Analisis Neraca Air Di Kabupaten Banyuwangi

Main Author: Gamaria, Elsa
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2018
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/13570/1/ELSA%20GAMARIA.pdf
http://repository.ub.ac.id/13570/
Daftar Isi:
  • Ketersediaan air yang sebagian besar berasal dari curah hujan merupakan faktor pembatas yang penting bagi peningkatan produksi suatu tanaman. Neraca air merupakan suatu metode yang dapat digunakan untuk melihat ketersediaan air tanah bagi tanaman pada waktu tertentu, sehingga kekurangan air bagi tanaman dapat diatasi atau dicegah misalnya dengan pemberian air irigasi pada jumlah dan waktu yang tepat. Ketersediaan air tanah menjadi hal yang sangat penting untuk dipertimbangkan sebelum melakukan kegiatan budidaya tanaman. Penggunaan lahan yang tidak sesuai dapat menurunkan produktivitas dan kualitas produksi tanaman, oleh karena itu pola tanam harus disesuaikan dengan ketersediaan air tanah. Dalam bidang Hidrologi Pengairan Sosrodarsono dan Takeda (2003) memberikan definisi neraca air sebagai penjelasan tentang hubungan antara aliran ke dalam (inflow) dan aliran keluar (outflow) di suatu daerah pada periode tertentu dalam proses sirkulasi air. Penelitian akan dilaksanakan di Kabupaten Banyuwangi dengan ketinggian tempat 25 – 250 m dpl. Penelitian akan dilaksanakan mulai bulan Juni – Juli 2018. Alat yang digunakan dalam penelitian ini ialah aplikasi Microsoft Excel, software Cropwat 8.0 for windows, serta ring sampel tanah. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini ialah data iklim (curah hujan, hari hujan, suhu, kelembaban, kecepatan angin dan lama penyinaran) tahun 2008-2017 yang didapatkan dari BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika) Kabupaten Banyuwangi, dan data fisik tanah yang didapatkan dari hasil analisis tanah di Laboratorium Uji Tanah Politeknik Negeri Banyuwangi. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode survei, teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah teknik Probability Sampling. Teknik sampel ini menggunakan jenis Proportionate Stratified Random Sampling. Dalam penetapan sampel, lokasi yang ada di Kabupaten Banyuwangi dikelompokkan menurut ketinggian wilayah dalam satuan meter diatas permukaan laut dan dibagi kedalam 5 kelompok yaitu Banyuwangi Utara, Banyuwangi Selatan, Banyuwangi Barat, Banyuwangi Tengah, dan Banyuwangi Timur yang mana pada setiap kelompok akan diwakili oleh 1 kecamatan terpilih sebagai lokasi penentuan sampel tanah tidak terganggu. Analisis data yang dilakukan pada penelitian ini meliputi analisis deskriptif, dan analisis neraca air metode Thornwaite dan Mather (1957). Dari hasil analisis neraca air pada lokasi sampel di 5 kecamatan berbeda menunjukkan nilai kadar air tanah yang berbeda disetiap kecamatan tergantung dari nilai kadar air pada kapasitas lapang dan kadar air pada titik layu permanennya. Nilai kadar air tertinggi terdapat pada Kecamatan Kabat dengan nilai sebesar 82,23%/volume. Sedangkan nilai kadar air terendah terdapat pada Kecamatan Kalibaru sebesar 42,96%/volume. Hasil analisis di kecamatan lain menunjukkan nilai kadar air sebesar 77,87%/volume pada Kecamatan Srono, 57,2%/volume pada Kecamatan Singojuruh, dan 64,57%/volume pada Kecamatanii Siliragung. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa di Kabupaten Banyuwangi cenderung tidak memiliki variasi ketersediaan air dikarenakan kadar air tanah yang walaupun memiliki nilai berbeda tetapi semua nilai tersebut masih bisa memungkinkan untuk memenuhi kebutuhan tanaman. Periode Surplus di Kabupaten Banyuwangi terjadi pada bulan November – Juni, sedangkan periode defisit terjadi pada bulan Juli – Oktober.