Efektivitas Substitusi Protein Tepung Ikan Dengan Protein Tepung Maggot (Hermetia Illucens) Pada Formulasi Pakan Terhadap Kelulushidupan Dan Pertumbuhan Ikan Gabus (Channa Striata)
Main Author: | BangunAdiWahono |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2016
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/135378/1/SKRIPSI_BANGUN.pdf http://repository.ub.ac.id/135378/2/ARTIKEL_BANGUN.pdf http://repository.ub.ac.id/135378/ |
Daftar Isi:
- Ikan gabus (C. striata) adalah salah satu spesies ikan air tawar dengan penyebaran asli di Indonesia. Total jumlah produksi ikan gabus (C. striata) di Jakarta pada tahun 2010 yaitu sebesar 1.089,26 ton. Salah satu kendala dalam budidaya ikan gabus (C. striata) adalah ketersediaan pakan yang dapat dimakan oleh ikan gabus (C. striata). Maggot (H. illucens) dapat dijadikan pilihan untuk penyediaan pakan sumber protein, karena lalat ini mudah ditemukan, dikembangbiakkan, dan merupakan salah satu jenis bahan pakan alami yang memiliki protein tinggi. Tepung maggot (H. illucens) mengandung protein kasar minimum 40,2%, lemak kasar 28,0%, kalsium 2,36%, dan fosfor 0,88%. Penelitian tentang pemanfaatan tepung maggot sebagai bahan pakan telah dilakukan pada beberapa jenis ikan seperti pada ikan lele, ikan patin, ikan baung, ikan jambal siam dan ikan silais. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah protein tepung maggot (H. illucens) dapat mensubstitusikan protein tepung ikan dalam formulasi pakan dilihat dari kelulushidupan dan laju pertubuhan ikan gabus (C. striata) serta untuk mengetahui substitusi protein tepung maggot (H. illucens) yang terbaik dalam formulasi pakan dilihat dari kelulushidupan dan laju pertubuhan ikan gabus (C. striata). Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari – Mei 2016 di Laboratorium Nutrisi Ikan, Laboratorium Perekayasaan Hasil Perikanan dan Laboratorium Reproduksi Ikan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya, Malang. Metode dalam penelitian ini adalah eksperimen menggunakan RAL dengan 5 perlakuan serta masing-masing perlakuan 3 kali ulangan. Substitusi protein tepung ikan dengan protein tepung maggot (H. illucens) pada formulasi pakan yang digunakan yakni 0%, 5%, 10%, 15% dan 20%. Parameter utama adalah kelulushidupan dan laju pertumbuhan, rasio konversi pakan, rasio efisiensi protein serta parameter penunjang berupa kualitas air. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemanfatan protein tepung maggot (H. illucens) pada formulasi pakan tidak berpengaruh nyata terhadap kelulushidupan dan laju pertumbuhan benih ikan gabus (C. striata), sehingga dapat diartikan substitusi bisa dilakukan hingga 20%. Nilai kelulushidupan tertinggi pada perlakuan E(20%) sebesar 75%, nilai SGR tertinggi E(20%) sebesar 1,67% ± 0,07, nilai FCR tertinggi E(20%) sebesar 1,75 ± 0,07, nilai PER tertinggi E(20%) sebesar 1,54 ± 0,06. Didukung dengan estimasi harga pakan yang akan semakin murah jika menggunakan substitusi yang semakin tinggi. Substitusi 20% dapat menurunkan harga pakan hingga Rp 7.590,00 jika dibandingkan pakan tanpa substitusi (Rp 8.860,00) akan sangat menghemat harga pakan. Apabila menggunakan formula pakan seperti pada penelitian ini, maka pemanfaatan protein tepung maggot (H. illucens) dapat dilakukan dengan substitusi hingga 20% terhadap protein tepung ikan.