Analisis Kandungan Logam Berat Timbal (Pb) Pada Kupang Putih (Corbula Faba), Air, Dan Sedimen Di Muara Sungai Ketingan Di Sidoarjo, Muara Sungai Bangil Dan Kraton Di Pasuruan Jawa Timur

Main Author: DewiAristaAnomSari
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2016
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/135391/1/ARTIKEL_SKRIPSI.pdf
http://repository.ub.ac.id/135391/2/SKRIPSI.pdf
http://repository.ub.ac.id/135391/
Daftar Isi:
  • Muara sungai adalah sebagai tempat pengeluaran/pembuangan debit sungai yang membawa material akan mengendap di muara sungai dan sisanya akan diteruskan ke laut. Muara sungai sering tercemar karena aktivitas perikanan ataupun adanya aktivitas industri disekitar sungai. Salah satu penyebab itu sendiri adalah adanya logam berat yang masuk ke lingkungan. Kupang adalah salah satu hewan yang digunakan untuk dijadikan biomonitoring karena sifat filter feeder. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui kadar logam berat timbal (Pb) pada kupang, air, dan sedimen dan juga hubungan konsentrasi logam berat Pb pada kupang di tiga stasiun penelitian dengan menggunakan metode deskriptif. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari - Maret 2016 di tiga muara sungai yaitu muara sungai Ketingan di Sidoarjo, muara sungai Bangil dan Kraton di Pasuruan. Metode yang digunakan adalah metode survei dengan penjelasan deskriptif. Stasiun penelitian ada di tiga tempat yaitu stasiun penelitian 1 adalah muara sungai Ketingan, stasiun 2 adalah muara sungai Bangil, dan stasiun 3 adalah muara sungai Kraton. Setelah pengambilan sampel pada ketiga lokasi tersebut selanjutnya dianalisis di Laboratorium Kimia Fakultas MIPA Universitas Negeri Malang dengan menggunakan AAS. Selain itu juga mengukur parameter kualitas air yaitu pH, suhu, DO, salinitas, dan TSS. Untuk hasil rata - rata logam berat tertinggi di kupang adalah pada muara sungai Ketingan di Sidoarjo yaitu sebesar 0,2216 ppm, sedangkan yang terendah adalah pada muara sungai Bangil di Pasuruan yaitu sebesar 0,1000 ppm. Hasil rata - rata logam berat tertinggi di air adalah pada muara sungai Bangil yakni sebesar 0,1285 ppm, sedangkan yang terendah adalah muara sungai Kraton yaitu sebesar 0,1042 ppm. Hasil rata - rata logam berat tertinggi di sedimen adalah muara sungai Ketingan di Sidoarjo yakni sebesar 0,1887 ppm, sedangkan yang terendah adalah pada muara sungai Bangil di Pasuruan yakni sebesar 0,1141 ppm. Setelah mengetahui hasil rata - rata logam berat Pb dilakukan uji normalitas data untuk mengetahui perbedaan konsentrasi logam berat pada kupang di tiap stasiunnya. Didapat hasil pada muara sungai Ketingan nilai signifikansiya adalah sebesar 0,331, untuk muara sungai Bangil didapat hasil sebesar 0,895, dan muara sungai Kraton sebesar 0,945. Selanjutnya dilakukan analisis Coefficient of Variance (CV) untuk mengetahui adanya keseragaman atau variasi. Analisis CV pada air dan sedimen di 3 stasiun pengamatan didapat hasil yaitu bervariasi karena melebihi batas kritis 33%, untuk CV pada kupang bervariasi pada muara sungai Bangil dan Kraton tetapi untuk muara sungai Ketingan didapat seragam karena hasil tidak melebihi batas kritis 33%. Dapat disimpulkan bahwa ketiga muara sungai tersebut adalah bervariasi dan telah mengalami pencemaran.