Pengaruh Kepadatan Tanaman Kangkung Air (Ipomoea Aquatica) Terhadap Kualitas Air Dan Kelulushidupan Pada Budidaya Ikan Patin (Pangasius Hypophthalmus) Dengan Sistem Akuaponik
Main Author: | Siahaan, RoyFernandes |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2016
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/135567/1/ARTIKEL_SKRIPSI.pdf http://repository.ub.ac.id/135567/2/SKRIPSI.pdf http://repository.ub.ac.id/135567/ |
Daftar Isi:
- Ikan patin (Pangasius hypophthalmus) merupakan salah satu komoditas ikan konsumsi air tawar yang bernilai ekonomis penting karena beberapa kelebihan yang dimiliki seperti pertumbuhan yang cepat, mudah dibudidayakan dan dapat dipelihara pada perairan dengan kandungan oksigen rendah. Semakin banyak masyarakat yang melakukan kegiatan budidaya ikan, akan semakin baik untuk pemenuhan pasokan ikan. Tetapi terdapat dampak buruk yang akan di timbulkan. Semakin banyak aktifitas budidaya akan semakin banyak menghasilkan limbah. Untuk mengatasi semakin menurunnya kuantitas dan kualitas air yang layak untuk kegiatan budidaya, dapat diterapkan budidaya dengan sistem akuaponik. Dengan budidaya akuaponik amonia dan nitrat yang merupakan limbah dari budidaya ikan dapat diserap dan digunakan sebagai sumber nutrisi oleh tanaman sehingga meningkatkan kualitas air budidaya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kepadatan tanaman kangkung (Ipomoea aquatica) terhadap kualitas air dan kelulushidupan pada budidaya ikan patin (Pangasius hypophthalmus) dengan sistem akuaponik. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni – Agustus 2016 di Laboratorium Budidaya Ikan dan Laboratorium Hidrobiologi, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya, Malang. Metode dalam penelitian ini adalah eksperimen menggunakan RAL dengan 4 perlakuan dan masing-masing perlakuan 3 kali ulangan. Penggunaan kepadatan tanaman kangkung yakni 0, 10, 20, 30 rumpun tanaman. Parameter utama adalah konsentrasi amonia, nitrit, nitrat dan kelulushidupan serta parameter penunjang berupa laju pertumbuhan ikan, pH, suhu, oksigen terlarut dan laju pertumbuhan tanaman kangkung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa panggunaan kepadatan tanaman kangkung yang berbeda memberikan pengaruh yang berbeda nyata terhadap konsentrasi amonia dan nitrat, namun tidak berpengaruh nyata terhadap konsentrasi nitrit dan kelulushidupan. Nilai konsentrasi amonia terendah pada perlakuan C (30 rumpun) sebesar 0,0817 mg/L. Apabila menggunakan kepadatan tanaman seperti pada penelitian ini maka dapat menurunkan konsentrasi hingga 0,0146 mg/L terhadap konsentrasi amonia. Selain itu hasil penelitian yakni konsentrasi nitrit berkisar antara 0,28 – 0, 33 mg/L, nitrat berkisar antara 1,50- 1,80 mg/L, kelulushidupan sebesar 91 -97 %. Hasil pengukuran parameter penunjang antara lain pH berkisar antara 6,7 - 7,4, suhu berkisar antara 27 - 300C, oksigen terlarut sebesar 6,8 – 7,2 mg/L, laju pertumbuhan ikan berkisar antara 0,99 – 1,13 % dan laju pertumbuhan tanaman kangkung air berkisar antara 4,36 – 5,11%. Berdasarkan penelitian yang dilakukan, disarankan dalam penggunaan kepadatan 30 rumpun tanaman kangkung untuk memperbaiki kualitas air. selain itu diperlukan penelitian lanjutan untuk menambahkan jumlah tanaman yang digunakan, penggunaan jenis tanaman yang berbeda dalam sistem akuaponik. Selain itu disarankan untuk melakukan penelitian dengan penambahan probiotik terhadap tanaman maupun ikan budidaya.