Pengaruh Perbedaan Kedalaman Mata Pancing Alat Tangkap Pancing Ulur (Handline) Terhadap Ikan Hasil Tangkapan Di Instalasi Pelabuhan Perikanan Pondokdadap, Kabupaten Malang

Main Author: Nugroho, WildanArdhy
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2017
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/135744/1/SKRIPSI_WILDAN_ARDHY_NUGROHO_125080207111003_PSP.pdf
http://repository.ub.ac.id/135744/1/Artikel_125080207111003_Wildan_Ardhy_Nugroho.pdf
http://repository.ub.ac.id/135744/2/PKM_Wildan_Ardhy_Nugroho_125080207111003_PSP.pdf
http://repository.ub.ac.id/135744/
Daftar Isi:
  • Kabupaten Malang merupakan salah satu wilayah Jawa Timur yang berpotensi dalam upaya pengelolaan sumberdaya perikanan laut. Kabupaten Malang bagian selatan memiliki pantai sepanjang 77 km yang terletak di 6 kecamatan, yaitu: Ampel Gading, Tirtoyudo, Sumbermanjing Wetan, Donomulyo, Bantur, dan Gedangan. Sumberdaya perikanan laut yang dimanfaatkan pada tahun 2007 antara lain, jumlah total produksi ikan yang didaratkan di Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Pondokdadap sebesar 5.984,27 ton dengan nilai lelang sebesar Rp 53,19 milyar, dengan rataan produksi 528.988 ton/bulan dengan rataan harga Rp.8.085/kg (PPI, Pondokdadap, 2008). Pancing ulur merupakan alat tangkap ikan yang hanya terdiri dari dua komponen yaitu tali utama (main line) dan mata pancing (hook). Alat tangkap ini bersifat pasif karena pengoperasiannya tidak mencari, namun menunggu ikan target memakan umpan. Seiring kemajuan zaman, alat tangkap ini banyak dimodifikasi oleh para peneliti dan nelayan sendiri untuk meningkatkan efektivitas alat tangkap pancing yaitu desain dan konstruksinya (Baskoro dan Taurusman, 2011). Tujuan dari penelitian adalah Untuk mengetahui perbedaan hasil tangkapan pada kedalaman mata pancing 50 meter dan 100 meter dengan umpan buatan. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen yaitu metode penelitian dengan mengadakan suatu percobaan untuk melihat suatu hasil ditujukan ke arah sebab akibat antara variabel-variabel yang diteliti. Dengan metode eksperimen tersebut peneliti melakukan penelitian terhadap pengaruh perbedaan kedalaman mata pancing dengan kedalaman mata pancing 50 meter, dan 100 meter pada alat tangkap pancing ulur terhadap hasil. Untuk pengaruh perbedaan kedalaman mata pancing terhadap hasil tangkapan dianailis dengan uji normalitas – homogenitas dan uji t. Pancing Ulur merupakan salah satu alat tangkap yang dominan di sendang biru selain alat tangkap purse seine dan payang. Pancing ulur sendiri merupakan alat tangkap yang selektif karena yang menjadi target utama penangkapan adalah jenis ikan pelagis besar seperti tuna dan ikan marlin. Pancing ulur juga merupakan alat yang sangat efektif dan efisien karena pengoprasiannya tidak memerlukan tenaga yang banyak dan rangkainnya hanya terdiri dari gulungan, senar, tali tampar ,kili-kili, snap, pemberat dan mata pancing. Hasil tangkapan pancing ulur ketika penelitian berlangsung yaitu ikan tongkol (Euthynnus affinis), ikan cakalang (katsuwonus pelamis), yellow fin tuna (Thunnus albacares), dan albacore (Thunnus alalunga). Pada kedalaman mata pancing alat tangkap pancing ulur 50 meter dengan menggunakan umpan buatan hanya mendapatkan hasil tangkapan ikan tongkol (Euthynnus affinis), sedangkan kedalaman 100 meter mendapatkan hasil tangkapan ikan cakalang (Katsuwonus pelamis), yellow fin tuna (Thunnus albacares), dan albacore (Thunnus alalunga). Hasil tangkapan pancing ulur dalam satuan volume (kg) dan nilai hasil (rupiah) pada kedalaman mata pancing 100 meter lebih besar hasil tangkapannya, sedangkan berdasarkan jumlah ikan kedalaman mata pancing tidak berbeda.