Pengaruh Penambahan Kulit Pisang Kepok (Musa Paradiasca L.) Terfermentasi Dalam Pakan Lengkap Terhadap Produksi Gas, Nilai Me Dan Ne Secara In Vitro
Main Author: | Wulandari, Dewi |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2018
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/13536/1/Dewi%20Wulandari.pdf http://repository.ub.ac.id/13536/ |
Daftar Isi:
- Pisang merupakan tanaman yang banyak terdapat di Indonesia dengan berbagai varietas dan jumlah produksi yang tergolong tinggi. Anonimous (2015) menyatakan bahwa produksi buah pisang semakin meningkat setiap tahunnya. Produksi pisang pada tahun 2014 mencapai 6.862.588 ton. Tingginya produksi pisang juga diiringi dengan bertambahnya industri pengolahan pisang, akan tetapi limbah dari industri pengolahan pisang ini belum dimanfaatkan secara optimal oleh pengelola. Apabila ditinjau dari kandungan nutriennya, kulit pisang dapat dimanfaatkan untuk pakan ternak ruminansia. Kandungan nutrien kulit pisang yaitu protein kasar 4,25%, serat kasar 9,69 %, lemak kasar 15,58 % dan bahan organik sebesar 84,34%. Namun disisi lain kulit pisang memiliki kandungan protein kasar yang rendah yaitu 4,25% serta kadar air yang tergolong tinggi sebesar 69% sehingga diperlukan pengolahan untuk meningkatkan kandungan nutrien dan memperpanjang masa simpan. Salah satunya dengan cara fermentasi. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengaruh penambahan kulit pisang kepok terfermentasi dalam pakan lengkap terhadap produksi gas, nilai ME dan NE. Kegunaan dari penelitian ini sebagai bahan pertimbangan penggunaan kulit pisang kepok sebagai pakan ternak ruminansia serta sebagai informasi IPTEK pakan dalam bidang peternakan. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Nutrisi dan Makanan Ternak, Fakultas Peternakan, Universitas Brawijaya Malang pada tanggal 8 januari sampai 10 maret 2018. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak penambahan fermentasi kulit pisang kepok dalam pakan lengkap terhadap produksi gas, nilai ME dan NE yang dilakukan dengan metode In vitro. Materi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu limbah kulit pisang kepok segar, pollard kering, EM4 (Effective Microorganism-4), rumput gajah, daun gamal, konsentrat, serta alat dan bahan yang digunakan untuk analisa proksimat dan mengukur produksi gas secara in vitro. Metode penelitian menggunakan rancangan percobaan RAK (Rancangan Acak Kelompok) dengan 5 perlakuan dan 3 kali ulangan. Perlakuan yang digunakan yaitu penambahan fermentasi kulit pisang dalam pakan lengkap dengan proporsi yang berbeda yaitu P0 = 40% konsentrat + 60% hijauan (rumput gajah + daun gamal); P1 = 40% konsentrat + 60% hijauan (rumput gajah + daun gamal) + 5% kulit pisang kepok terfermentasi; P2 = 40% konsentrat + 60% hijauan (rumput gajah + daun gamal) + 10% kulit pisang kepok terfermentasi; P3 = 40% konsentrat + 60% hijauan (rumput gajah + daun gamal) + 15% kulit pisang kepok terfermentasi; dan P4= 40% konsentrat + 60% hijauan (rumput gajah + daun gamal) + 20% kulit pisang kepok terfermentasi. Variabel yang diamati meliputi pengukuran produksi gas serta estimasi nilai ME dan NE. Analisis data menggunakan analisis varian dan apabila terdapat perbedaan dilanjutkan dengan uji jarak berganda duncan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan fermentasi kulit pisang kepok dalam pakan lengkap tidak memberikan pengaruh yang nyata (P>0,05) terhadap produksi gas total dan nilai potensi produksi gas (b). Namun memberikan memberikan pengaruh yang nyata (P<0,05) terhadap nilai laju produksi gas (c), ME dan NE. Penambahan fermentasi kulit pisang sebesar 10% dalam pakan lengkap memberikan pengaruh terbaik terhadap produksi gas, nilai b, nilai c, nilai ME dan NE dengan nilai 83,00±2,20 ml/500 mg BK, 87,94±2,25 ml/500mg BK, 0,257±0,332 ml/jam BK, 6,97±0,21 MJ/Kg BK, dan 3,91±0,14 MJ/Kg BK. Kesimpulan penelitian ini adalah penambahan fermentasi kulit pisang dapat meningkatkan produksi gas total, nilai ME dan NE. Penambahan fermentasi kulit pisang sebesar 10% menghasilkan nilai produksi gas, nilai ME dan NE yang paling baik. Saran dari penelitian ini adalah perlu adanya penelitian mengenai pemberian kulit pisang terfermentasi secara langsung pada ternak dengan metode in vivo