Evaluasi Kelayakan Tambak Tradisional Polikultur Udang Vannamei (Litopenaues Vannamei) Dan Bandeng (Chanos Chanos) Di Tinjau Dari Segi Biofisik Di Desa Permisan Kecamatan Jabon Kabupaten Sidoarjo P
Main Author: | RrPurwatiMahardhikaNugrahaniLestari |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2016
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/135465/1/SKRIPSI_Rr._PURWATI._M._N._L_%28105080101111034%29.pdf http://repository.ub.ac.id/135465/2/ARTIKEL_SKRIPSI_Rr._PURWATI._M._N._L_%28105080101111034%29.pdf http://repository.ub.ac.id/135465/ |
Daftar Isi:
- Potensi tambak Indonesia tersebar di seluruh provinsi di tanah air. Provinsi Jawa Timur merupakan provinsi dengan tambak terluas. Pusat tambak terletak di Kabupaten Gresik dan Sidoarjo. Kawasan pertambakan di Kabupaten Sidoarjo merupakan tambak rakyat dengan komoditas ikan yang dibudidayakan pada lebih dari 60 % tambak ialah ikan bandeng (BPS Jawa Timur, 2002). Sebagian besar tambak di Sidoarjo adalah tambak rakyat atau lebih dikenal dengan tambak tradisional. Daerah pertambakan Kecamatan Jabon meliputi 4 desa yaitu Permisan, Kedung Pandan, Kalisogo, dan Kupang. Desa Permisan merupakan salah satu wilayah pertambakan dengan komoditi utama udang vannamei (Litopenaeus vannamei) dan bandeng (Chanos chanos) dengan luas 4.144,07 Ha yang berupa tambak polikultur (udang dan bandeng) terdiri atas tambak tradisional (3.729,66 Ha) dan tambak semi intensif (414,41 Ha) (Yuniar et. al., 2010). Biofisik merupakan tahap awal untuk memberikan suatu informasi dengan melihat bagaimana potensi tambak yang ditinjau dari parameter fisika, kimia dan biologi pada air dan tanah tambak untuk mengetahui seberapa baik kualitas air dan tanah tambak dalam mendukung produktivitas tambak. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kelayakan tambak tradisional polikultur ditinjau dari segi biofisik tambak yang akan mempengaruhi daya dukung tambak yang akan berdampak pada penurunan produktivitas tambak tersebut. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif observasi yang dilakukan secara langsung pada lokasi tambak. Teknik pengambilan data terdiri dari : data primer dari hasil pengamatan analisa kualitas air dan tanah, data sekunder dari gambaran umum daerah atau wilayah penelitian, standar baku mutu kualitas air dan tanah untuk tambak budidaya, dan hasil-hasil penelitian terdahulu yang terkait. Pengambilan sampel air dilakukan di 4 lokasi (inlet, tengah kanan, tengah, dan outlet) pada 4 petak tambak dengan 3 kali pengulangan dalam rentang waktu seminggu sekali. Parameter kualitas air yang diukur antara lain parameter fisika meliputi suhu dan kecerahan, parameter kimia meliputi salinitas, Dissolved Oxygen (DO), alkalinitas, derajat keasaman (pH) air, amonia, Total Organic Matter (TOM), nitrat, dan orthofosfat, serta parameter biologi meliputi identifikasi plankton, kelimpahan fitoplankton, dan indeks keragaman fitoplankton. Pengambilan sampel tanah dilakukan di 1 lokasi (tengah) pada 4 petak tambak tanpa pengulangan. Parameter kualitas tanah yang diukur antara lain tekstur tanah, bahan organik tanah (BOT), derajat keasaman (pH) tanah, potensial redoks, kapasitas tukar kation (KTK), nitrat, dan fosfat. Selanjutnya dilakukan analisa data dengan menggunakan Water Quality Index (WQI) dan Soil Quality Index (SQI). Hasil pengukuran kualitas tanah parameter tekstur tanah tambak 1 : lempung berliat, tambak 2 : lempung berdebu, tambak 3 : liat, tambak 4 : liat. Parameter BOT tambak 1 : 2,44 %, tambak 2 : 4,97 %, tambak 3 : 2,79 %, tambak 4 : 4,73 %. Parameter pH tanah tambak 1 : 6,5, tambak 2 : 6,5, tambak 3 : 6,8, tambak 4 6,5. Parameter potensial redoks tambak 1 : + 24,8 mV, tambak 2 : - 16,9 mV, tambak 3 : + 13,6 mV, tambak 4 : + 5,1 mV. Parameter KTK tambak 1 : 28,59 meq, tambak 2 : 37,83 meq, tambak 3 : 44,02 meq, tambak 4 : 47,84 meq. Parameter nitrat