Profil Histologi Otak Ikan Nila (Oreochromis Niloticus) Yang Dipapar Pestisida Berbahan Aktif Sipermethrin Pada Toksisitas Akut

Main Author: Pujianto, Benni
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2017
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/135864/
Daftar Isi:
  • Penggunaan pestisida di bidang pertanian dapat meningkatkan hasil produks hasil pertanian karena melindungi tanaman dari organisme penganggu. Pestisida berbahan aktif sipermethrin merupakan salah satu jenis pestisida yang banyak digunakan oleh petani. Namun penggunaan pestisida yang berlebihan akan menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan. Residu pestisida merupakan salah satu dampak penggunaan pestisida yang dapat terbawa oleh aliran air dan menimbulkan pencemaran perairan. Perairan yang tercemar oleh residu pestisida akan mempengaruhi organisme didalamnya, salah satunya adalah ikan. Oleh karena itu, dilakukan penelitian mengenai pengamatan histologi pada otak ikan nila sebagai indikator toksisitas pestisida berbahan aktif sipermethrin yang dapat digunakan sebagai dasar untuk mengevaluasi pencemaran pestisida. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui nilai LC50–96jam pestisida berbahan aktif sipermethrin terhadap ikan Nila (Oreochromis niloticus) dan untuk mengamati perubahan histologi otak ikan Nila (Oreochromis niloticus) akibat pemaparan pada konsentrasi yang berbeda. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November-Desember 2016 di Laboratorium Budidaya Ikan Divisi Reproduksi Ikan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan dan untuk analisis kerusakan jaringan otak ikan Nila (Oreochromis niloticus) dilakukan di Laboratorium Patologi dan Anatomi, Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya Malang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen dengan analisis data secara deskriptif. Berdasarkan hasil penelitian yang didapatkan bahwa nilai LC50–96jam sebesar 0,080 ppm yang tergolong tingkat daya racun sangat tinggi. Pengamatan histologi otak ikan nila didapat kerusakan berupa hemoragi dan vakuolisasi pada semua konsentrasi. Tingkat kerusakan yang terjadi pada jaringan otak dimulai dari kategori ringan hingga sedang, dengan total persentase kerusakan pada setiap konsentrasi yaitu 0,0135 ppm (6,80%); 0,018 (9,40%); 0,024 ppm (17,20%); 0,032 ppm (19,40%); 0,042 ppm (22,00%); 0,065 ppm (25,20%) dan 0,087 ppm (32,60%). Hal ini dapat dikatakan bahwa semakin tinggi konsentrasi pemaparan pestisida, semakin tinggi total kerusakan yang terjadi pada jaringan otak ikan Nila. Batas sipermethrin di lingkungan perairan yang aman dan dapat ditoleransi bagi kehidupan ikan Nila berkisar pada konsentrasi 0,032 ppm. Sedangkan hasil pengukuran parameter kualitas air menunjukkan kisaran yang sesuai dengan kehidupan ikan Nila, dengan nilai suhu berkisar 23,3-27,40C, nilai derajat keasaman (pH) berkisar antara 8,07-8,77 dan oksigen terlarut 5,14-7,47 mg/l. Dengan demikan penggunaan otak ikan nila dapat dijadikan biomarker terhadap pencemaran pestisida berbahan aktif sipermethrin di lingkungan perairan.