Pengaruh Penambahan Probiotik Bentuk Tepung Dalam Pakan Lengkap Terhadap Bobot Potong Dan Karakteristik Karkas Kelinci Peranakan New Zealand White Periode Lepas Sapih
Main Author: | Sa`diyah, Kalimatus |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2017
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/135976/2/JURNAL.pdf http://repository.ub.ac.id/135976/3/KALIMATUS_SA%27DIYAH_135050100111053.pdf http://repository.ub.ac.id/135976/ |
Daftar Isi:
- Peningkatan kesadaran masyarakat akan produk bergizi tinggi mendorong peningkatan permintaan produk peternakan di pasaran, khususnya daging. Ternak kelinci merupakan salah satu ternak yang dapat dijadikan alternatif pemenuhan konsumsi akan protein hewani. Produktivitas kelinci di Indonesia masih perlu ditingkatkan. Salah satu cara guna meningkatkan produktivitas ternak ialah dengan manipulasi pakan melalui penambahan feed-additive berupa probiotik. Probiotik merupakan kultur mikroba hidup yang apabila diberikan ke ternak berfungsi untuk mencegah tumbuhnya mikroorganisme patogen, mendorong pertumbuhan mikroba yang diinginkan dan zat-zat yang merangsang pertumbuhan. Probiotik mampu menghasilkan enzim-enzim pencernaan seperti protease, lipase, selulase yang dapat meningkatkan daya cerna pakan. Penampilan produksi kelinci yang dihasilkan ketika masa potong berkorelasi dengan tingkat daya cerna suatu pakan, daya cerna yang tinggi meningkatkan efisiensi pakan sehingga banyak nutrisi pakan yang dapat dikonversikan ke dalam bentuk daging. Bobot potong dan karakteristik karkas x merupakan indikator produktivitas ternak yang menjadi salah satu ukuran penilaian keberhasilan manajemen pakan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh penambahan probiotik bentuk tepung dalam pakan lengkap terhadap bobot potong dan karakteristik karkas kelinci New Zealand White. Penelitian ini dilaksanakan bulan Nopember 2016 sampai dengan Januari 2017. Lokasi penelitian di peternakan kelinci Azhar Farm milik Saudara Masyhuri Azhar, S.Pt, Jalan Slamet No.3B Gang V RT/RW.03/02, Dsn. Banaran, Kec. Bumiaji, Kota Batu dan analisis proksimat pakan dilakukan di Laboratorium Nutrisi dan Makanan Ternak, Fakultas Peternakan, Universitas Brawijaya, Malang. Materi penelitian adalah kelinci peranakan New Zealand White (NZW) sebanyak 40 ekor berumur 35 hari dan berjenis kelamin jantan. Metode yang digunakan adalah percobaan laboratorium dan lapang dengan Rancangan Acak Kelompok (RAK) menggunakan 5 perlakuan, 4 kelompok ternak berdasarkan bobot sapih, dan tiap kelompok menggunakan 2 ekor ternak. Perlakuan yang diuji cobakan antara lain perlakuan pakan lengkap tanpa penambahan probiotik (P0), penambahan 0,25% probiotik (P1), penambahan 0,5% probiotik (P2), penambahan 0,75% probiotik (P3), dan penambahan 1% probiotik (P4). Penelitian dilakukan selama 8 minggu. Variabel yang diamati meliputi bobot potong, bobot karkas, persentase karkas, dan retail cuts. Data diolah dengan analisis statistik menggunakan ANOVA. Hasil yang berbeda atau signifikan akan dilanjutkan menggunakan Uji Jarak Berganda Duncan’s (UJBD). Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan probiotik bentuk tepung dalam pakan lengkap memberikan pengaruh tidak nyata (P>0.05) terhadap bobot potong, bobot karkas, persentase karkas, dan retail cuts. Rata-rata pada bobot potong yaitu perlakuan P0, P1, P2, P3, dan P4 berturut-turut 2427,75±150,75; 2396±131,30; 2505,75±46,05; 2351,25±32,85; dan 2713±261,09 gram, bobot karkas xi 1082±71,32; 1026±75,86; 1085±31,44; 1009±68,94; dan 1175±158,70 gram, persentase karkas 44,60±1,96; 42,78±1,56; 43,28±1,4; 42,93±2,52; dan 43,18±1,82 %, persentase retail cuts berdasarkan bobot tubuh didapati untuk Foreleg berturutturut sebesar 7,35±0,61; 7,00±0,71; 6,63±0,4; 7,00±0,56; dan 7,08±0,42 %, Rack 9,6±0,83; 8,9±0,6; 9,0±0,64; 8,9±1,1; dan 8,85±1,07 %, Abdominal wall-Loin 10,98±0,54; 10,75±1,07; 10,38±0,42; 10,8±0,81; dan 11,18±0,43 %, serta Hindleg 16,65±1,05; 15,83±0,87; 16,63±1,13; 15,85±0,99; dan 15,9±0,68 %. Kesimpulan dari penelitian ini ialah Penambahan probiotik bentuk tepung dalam pakan lengkap hingga level 1% dapat meningkatkan bobot potong dan bobot karkas, namun belum dapat meningkatkan persentase karkas dan retail cut karkas kelinci. Penambahan probiotik bentuk tepung dalam pakan lengkap sebesar 1% memberikan kecenderungan nilai bobot potong dan bobot karkas yang terbaik. Disarankan perlu adanya penelitian lebih lanjut terkait penambahan probiotik bentuk tepung dalam pakan lengkap pada kelinci peranakan NZW periode lepas sapih dengan level pemberian yang lebih tinggi dan periode penelitian yang lebih lama untuk mendapatkan bobot potong, bobot karkas, persentase karkas dan retail cuts yang lebih maksimal