tambak 1 : 0,18 % tambak 2 : 0,13 %, tambak 3 : 0,17 %, tambak 4 : 0,24 %. Parameter fosfat tambak 1 : 49,35 mg/kg, tambak 2 : 56,12 mg/kg, tambak 3 : 34,66 mg/kg, tambak 4 : 53,95 mg/kg. Hasil perhitungan analisa Soil Quality Index (SQI) pada tambak 1 adalah 78,15 termasuk dalam kategori sangat baik, pada tambak 2 adalah 55,50 termasuk dalam kategori baik, pada tambak 3 adalah 69,22 termasuk dalam kategori baik, pada tambak 4 adalah 60,84 termasuk dalam kategori baik. Hasil penelitian kualitas tanah secara keseluruhan dapat dinyatakan dalam kondisi layak untuk dijadikan sebagai media budidaya. Hasil pengukuran kualitas air parameter suhu tambak 1 : 31,1-36,5 oC, tambak 2 : 31,5-34,9 oC, tambak 3 : 29,7-34,9 oC, tambak 4 : 27,7-34,5 oC. Parameter kecerahan tambak 1 : 26-31,5 cm, tambak 2 : 20-31,5 cm, tambak 3 : 22-32 cm, tambak 4 : 20,5-32,5. Parameter salinitas tambak 1 : 3-5 ‰, tambak 2 : 1-4 ‰, tambak 3 : 2-4 ‰, tambak 4 : 1-3‰. Parameter DO tambak 1 : 6,8-9,8 mg/l, tambak 2 : 6,4-9,4 mg/l, tambak 3 : 6,8-9,1 mg/l, tambak 4 : 6-9 mg/l. Parameter alkalinitas tambak 1 : 155-220 mg/l, tambak 2 : 96-210 mg/l, tambak 3 : 176-240 mg/l, tambak 4 : 180-215 mg/l. Parameter pH air tambak 1 : 7-8,73, tambak 2 : 7,2-8,9, tambak 3 : 7-8,95, tambak 4 : 7,25-8,7. Parameter amonia tambak 1 : 0,03-0,22 ppm, tambak 2 : 0,03-0,35 ppm, tambak 3 : 0,02-0,39 ppm, tambak 4 : 0,03-0,19 ppm. Parameter TOM tambak 1 : 12,64-42,89 mg/l, tambak 2 : 12,67-39,18 mg/l, tambak 3 : 19,80-55,90 mg/l, tambak 4 : 13,90-42,98 mg/l. Parameter nitrat tambak 1 : 0,34-1,54 ppm, tambak 2 : 0,38-2,57 ppm, tambak 3 : 0,35-2,30 ppm, tambak 4 : 0,33-1,75 ppm. Parameter orthofosfat tambak 1 : 0,03-0,22 mg/l, tambak 2 : 0,03-0,35 mg/l, tambak 3 : 0,03-0,42 mg/l, tambak 4 : 0,03-0,19 mg/l. Parameter identifikasi plankton divisi Chlorophyta yaitu Dysmorphococcus, Oophila, Spirogyra, Palmellopsis, Chlorella, Ankistrodesmus, Rhizoclonium, Scenedesmus, Palmella, Pseudoschizomeris, Gonatozygon, Schizomeris, dan Crucigenia, divisi Cyanophyta yaitu Merismopedia, Spirullina, Oscillatoria, dan Gomphosphaeria, divisi Chrisophyta yaitu Synedra, divisi Euglenophyta yaitu Euglena. Parameter kelimpahan fitoplankton tambak 1 : 2.105 sel/l, tambak 2 : 1.105 sel/l, tambak 3 : 1.105 sel/l, tambak 4 : 2.105 sel/l. Parameter indeks keragaman fitoplankton tambak 1 : 2,403 H’, tambak 2 : 2,748 H’, tambak 3 : 2,188 H’, tambak 4 : 1,633 H’. Hasil perhitungan analisa Water Quality Index (WQI) pada tambak 1 adalah 58,22 termasuk dalam kategori baik, pada tambak 2 adalah 58,22termasuk dalam kategori baik, pada tambak 3 adalah 58,22 termasuk dalam kategori baik, pada tambak 4 adalah 58,22 termasuk dalam kategori baik. Hasil penelitian kualitas air secara keseluruhan dapat dinyatakan dalam kondisi layak untuk dijadikan sebagai media budidaya. Hasil perhitungan laju pertumbuhan spesifik udang vannamei (Litopenaeus vannamei) tambak 1 : 5,536 %/hari, tambak 2 : 5,527 %/hari, tambak 3 : 5,507 %.hari, tambak 4 : 5,552 %/hari. Hasil perhitungan laju pertumbuhan spesifik bandeng (Chanos chanos) tambak 1 : 1,215 %/hari, tambak 2 : 1,253 %/hari, tambak 3 : 1,290 %/hari, tambak 4 : 1,247 %/hari. Nilai SGR udang vannamei dan bandeng termasuk dalam kategori optimal. Hal ini dikarenakan kondisi kualitas tanah dan air berada dalam kondisi yang baik. Berdasarkan hasil analisa SQI dan WQI diketahui bahwa kondisi biofisik tambak dalam kondisi layak untuk budidaya. Kondisi biofisik tambak berpengaruh terhadap produktivitas tambak dapat dilihat dari laju pertumbuhan udang vannamei dan bandeng yang berada dalam kategori optimal. Berdasarkan hasil yang diperoleh perlu dilakukan pengolahan air dan tanah yang lebih baik dari sebelumnya agar kondisi tambak tetap stabil dan bisa dimanfaatkan sebagai media budidaya serta dapat meningkatkan produktivitas tambak sehingga dapat memenuhi kebutuhan konsumen.