Kendala Kelompok Tani Dalam Adopsi Sistem Tanam Sri (System Of Rice Intensification) Di Desa Randuagung Kecamatan Randuagung Kabupaten Lumajang

Main Author: AinurRohman, Maulana
Format: Thesis NonPeerReviewed Lainnya
Bahasa: eng
Terbitan: , 2017
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/135768/1/SKRIPSI.PDF
http://repository.ub.ac.id/135768/
Daftar Isi:
  • Pemerintah telah banyak merancang program untuk memfasilitasi petani dengan bantuan penyuluh pertanian. Agar tugas penyuluh dapat berhasil tentunya diperlukan peran aktif dan dukungan dari petani karena dengan dukungan dari petani dalam suatu kegiatan akan terjadi suatu kerjasama antara pemberi suatu kegiatan atau program (penyuluh) dengan sasaran program (petani), sehingga pada akhirnya akan tercapai tujuan dari suatu kegiatan atau program tersebut. Pada umumnya sasaran program pemerintah adalah kelompok tani. Adanya, ketika ada hasil penelitian mengenai sistem tanam SRI pemerintah mengerahkan penyuluh untuk menjadi fasilitator penerapan sistem tanam tersebut. Kelompok Tani Khisma Agung merupakan kelompok tani yang dulunya pernah menerima sosialisasi sistem tanam SRI tetapi adopsi inovasi berjalan sangat lambat sangat penting untuk mengetahui kendala anggota kelompok tani dan penyebab adopsi inovasi berjalan sangat lambat. Diharapkan dengan diketahuinya penyebab proses adopsi inovasi yang berjalan sangat lambat tersebut maka pembangunan pertanian semakin cepat dan terarah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Kendala Kelompok Tani di Desa Randuagung dan penyebab adopsi inovasi berjalan sangat lambat. Penelitian ini bersifat deskriptif. Teknik penentuan informan adalah Purposive sampling dengan menentukan secara langsung anggota Kelompok Tani Khisma Agung sebagai petani informan. Terdapat 18 informan dalam penelitian ini dan 2 informan kunci dari petugas penyuluh pertanian. Analisis data pada penelitian ini menggunakan model interaktif dari Miles, Huberman, and Saldana (2014) yaitu terdiri dari tiga alur kegiatan yang terjadi secara bersamaan. Ketiga alur tersebut adalah reduksi data, penyajian data, penarikan kesimpulan atau verifikasi. Hasil dari penelitian ini diketahui bahwa Kelompok Tani Khisma Agung mempunyai 30 anggota petani yang aktif melakukan kegiatan kelompok tani. Kegiatan tersebut antara lain pertemuan kelompok, praktek lapang dan pertemuan dengan penyuluh. Sebagian anggota kelompok tani mengkonsumsi hasil panennya sendiri jika ada hasil lebih baru dijual. Respon anggota Kelompok Tani Khisma Agung dilihat berdasarkan Sikap, Pengetahuan, dan Keterampilan. Petani hanya menerima komponen teknologi SRI yang mudah diterapkan serta mempunyai risiko yang rendah ketika dicoba, dan menolak komponen teknologi SRI yang sulit untuk diterapkan serta mempunyai risiko yang tinggi ketika dicoba. Lambatnya adopsi inovasi anggota Kelompok Tani Khisma Agung disebabkan oleh: Sistem tenaga kerja, Ketersediaan air, Kurangnya bukti nyata, Keberlanjutan program, Bantuan datang terlambat, Organisme pengganggu tanaman, dan Biaya.