Efektivitas Tanaman Kayu Apu (Pistia Stratiotes) Dan Kiambang (Salvinia Molesta) Dalam Penurunan Orthofosfat (Po43-) Pada Limbah Cair Industri Tempe
Main Author: | TriaIndahRohmawati |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2016
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/135360/1/SKRIPSI-TRIA_INDAH_ROHMAWATI-125080100111004-MSP.pdf http://repository.ub.ac.id/135360/2/ARTIKEL-TRIA_INDAH_ROHMAWATI-125080100111004-MSP.pdf http://repository.ub.ac.id/135360/ |
Daftar Isi:
- Industri tempe Sanan merupakan sebuah sentra industri kecil berskala rumah tangga yang sekitar 70% penduduknya bermata pencaharian sebagai produsen tempe maupun keripik tempe. Jenis limbah yang dihasilkan dari industri ini adalah limbah padat dan limbah cair. Dimana limbah padat berupa kulit kedelai masih dapat dimanfaatkan sebagai campuran pakan ternak. Sedangkan limbah cair yang dihasilkan mengandung cemaran organik seperti pati, lemak, minyak dan protein serta mengandung cemaran anorganik yaitu ammonia, nitrat dan fosfat. Dimana apabila limbah tersebut langsung dibuang ke perairan akan menimbulkan pencemaran. Salah satu bahan anorganik yang berbahaya bagi lingkungan adalah fosfat. Fosfat terdapat dalam air sebagai orthofosfat yang apabila berlebih akan menimbulkan masalah lingkungan seperti eutrofikasi. Salah satu teknik yang dianggap efisien dengan biaya yang relatif murah adalah dengan fitoremediasi. Tanaman yang dapat digunakan untuk menurunkan orthofosfat seperti yang terkandung dalam limbah cair industri tempe adalah kayu apu ( Pistia stratiotes ) dan kiambang ( Salvinia molesta). Untuk itu diperlukan studi untuk mengetahui efektivitas kedua jenis tanaman ini dalam menurunkan orthofosfat yang terkandung dalam limbah cair seperti dari industri tempe. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui keefektivitasan kayu apu ( Pistia stratiotes ) dan kiambang ( Salvinia molesta ) dalam penurunan kadar orthofosfat (PO 43- ) pada air yang terpapar limbah cair industri tempe. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei 2016 di Laboratorium Reproduksi Ikan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan dan Laboratorium Lingkungan Jurusan Kimia Fakultas MIPA Universitas Brawijaya, Malang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) Tersarang. Penelitian ini menggunakan 2 perlakuan jenis tanaman yang berbeda yaitu kayu apu dan kiambang, serta terdapat bak kontrol yang tidak diberi perlakuan tanaman, dimana masing-masing perlakuan tersebut mendapat 3 kali pengulangan dan mendapat pengaruh waktu dalam proses fitoremediasinya. Konsentrasi limbah tempe yang digunakan sebanyak 5% dengan berat tanaman yang digunakan ± 200 gram. Penelitian dilakukan selama 8 hari, dengan pengukuran parameter orthofosfat (PO 43- ), oksigen terlarut (DO), suhu dan pH setiap 2 hari sekali, serta pengukuran bobot basah tanaman dilakukan pada awal dan akhir penelitian. Hasil penelitian menunjukkan nilai parameter kualitas air pada awal penelitian yaitu oksigen terlarut (DO) sebesar 3,25 mg/l, suhu sebesar 27 o C, derajat keasaman (pH) sebesar 5 serta kandungan orthofosfat (PO 43- ) sebesar 7,15 mg/l. Bak penelitian kontrol tanpa perlakuan tanaman, pada akhir penelitian mengalami penurunan nilai oksigen terlarut menjadi 3,05 mg/l, suhu naik menjadi 27,3 o C, derajat keasaman (pH) naik menjadi 7,11 serta kandungan orthofosfat (PO 43- ) menurun menjadi 5,13 mg/l. Bak penelitian dengan perlakuan tanaman kayu apu ( Pistia stratiotes ) mengalami kenaikan nilai oksigen terlarut (DO) menjadi 3,45 mg/l, suhu naik menjadi 28,2 o C, derajat keasaman (pH) naik menjadi 7,37, kandungan orthofosfat (PO 43- ) turun menjadi 1,46 mg/l serta berat basah tanaman kayu apu naik dari berat awal 200 gram menjadi 205 gram. Bak penelitian dengan perlakuan tanaman kiambang ( Salvinia molesta ) pada akhir suhu naik menjadi 27,3 o C, derajat keasaman (pH) naik menjadi 7,12, kandungan orthofosfat (PO 43- ) turun menjadi 1,87 mg/l serta berat basah tanaman kiambang naik dari berat awal 200 gram menjadi 202,67 gram. Hasil analisa sidik ragam dan uji BNT menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang sangat nyata antara perlakuan jenis tanaman dan waktu dalam perlakuan terhadap penurunan konsentrasi orthofosfat (PO 43- ), dimana F-hitung lebih besar dari F-tabel pada selang kepercayaan 95% maupun 99%. Perlakuan fitoremediasi limbah cair industri tempe terbaik pada penelitian selama 8 hari yaitu dengan menggunakan tanaman kayu apu ( Pistia stratiotes ), terbukti karena kemampuannya menyerap orthofosfat (PO 43- ) lebih tinggi dibandingkan kiambang ( Salvinia molesta ). Berat basah tanaman kayu apu ( Pistia stratiotes ) dan kiambang ( Salvinia molesta ) mengalami kenaikan. Hal ini menunjukkan bahwa air yang digunakan dalam media tanam mengandung unsur hara yang diperlukan untuk pertumbuhan tanaman tersebut. Saran dari penelitian ini adalah perlu adanya peran pemerintah setempat dalam mengawasi pembuangan limbah oleh industri sehingga meminimalisir terjadinya pencemaran. Kayu apu lebih efektif dalam menurunkan nutrien dibanding kiambang, sehingga perlu dilakukan penelitian lanjut dengan menggunakan tanaman air jenis lain dengan media tanam dari air limbah industri pada konsentrasi yang berbeda.