Evaluasi Kualitas Konsentrat Sapi Perah Laktasi Di Beberapa Koperasi Di Wilayah Kabupaten Malang Ditinjau Dari Produksi Gas, Kecernaan Dan Kadar Nh3 Secara In Vitro
Main Author: | Handayani, Mutiara Caesar |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2018
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/13601/1/Mutiara%20Caesar%20Handayani.pdf http://repository.ub.ac.id/13601/ |
Daftar Isi:
- Perkembangan peternakan sapi perah di Indonesia tidak terlepas dari sejarah perkembangannya dan kebijakan pemerintah sejak zaman Hindia Belanda. Usaha peternakan sapi perah pada awalnya dimulai untuk memenuhi kebutuhan orang-orang Belanda dan diusahakan oleh nonpribumi, dan baru pada tahun 1925 diperkirakan berdiri perusahaan sapi perah pribumi yang pertama. Ternak sapi perah merupakan salah satu usaha andalan sub sektor peternakan yang prospektif dalam kegiatan agribisnis. Pengembangan usaha ternak ini berdampak positif terhadap penciptaan lapangan kerja dan menjanjikan pendapatan tunai, sehingga dapat memotivasi peternak untuk berperan aktif dalam kegiatan agribisnis guna meningkatkan pendapatan keluarganya. Sapi Friesian Holstein (FH) merupakan sapi yang secara genetik peka terhadap perubahan iklim makro dan mikro terutama suhu dan kelembapan udara yang disebabkan oleh faktor lingkungan. Sapi FH yang dipelihara di lokasi yang memiliki suhu tinggi dan kelembaban udara yang tidak mendukung,viii maka sapi tersebut akan mengalami cekaman panas yang berakibat pada menurunnya produktivitas sehingga potensi genetiknya tidak dapat tampil secara optimal. Provinsi Jawa Timur merupakan salah satu penghasil susu terbesar di Indonesia selain provinsi Jawa Barat. Populasi sapi perah di Jawa Timur mencapai 30 % dari populasi sapi perah nasional. Sebagian dari populasi sapi perah tersebut berada di wilayah Kabupaten Malang, yang di kembangkan hampir di seluruh Kecamatan, mulai dari Ngantang, Karangploso, Pujon, Dau, Lawang, Tumpang, Jabung, Wajak, Bantur, Poncokusumo, Gondanglegi, dan Ngajum. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kualitas konsentrat sapi perah laktasi yang berasal dari Koperasi Unit Desa (KUD) dan kecukupan nutrien sapi perah laktasi peternakan rakyat di Kecamatan Karangploso, Pujon dan Jabung. Materi penelitian yang digunakan adalah bahan pakan konsentrat yang berasal dari koperasi unit desa. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah observasi 5 responden dimasing-masing kecamatan, dengan penentuan lokasi didasarkan pada kecamatan sentra peternakan sapi perah yang ada di Kabupaten. Pengambilan sampel menggunakan metode Purposive Sampling ialah pengambilan sampel secara sengaja dengan kriteria berdasarkan pada sampel konsentrat yang berasal dari peternak yang merupakan anggota koperasi unit desa masing-masing kecamatan yaitu Koperasi Karangploso di Kecamatan Karangploso, Koperasi SAE Pujon di Kecamatan Pujon dan KAN Jabung di Kecamatan Jabung. Variabel yang diamati ialah produksi gas total, potensi produksi gas (b), laju produksi gas (c), Kecernaan BK (KcBK) dan Kecernaan BO (KcBO) serta kadar NH3. Berdasarkan hasil penelitian konsentrat yang berasal dari ketiga koperasi unit desa mempunyai nilai produksi gas total sebagai berikut KAN Jabung 91,31 ml/500 mg BK, KUD Karangploso 77,79 ml/500 mg BK dan KOPSAE Pujon 59,38 ml/500 mg BK. Nilai rata-rata potensi produksi gas (b) dan laju produksi gas (c) pada masing-masing wilayah ialah KAN Jabung 92,4 ml/500 mg BK dan 0,092 ml/jam, KUD Karangploso 78,7 ml/500 mg BK dan 0,093 ml/jam serta KOPSAE Pujon 60,0 ml/500 mg BK dan 0,094 ml/jam. Nilai Kecernaan Bahan Kering (KcBK) dan Kecernaan Bahan Organik (KcBO) pada masing-masing wilayah ialah KAN Jabung 56,2% dan 57,6% , KUD Karangploso 54,3% dan 56,0% , KOPSAE Pujon 51,6% dan 52,9%. Nilai kadar NH3 pada masing-masing wilayah ialah KAN Jabung 285,6 mg/L, KUD Karangploso 266,9 mg/L, KOPSAE Pujon 247,0 mg/L Berdasarkan hasil penelitian sampel konsentrat yang di produksi pada masing-masing di beberapa Koperasi di wilayah Kabupaten Malang menunjukkan bahwa nilai produksi gas, kecernaan in vitro, dan kadar NH3 dihasilkan di beberapa koperasi di wilayah Kabupaten Malang yaitu KAN Jabung tertinggi diikuti oleh KUD Karangploso dan KOPSAE Pujon. Saran yang dapat disampaikan dari penelitian ini yaitu pemilihan konsentrat jika berdasarkan nilai produksi gas, nilai kecernaan, dan kadar NH3 cenderung lebih baik di KAN Jabung dibandingkan kosentrat yang diproduksi KUD Karangploso dan KOPSAE Pujon