Kandungan Metallothionein Pada Kupang (Corbula Faba) Yang Terpapar Logam Berat Pb Dengan Menggunakan Metode Elisa (Enzim Linked Immunosorbent Assay)
Main Author: | LoviEgaAngelina |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2016
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/135439/1/LAPORAN_SKRIPSI_125080101111040.pdf http://repository.ub.ac.id/135439/2/ARTIKEL_SKRIPSI_125080101111040.pdf http://repository.ub.ac.id/135439/3/LAPORAN_PKM_125080101111040.pdf http://repository.ub.ac.id/135439/ |
Daftar Isi:
- Kupang merupakan salah satu jenis moluska yang hidup didasar perairan bercampur dengan sedimen dan memiliki tingkat mobilitas yang rendah sehingga moluska jenis ini dapat dengan mudah mengakumulasi logam berat. Kupang (Corbula faba) dapat dijadikan agen biomonitoring karena mempunyai sifat filter feeder non selektif sehingga kandungan logam berat yang relatif tinggi dapat ditemukan dalam tubuhnya karena adanya proses akumulasi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui ekspresi Metallothionein (MT) terhadap logam berat Pb (Timbal) pada kupang (Corbula faba) dengan prosedur ELISA (Enzym-Linked Immunosorbent Assay).Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari-April 2016 di tiga muara sungai yakni muara sungai Ketingan, Sidoarjo, muara sungai Bangil, Pasuruan dan muara sungai Kraton, Pasuruan. Materi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu tubuh dari kupang (Corbula faba). Penelitian ini menggunakan metode survei dengan penjelasan deskriptif melalui penentuan 3 muara sungai yaitu pada stasiun penelitian 1 di muara sungai Ketingan, Sidoarjo, stasiun penelitian 2 di muara sungai Bangil, Pasuruan dan stasiun penelitian 3 di muara sungai Kraton, Pasuruan, dengan pengulangan sampel sebanyak 3 kali pada tiap stasiun. Setelah pengambilan dari lokasi sampling, kupang (Corbula faba) dibuka, dianalisis kadar logam berat Pb pada air, kupang (Corbula faba) dan sedimen menggunakan metode AAS serta analisis Metallothionein menggunakan prosedur ELISA (Enzym-Linked Immunosorbent Assay) dan dilakukan pengamatan kualitas air yang terdiri dari suhu, derajat kesaman (pH), salinitas dan oksigen terlarut (DO). Rata-rata nilai logam berat tertinggi Pb di air terdapat pada stasiun 2 yaitu di muara sungai Bangil yakni sebesar 0,1285 ppm, sedangkan untuk rata-rata terendah berada di stasiun 1 yaitu di muara sungai Kraton yakni sebesar 0,1043 ppm. Untuk sedimen rata-rata nilai logam berat tertinggi Pb di sedimen terdapat pada stasiun 1 yaitu di muara sungai Ketingan, Sidoarjo yakni sebesar 0,1887 ppm, sedangkan untuk rata-rata terendah berada di stasiun 2 yaitu di muara Bangil, Pasuruan yakni sebesar 0,1142 ppm. Sedangkan untuk hasil logam berat pada tubuh kupang (Corbula faba) rata-rata nilai logam berat tertinggi Pb kupang (Corbula faba) terdapat pada stasiun 1 yaitu di muara sungai Ketingan, Sidoarjo yakni sebesar 0,2216 ppm, sedangkan untuk rata-rata terendah berada di stasiun 2 yaitu di muara sungai Bangil, Pasuruan yakni sebesar 0,1001 ppm. Rata-rata kadar Metallothionein (MT) pada tubuh kupang (Corbula faba) pada stasiun 1 di muara sungai Ketingan Sidoarjo berkisar 9733 ng/ml, stasiun 2 di muara sungai Bangil Pasuruan berkisar 8450 ng/ml dan stasiun 3 di muara sungai Kraton Pasuruan berkisar 8517 ng/ml. Hasil analisis kualitas air pada 3 muara sungai masih berada dalam kisaran yang baik untuk kehidupan biota air seperti kupang (Corbula faba) yaitu suhu didapatkan kisaran nilai 28 ̊C - 30 ̊C, nilai pH berkisar antara 8-9, nilai salinitas berkisar antara 20-26 ppt, namun untuk nilai DO sangat rendah yakni hanya berkisar antara 0,4-1,5 mg/L Hasil analisis regresi korelasi menunjukkan bahwa kadar Metallothionein (MT) pada tubuh kupang (Corbula faba) memiliki hubungan yang sangat kuat dengan kadar logam berat Pb pada tubuh kupang (Corbula faba), sehingga akumulasi logam berat merupakan faktor yang mempengaruhi produksi Metallothionein (MT) pada tubuh kupang (Corbula faba). Oleh karena itu, disarankan untuk menggunakan Metallothionein dalam kupang (Corbula faba) sebagai biomarker terhadap pencemaran logam berat Pb. Selain itu, walaupun nilai logam berat Pb di kupang (Corbula faba) dan sedimen masih di bawah ambang batas yang telah ditetapkan namun hasil analisis logam berat di air sangat tinggi, sehingga perlu dilakukan pengawasan lebih lanjut dan pengendalian terhadap pencemaran logam berat di perairan muara sungai tersebut.