Habitat Dan Aspek Biologi Kepiting Bakau (Scylla Serrata) Yang Tertangkap Oleh Nelayan Di Kelurahan Gunung Anyar Tambak, Kota Surabaya

Main Author: CahyoDwiPrasetyo
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2016
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/135491/1/Artikel_Cahyo_Dwi_Prasetyo_125080100111089_MSP.pdf
http://repository.ub.ac.id/135491/2/Skripsi_Cahyo_Dwi_Prasetyo_125080100111089_MSP.pdf
http://repository.ub.ac.id/135491/
Daftar Isi:
  • Dalam penyusunan strategi pengelolaan kepiting bakau, diperlukan informasi tentang habitat dan aspek biologinya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui habitat yang meliputi sifat fisika kimia tanah dan air serta aspek biologi kepiting bakau yang meliputi nisbah kelamin, tingkat kematangan gonad, fekunditas dan hubungan lebar karapas dengan berat tubuh kepiting bakau yang tertangkap oleh nelayan. Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Gunung Anyar Tambak, Kota Surabaya pada bulan Mei sampai Juni 2016. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey dengan penjelasan secara deskriptif. Sampel kepiting bakau didapatkan langsung dari hasil tangkapan nelayan yang berjumlah 5 orang. Waktu penangkapan kepiting bakau yang dilakukan oleh nelayan berkisar 5-7 jam. Jumlah sampel kepiting bakau diperoleh selama 6 hari pengamatan. Pengukuran habitat dilakukan secara langsung di lapang satu kali dalam seminggu selama 2 minggu. Jumlah kepiting bakau yang tertangkap oleh nelayan pada penelitian ini sebanyak 134 ekor (56 ekor jantan dan 78 ekor betina). Kisaran lebar karapas dan berat kepiting bakau jantan dan betina masing-masing yaitu 72,70-122,70 mm dengan berat 77,96-390,95 gram dan 67,40-140,00 mm dengan berat 59,54- 421,68 gram. Pola pertumbuhan kepiting bakau jantan yaitu allometrik positif (b>3) dan betina yaitu allometrik negatif (b<3). Pengamatan tingkat kematangan gonad selama masa penelitian yang paling banyak tertangkap yaitu TKG I sebesar 58,21% dan sisanya TKG II dan TKG III. Analisis nisbah kelamin jantan dan betina adalah 1 : 1,39. Analisa habitat kepiting bakau dibagi 2 yaitu parameter kualitas air dan substrat tanah. Parameter kualitas air diperoleh nilai suhu berkisar 29-32 0C, salinitas berkisar 3-10 ppt, pH berkisar 8-9, kedalaman berkisar 42-220 cm dan kekeruhan berkisar 12-27 ntu. Sedangkan analisa substrat habitat kepiting bakau diperoleh nilai pH tanah berkisar 7,23-7,89, bahan organik tanah berkisar 3,337-4,119 % dan tekstur tanah didominasi oleh lumpur. Kepiting bakau yang tertangkap oleh nelayan di Kelurahan Gunung Anyar Tambak, Kota Surabaya masih belum sesuai dengan peraturan pemerintah (Nomor 1/Permen-KP/2015). Sehingga perlu adanya pengawasan lebih lanjut dan sosialisasi tentang penangkapan kepiting bakau serta perlu disediakannya tempat pembesaran kepiting bakau yang belum sesuai.