Efektifitas Ekstrak Kulit Pohon Ketapang (Terminalia catappa) pada Ikan Mas (Cyprinus carpio) yang Diinfeksi Bakteri Aeromonas hydrophila Dilihat dari Total Eritrosit dan Total Leukosit

Main Author: Putra, MirsaFerdian
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2016
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/135403/1/SKRIPSI_laporan.pdf
http://repository.ub.ac.id/135403/
Daftar Isi:
  • Ikan Mas (Cyprinus carpio) merupakan komoditas perikanan yang berkembang sangat pesat dari waktu ke waktu. Permintaan pasar terus meningkat dan variasi olahannya pun semakin beragam. Dengan demikian, konsumen akan terus akan melirik ke produk ikan mas. Penyebaran ikan mas sangat cepat berkembang di Indonesia. Cara budidaya yang relatif mudah dan jenis ikan mas lebih tahan terhadap lingkungan tempat hidupnya (Saparinto dan Rini, 2013). Ada banyak hal yang sering menjadi penyebab tidak berhasilnya usaha budidaya ikan mas salah satunya adalah infeksi hama atau penyakit yang berasal baik dari ikan budidaya maupun dari luar lingkungan budidaya. Oleh sebab itu, dibutuhkan adanya antibakteri alternatif yang dapat digunakan untuk menghambat atau membunuh bakteri, dan salah satu yang dapat digunakan adalah kulit ketapang (Terminalia catappa). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pemberian ekstrak kulit ketapang (T. catappa) terhadap hematologi ikan Koi (C. carpio) yang diinfeksi A. hydrophila. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Penyakit dan Kesehatan Ikan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Brawijaya, Malang pada tanggal 2 September hingga 19 Oktober 2015. Penelitian ini menggunakan metode Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 3 perlakuan dan 3 kali ulangan yaitu dengan penggunaan dosis A (730 ppm), B (750 ppm) dan C (770 ppm). Parameter utama dalam penelitian ini adalah perhitungan total sel darah merah (eritrosit) dan sel darah putih (leukosit) sedangkan untuk parameter penunjang dalam penelitian ini menggunakan gejala klinis dan kualitas air berupa suhu, pH, dan DO. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut: perhitungan eritrosit pada perlakuan C (770 ppm) memiliki rata-rata jumlah eritrosit tertinggi yaitu 417x104 sel/mm3 dan memiliki nilai kelulushidupan yang tinggi sebesar 70%. Hubungan antara dosis yang berbeda dengan total eritrosit memiliki hubungan yang nyata. Ditunjukkan dengan hasil R2 mendekati nilai satu yaitu sebesar 0,994 dengan persamaan y= 4,8x + 3275,3. Perhitungan leukosit pada perlakuan A (730 ppm) memiliki rata-rata jumlah leukosit tertinggi yaitu 735,89x103 sel/mm3 namun kelulushidupan yang rendah sebesar 46%. Hubungan antara dosis yang berbeda dengan total leukosit memiliki hubungan yang nyata. Ditunjukkan dengan hasil R2 mendekati nilai satu yaitu sebesar 0,907 dengan persamaan y = -0,025x + 20,89. Gejala klinis pada ikan mas (C. carpio) selama pengamatan berupa cara renang yang tidak normal dengan berenang cepat tidak beraturan dam terkadang ikan berenang sangat lemah serta lebih sering berkumpul mendekati sumber udara. Sedangkan pada bagian fisik ikan dapat dilihat adanya bercak merah pada kulit yang mengeluarkan darah. Bagian perut membucit tidak normal diikuti dengan lebam yang disertai dengan keluarnya darah. Berdasarkan uji kelulushidupan (SR) vi didapatkan nilai yang baik pada perlakuan A (730 ppm) sebesar 70% namun mengalami kematian massal pada hari ketiga. Sehingga dapat disimpulkan bahwa penggunaan ekstrak kasar kulit pohon ketapang (T. catappa) menggunakan dosis 750 ppm (perlakuan B) merupakan dosis yang baik dengan mengurangi tingkat infeksi dilihat pada hematologi ikan mas (C.carpio) berupa penurunan dampak infeksi bakteri A. hydrophila ditandai dengan peningkatan jumlah eritrosit dan disertai penurunan jumlah leukosit yang hampir mendekati nilai kontrol normal juga dengan nilai kelulushidupan baik sebesar 63%.