Pengaruh Ekstrak Kasar Kulit Pohon Ketapang (Terminalia catappa) Terhadap Histopatologi insang Ikan Mas (Cyprinus carpio) Yang Diinfeksi Bakteri Aeromonas hydrophila

Main Author: Yasin, Achmad
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2016
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/135381/1/LAPORAN_SKRIPSI.pdf
http://repository.ub.ac.id/135381/
Daftar Isi:
  • Ikan Mas (Cyprinus carpio) merupakan salah satu bahan makanan yang berprotein tinggi, murah dan mudah didapat. Saat ini masih sedikit jenis ikan air tawar yang dapat dibudidayakan oleh masyarakat.. Ikan mas (C. carpio) merupakan salah satu jenis ikan air tawar yang memiliki prospek yang cerah untuk dibudidayakan. Ikan mas merupakan salah satu jenis ikan air tawar yang memiliki nilai ekonomis tinggi. Selain itu ikan mas merupakan salah satu komoditi unggulan perikanan air tawar karena sebagian besar masyarakat Indonesia menggemari ikan mas (Adliah N, 2011). Penyakit pada ikan mas ini disebabkan oleh bakteri Aeromonas hydrophila, dan penyakit ini bersifat sistemik, bakteri tersebut menginfeksi apabila daya tahan tubuh ikan turun akibat stress dan penurunan kualitas lingkungan (Hernayanti et al., 2004). Bakteri A. hydrophila merupakan salah satu bakteri penyebab penyakit yang berbahaya pada budidaya ikan air tawar. Oleh karena itu, diperlukan pengembangan alternatif bahan antibakteri dari tanaman obat, salah satunya Kulit pohon ketapang (Terminalia catappa) yang memiliki kandungan senyawa antibakteri seperti flavonoid, alkaloid, tanin, triterpenoid/steroid, saponin yang mampu mencegah infeksi bakteri A. hydrophyla (Hidayat, 2006 dalam Aminah, Slamet Budi Prayitno, Sarjito, 2014). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak kasar kulit pohon ketapang (T. catappa) terhadap kelulushidupan dan histopatologi insang ikan Mas (C. carpio) yang disebabkan oleh bakteri A. hydrophila dan untuk mengetahui pengaruh dan dosis terbaik saat pemberian ekstrak kasar kulit pohon ketapang (T. catappa) pada ikan Mas (C. carpio) yang dinfeksi bakteri A. hydrophila. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Penyakit dan Kesehatan Ikan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, dan Laboraturium Anatomi, Fakultas Kdokteran, Universitas Brawijaya, Malang. Pada 02 September – 05 November 2015. Penelitian ini menggunakan metode Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 3 perlakuan masing-masing 3 kali ulangan yaitu dengan menggunakan dosis A (730 ppm), B (750 ppm) dan C (770 ppm). Parameter utama dalam penelitian ini adalah perhitungan kerusakan jaringan insang meliputi hiperplasia , fusi dan nekrosis sedangkan untuk parameter penunjang dalam penelitian ini adalah kualitas air (suhu, pH, dan DO), gejala klinis dan kelulushidupan. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut: perhitungan kerusakan jaringan hiperplasia pada perlakuan C (770ppm) memilki rata-rata kerusakan hiperplasia paling rendah yaitu 1,55 %. Hubungan antara dosis yang berbeda dengan kerusakan hiperplasia memiliki hubungan nyata. Ditunjukkan dengan hasil R2 mendekati nilai satu yaitu sebesar 0,907 dengan persamaan y = -0,025x + 20,89. Dan pada perhitungan kerusakan jaringan fusi pada perlakuan C (770ppm) memiliki rata-rata kadar kerusakan terendah yaitu 1,56 %, hubungan dosis yang berbeda dengan kerusakan fusi memiliki hubungan yang nyata. Ditunjukkan dengan hasil R2 mendekati nilai satu yaitu sebesar 0,841 dengan persamaan y = -0,022x + 18,73. Dan sedangkan pada perhitungan kerusakan jaringan nekrosis memiliki nilai kerusakan terendah yaitu 5 % pada perlakuan C dengan dosis 770 ppm. Pada perhitungan kerusakan iv nekrosis yang telah dilakukan tidak dilanjutkan pada perhitungan selanjutnya karena pada perhitunan analisa sidik ragam mempunyai nilai F hitung yang dimana nilainya lebih kecil dari pada nilai F 5% maka tidak dilanjutkan pada perhitungan selanjutnya. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pemberian ekstrak kasar kulit pohon ketapang (T. catappa) dengan dosis yang berbeda memberikan pengaruh terhadap histopatologi insang ikan mas (C. carpio) yang dibuktikan melalui uji kerusakan hiperplasia, fusi, dan kelulushidupan akan tetapi tidak berpengaruh terhadap kerusakan nekrosis pada insang ikan mas (C. carpio). Dosis yang efektif untuk mengurangi dampak kerusakan jaringan insang yang diakibatkan karena infeksi oleh bakteri A. hydrophila adalah 730 ppm pada perlakuan A. Untuk analisa kelulushidupan (SR) sebagai parameter penunjang didapatkan hasil yang terbaik adalah 57,00 pada perlakuan A. Parameter kualitas air menunjukan kondisi normal yaitu suhu berkisar antara 24,6 – 25,90C, pH 7 – 7,7 dan DO berkisar 3,9 – 4,8 ppm.