangka mempersiapkan IVF dengan menggunakan media TCM -199. Materi penelitian yang digunakan adalah 20 straw semen beku kambing Peranakan Ettawa dengan kualitas standart tersertifikasi (motility 40%) yang berasal dari Balai Besar Inseminasi Buatan (BBIB) Singosari. Metode yang digunakan adalah metode percobaan dengan empat perlakuan yaitu masing-masing menggunakan pengencer TCM -199 sebanyak 3 ml tanpa suplementasi kombinasi BSA dan FBS (P0), BSA 0,1% + FBS 5% (P1), BSA 0,3% + FBS 5% (P2) dan BSA 0,5% + FBS 5% (P3), setelah proses post thawing dan inkubasi. Setiap perlakuan mempunyai lima kali ulangan. Variabel pengamatan adalah motilitas, viabilitas dan abnormalitas spermatozoa. Data yang diperoleh dianalisa dengan menggunakan RAL dan dilanjutkan dengan uji BNT (Beda Nyata Terkecil) pada masing-masing perlakuan. Hasil Hasil penelitian menunjukkan bahwa persentase motilitas, viabilitas dan abnormalitas spermatozoa P0 post thawing adalah 70±0,00%, 68,6±5,59% dan 10,2±1,92%. Pada P1 persentase motilitas, viabilitas dan abnormalitas spermatozoa adalah 56±5,48%, 75±12,51% dan 3,4±1,67%. Pada P2 persentase motilitas, viabilitas dan abnormalitas spermatozoa adalah 56±8,94%, 78,8±5,31% dan 1,7±1,04%. Pada P3 persentase motilitas, viabilitas dan abnormalitas spermatozoa adalah 54±8,94%, 72,8±13,10% dan 1,2±0,45%. Sedangkan persentase motilitas, viabilitas dan abnormalitas spermatozoa P0 (setelah suplementasi kombinasi BSA + FBS dan inkubasi selama 30 menit) adalah 36±5,48%, 42,4±22,88% dan 20±5,96%. Pada P1 persentase motilitas, viabilitas dan abnormalitas spermatozoa adalah 44±5,48%, 52±11,68%, dan 4,8±1,10%. Pada P2 persentase motilitas, viabilitas dan abnormalitas spermatozoa adalah 42±8,37%, 56,4±7,40% dan 1,6±0,22%. Pada P3 persentase motilitas, viabilitas dan abnormalitas spermatozoa adalah 36±11,40%, 46,2±21,72% dan 2,4±0,82%. Kesimpulan yang dapat dikemukakan dari hasil penelitian ini adalah suplementasi dari tiap level dapat dimanfaatkan untuk mengurangi abnormalitas spermatozoa kambing PE post thawing yang optimal untuk fertilisasi in vitro . Sedangkan motilitas dan viabilitas spermatozoa tidak ada perbedaan antar perlakuan. Dilihat dari persentase motilitas pada penelitian yang telah dilakukan bahwa semakin rendah konsentrasi dari suplemen akan berakibat meningkatnya motilitas. Oleh karena itu disarankan sebaiknya dilakukan penelitian lanjutan untuk mengetahui suplementasi yang optimal antara konsentrasi BSA 0% + FBS 5% sampai dengan BSA 0,1% + FBS 5% dengan range yang lebih kecil dalam pengencer TCM -199 terhadap kualitas semen kambing PE post thawing.