Daftar Isi:
  • Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Juli - Agustus 2014 di Laboratorium Kimia Universitas Islam Negeri (UIN) Malang dan Laboratorium Bakteriologi Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya Malang. Sampel susu diambil dari peternakan milik Bapak Suyono di Kecamatan Jabung Kabupaten Malang. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh ekstrak daun kersen (Muntingia calabura L.) menggunakan pelarut air sebagai daya hambat bakteri Streptococcus agalactiae yang merupakan penyebab mastitis pada sapi perah. Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai sumber informasi bagi peternak tentang ekstrak daun kersen dari bahan alami sebagai viii teat dipping pada sapi perah dan mampu mengurangi penggunaan bahan kimia seperti Iodips yang dapat menimbulkan residu pada susu yang dihasilkan dan umum digunakan sebagai teat dipping pada sapi perah. Materi penelitian ini adalah menggunakan bakteri Streptococcus agalactiae yang diperoleh dari susu mastitis subklinis skor 3 yang telah dilakukan uji CMT. Ekstrak daun kersen dibuat dengan konsentrasi (P1) 30%, (P2) 40%, (P3) 50%, (P4) 60% dan (P0) larutan Iodips 10% sebagai kontrol. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah percobaan menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan 5 perlakuan dan 4 ulangan untuk menguji berbagai konsentrasi ekstrak daun kersen terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus agalactiae untuk mengetahui zona hambat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak daun kersen (Muntingia calabura L.) dengan konsentrasi 30%, 40%, 50% dan 60% memiliki kemampuan dalam menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus agalactiae. Ekstrak daun kersen (Muntingia calabura L.) dalam menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus agalactiae menunjukkan hasil berbeda sangat nyata (P<0,01) dengan larutan Iodip 10% yang merupakan pembanding zat antimikroba. Nilai rata-rata diameter zona hambat bakteri Streptococcus agalactiae terhadap perlakuan (P0) 17,52 mm, (P1) 6,98 mm, (P2) 9,38 mm, (P3) 11,70 mm, (P4) 14,15 mm. Peningkatan konsentrasi ekstrak daun kersen (Muntingia calabura L.) akan mempengaruhi zona ix hambat yang terbentuk semakin tinggi konsentrasi maka semakin besar zona hambat yang terbentuk. Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah ekstrak daun kersen (Muntingia calabura L.) menggunakan pelarut air dengan konsentrasi 30%, 40%, 50% dan 60% memiliki kemampuan dalam menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus agalactiae namun masih belum bisa menggantikan Iodips. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang penggunaan ekstrak daun kersen (Muntinga calabura L.) menggunakan pelarut air dengan konsentrasi diatas 60% terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus agalactiae.