Analisis Aktivitas Kandungan Senyawa Ekstrak Rumput Laut Sargassum Cristaefolium Sebagai Kandidat Antioksidan Untuk Mencegah Efek Radikal Bebas Di Perairan
Main Author: | FiqriaQur`any, Fardiana |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2017
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/135868/ |
Daftar Isi:
- Air merupakan sumber daya yang dibutuhkan oleh orang banyak. Sehingga sumber daya ini harus dilindungi agar tidak mengalami pencemaran dan tidak membahayakan yang memanfaatkannya. Pencemeran sendiri berarti suatu penyimpangan dari keadaan normalnya. Pencemaran akan menyebabkan menurunnya kuaitas perairan yang akan menimbulkan banyak permasalahan baru seperti penyakit dan keracunan. Pengaruh dari adanya pencemaran itu sendiri dapat mengurangi respon terhadap sekitar. Hal ini dapat merangsang radikal bebas dalam makhluk hidup. Radikal bebas seperti yang kita ketahui dapat dicegah atau diminimalisir dengan senyawa antioksidan. Rumput laut merupakan salah satu komoditas hasil laut yang tinggi dan bernilai ekonomi yang tinggi pula dan hampir tumbuh di seluruh perairan laut Indonesia. Salah satu rumput laut yang banyak digunakan untuk di cari tahu senyawa antioksidannya adalah alga coklat. Salah satu contoh dari alga coklat adalah sargassum. Tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui bahan aktif apa saja yang terdapat dalam rumput laut Sargassum cristaefoleum, untuk mengetahui aktivitas antioksidan yang terdapat dalam rumput laut Sargassum cristaefoleum yang dapat mencegah radikal bebas 1,1-diphenyl-2-picrylhydrazil (DPPH), dan untuk mengetahui pengaruh jumlah konsentrasi ekstrak rumput laut S. cristaefolium dalam penghambatan radikal bebas. Metode dalam penelitian merupakan metode deskriptif eksploratif dan eksperimental. Penelitian ini dilakukan dengan beberapa tahap yaitu esktraksi rumput laut, identifikasi senyawa ekstrak S. cristaefolium dengan Gas Chromatography – Masss Spectrometry (GC-MS). Tahap terakhir adalah uji aktivitas antioksidan yang meiputi uji DPPH (1,1-diphenyl-2-picrylhydrazil) dan Inhibition concentration 50 (IC50). Hasil Penelitian adalah sebagai berikut yaitu, berdasarkan uji GC-MS diketahui terdapat senyawa phenol, neophytadiene, phytol dan hexadecanoic acid yang diketahui mempunyai fungsi sebagai antioksidan. Pada uji aktivitas antioksidan didapatkan bahwa ekstrak S. cristaefolium menunjukkan hasil yang aktif sebagai antioksidan ditandai dengan perubahan warna yang terjadi dari ungu menjadi kuning. Sedangkan dalam perhitungan IC50 menggunakan analisa probit didapatkan nilai IC50 ekstrak S. cristaefolium sebesar 190,5 ppm sedangkan pada vitamin C nilai IC50 nya sebesar 5,37 ppm. Hasil IC50 ekstrak S. cristaefolium memiliki konsentrasi yang lebih besar dibandingkan dengan vitamin C, hal ini dikarenakan ekstrak S. cristaefolium bukan merupakan antioksidan murni dan masih mengandung senyawa lain yang bukan merupakan senyawa antioksidan. Berdasarkan penjelasan diatas, maka dibutuhkannya penelitian lanjutan mengenai penelitian dengan tema yang sama namun perlu dilakukannya metode tambahan yaitu melalui metode partisi dan metode purifikasi untuk mendapatkan senyawa antioksidan yang sudah murni dan untuk mengetahui lebih mendalam tentang aktivitas S. cristaefolium yang dapat dimanfaatkan sebagai antioksidan alami.