Analisis Karakteristik Biologi Ikan Nila (Oreochromis niloticus) Pada Pengepul Di Daerah Sekitar Bendungan Rolak Songo Desa Lengkong, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur
Main Author: | Huda, MNurul |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2017
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/135951/1/SKRIPSI-M.__NURUL_HUDA-125080100111084-MSP-FPIK.pdf http://repository.ub.ac.id/135951/2/ARTIKEL-M._NURUL_HUDA-125080100111084-MSP-FPIK.pdf http://repository.ub.ac.id/135951/3/PKM-M.__NURUL_HUDA-125080100111084-MSP-FPIK.pdf http://repository.ub.ac.id/135951/ |
Daftar Isi:
- Kegiatan penangkapan ikan yang dilakukan secara terus menerus dapat mengakibatkan berkurangnya populasi maupun keanekaragaman jenis ikan. Dengan demikian analisis karakteristik biologi ikan perlu diteliti untuk mengetahui kapan saatnya ikan tersebut boleh ditangkap.Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei sampai Juni 2016 bertujuan untuk memberikan informasi keadaan sumberdaya ikan nila yang tertangkap dan karakteristik biologi ikan nila dari hasil tangkapan dengan menggunakan alat tangkap jaring di bendungan Rolak Songo Kabupaten Mojokerto. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah survei. Pengambilan sampel dilakukan pada salah satu pengepul ikan nila di Kecamatan Mojoanyar. Pengepul tersebut menerima hasil tangkapan ikan dari berbagai titik penangkapan di daerah sekitar bendungan Rolak Songo. Data ikan nila yang diperoleh dari pengepul diobservasi secara langsung. Pengambilan sampel dilakukan selama 4 kali dengan selang 1 minggu masing-masing berjumlah 75 ekor. Total sampel ikan nila yang diamati berjumlah 300 ekor, dengan asumsi jumlah sampel sudah mewakili populasi yang sebenarnya. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ikan nila jantan mempunyai kisaran panjang 120,20 – 231,40 mm dan kisaran bobot 50,56 – 168,98 gr, sedangkan ikan nila betina mempunyai kisaran panjang 121,20 – 229,10 mm dan kisaran bobot 50,22 – 165,78 gr. Berdasarkan analisis hubungan panjang dengan berat individu, ikan nila jantan dan betina memiliki pola pertumbuhan allometrik negatif karena keduanya memiliki nilai b < 3. Ikan nila jantan memiliki nilai b sebesar 1.44193 dan betina sebesar 1.81823. Hal ini menunjukkan bahwa pertumbuhan panjang ikan nila lebih cepat daripada beratnya. Berdasarkan analisis tingkat kematangan gonad pada ikan nila jantan terbanyak pada TKG II yaitu sebesar 31,54 %, sedangkan pada ikan nila betina nilai TKG tertinggi pada TKG I dan TKG II yaitu sebesar 29,54 %. IKG ikan betina tertinggi dengan kisaran 1,32 - 1,46 %, sedangkan untuk ikan jantan IKG tertinggi dengan kisaran 1,24 - 1,37 %. IKG terendah ikan jantan yaitu dengan kisaran 0,26 - 0,39 % dan pada ikan betina IKG terendah dengan kisaran 0,27 - 0,41 %. Nisbah kelamin optimal pada ikan nila jantan dan betina di alam yaitu sebesar 1:3. Berdasarkan analisis nisbah kelamin ikan nila jantan dan betina yang didapatkan, perbandingan ikan nila jantan dan betina yaitu sebesar 1,2 : 1. sehingga dapat disimpulkan bahwa komposisi ikan nila jantan dan betina tidak seimbang. Berdasarkan hasil penelitian yang menunjukkan bahwa hasil tangkapan nelayan sudah layak tangkap karena ikan nila yang tertangkap memiliki ukuran panjang lebih dari 10-11 cm dan tingkat kematangan gonad yang diperoleh didominasi TKG II. Namun perlu adanya pembatasan penangkapan terhadap ikan nila betina, mengingat nisbah kelamin pada penelitian ini tidak seimbang