Pengaruh Pemberian Probiotik Dari Mikroba Rumen Domba Terhadap Konsumsi Dan Kecernaan Pada Pedet Sapi Betina PFH

Main Author: Digmantara, DebbySetya
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2017
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/135975/1/SKRIPSI_Debby_Setya_Digmantara_%28115050107111028%29.pdf
http://repository.ub.ac.id/135975/
Daftar Isi:
  • Penggunaan probiotik untuk memperbaiki produktivitas ternak semakin banyak menarik perhatian para peneliti. Probiotik didefinisikan sebagai substrat mikroorganisme yang diberikan kepada ternak lewat pakan maupun air minum dan memberikan efek positif dengan cara memperbaiki keseimbangan mikroorganisme, meningkatkan populasi dan aktifitas mikroba di dalam saluran pencernaan. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari sampai dengan bulan Mei 2016, bertempat di P Desa Ngijo Kecamatan Karangploso Kabupaten Malang. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian probiotik yang diperoleh dari mikroba rumen domba terhadap konsumsi dan kecernaan pakan pada pedet sapi betina peranakan Friesian Holstein (FH). Kegunaan dari penelitian ini adalah untuk dapat memberikan informasi kepada peternak dan masyarakat umum tentang pemanfaatan dan penggunaan probiotik serta sebagai bahan informasi untuk penelitian lebih lanjut. Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah 9 ekor pedet sapi betina PFH dengan umur berkisar 4 5 bulan dengan bobot badan berkisar 52 65 kg dan probiotik cair yang diperoleh dari mikroba rumen domba. Metode yang digunakan adalah percobaan dengan menggunakan Rancangan viii Acak Kelompok dengan menggunakan 3 perlakuan dan 3 ulangan sebagai kelompok. Pakan basal yang diberikan terdiri dari Calf Milk Replacer (CMR) + calf starter + rumput gajah. Perlakuan adalah P0 (Kontrol): pakan basal + probiotik 0 mL/ekor/hari, P1: pakan basal + probiotik 7,5 mL/ekor/hari dan P2 : pakan basal + probiotik 10 mL/ekor/hari. Probiotik diberikan dengan cara dicampurkan kedalam larutan CMR. Variabel yang diamati adalah konsumsi bahan kering (KBK), konsumsi bahan organik (KBO), kecernaan bahan kering (KcBK), kecernaan bahan organik (KcBO), Konsumsi Bahan Kering Tercerna (KBKT) dan Konsumsi Bahan Organik Tercerna (KBOT). Data dianalisis menggunakan analisis ragam dan dilanjutkan dengan uji BNT Hasil penelitian menunjukkan bahwa masing-masing perlakuan P0, P1 dan P2 berturut -turut untuk KBK adalah 2698,74 ± 2,24 g/ekor/hr; 2703,10 ± 6,90 g/ekor/hr; 2710,14 ± 5,73 g/ekor/hr, KBO adalah 2248,92 ± 3,70 g/ekor/hr; 2256,50 ± 4,91 g/ekor/hr; 2268,66 ± 13,98 g/ekor/hr, KCBK adalah 53,99 ± 0,92%; 54,01 ± 0,86%; 55,01 ± 0,48%; KCBO adalah 57,02 ± 0,77% ; 57,51 ± 0,83%; 58,68 ± 0,65%. KBKT adalah 1456,98 ± 25,80 g/ekor/hr; 1460,10 ± 25,49 g/ekor/hr; 1490,81 ± 15,09 g/ekor/hr. KBOT adalah 1282,21 ± 15,12 g/ekor/hr; 1297,77 ± 21,49 g/ekor/hr; 1331,24 ± 22,89 g/ekor/hr. Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa ternak yang diberi probiotik dari mikroba rumen domba tidak memberikan respon secara nyata (P>0,05) terhadap konsumsi dan kecernaan pedet sapi betina PFH. Namun demikian terdapat kecenderungan semakin tinggi dosis probiotik yang diberikan, nilai KBK, KBO, KcBK, KcBO dan KBKT, KBOT semakin meningkat. Perlakuan P2 dengan pemberian probiotik sebanyak 10 mL/ekor/hari menunjukkan perlakuan yang terbaik. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pemberian probiotik asal mikroba rumen domba dengan dosis 10 mL/ekor/hari pada P2 lebih baik dalam peningkatan KBK, ix KBO, KcBK, KcBO dan KBKT, KBOT dibandingkan perlakuan P0 dan P1. Disarankan perlu diadakan penelitian dan kajian lebih lanjut dengan dosis probiotik yang lebih tinggi.