Analisis Pengaruh Bauran Dan Hubungan Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian Bibit Sengon (Studi Kasus Di Desa Dawuhan Lor, Kecamatan Sukodono, Kabupaten Lumajang)

Main Author: CitraArifianiRisdiantono
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2016
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/135322/1/%5BJurnal%5D_Citra_Arifiani_Risdiantono_-_125040100111021.pdf
http://repository.ub.ac.id/135322/2/%5BSkripsi%5D_Citra_Arifiani_Risdiantono_-_125040100111021.pdf
http://repository.ub.ac.id/135322/
Daftar Isi:
  • Sengon merupakan salah satu komoditas unggulan Kabupaten Lumajang. Sengon memiliki nilai kontribusi terbesar terhadap jumlah total produksi kayu setiap tahunnya. Nilai kontribusi produksi kayu sengon berkisar antara 91,15% hingga 98,03% pada tahun 2011 hingga 2015. Produksi kayu sengon yang tinggi ini mendorong pertumbuhan bisnis di bidang pembibitan tanaman sengon. Desa Dawuhan Lor merupakan salah satu sentra produksi bibit sengon di Kabupaten Lumajang. Produk bibitnya sudah dipasarkan di kota maupun kabupaten lain di Provinsi Jawa Timur, seperti Probolinggo dan Banyuwangi. Namun beberapa tahun terakhir, banyaknya pesaing pembibit yang bermunculan, termasuk pesaing yang berada di luar kota yang mengakibatnya volume penjualan turun. Kendala ini membuat petani bibit sengon di Desa Dawuhan Lor harus memiliki strategi pemasaran yang efektif. Analisis mengenai bauran pemasaran terhadap keputusan pembelian akan membantu petani dalam mengoptimalkan strategi pemasarannya. Produk yang dapat memenuhi harapan pelanggan, penawaran harga yang tepat, produk yang mudah tersedia bagi pelanggan, serta promosi akan meningkatkan peluang keputusan pembelian. Sedangkan analisis hubungan pemasaran terhadap keputusan pasca pembelian bibit sengon akan membentu petani dalam memaksimalkan perbaikan hubungan pemasaran dengan pelanggan. Perhatian yang diberikan petani berupa pemahaman tentang apa yang diinginkan dan dibutuhkan oleh pelanggan, kepercayaan pelanggan terhadap integritas petani maupun kualitas bibit yang dihasilkan, komitmen antara petani dan pelanggan untuk saling menjaga hubungan baik, serta pelayanan yang diberikan petani pada saat dan setelah pembelian akan mempengaruhi pelanggan untuk melakukan pembelian ulang ataupun tidak. Penelitian ini bertujuan untuk (1) menganalisis pengaruh variabel-variabel di dalam bauran pemasaran (produk, harga, tempat, dan promosi) terhadap keputusan pembelian bibit sengon di Desa Dawuhan Lor, Kecamatan Sukodono, Kabupaten Lumajang, dan (2) menganalisis keputusan pembelian bibit sengon di Desa Dawuhan Lor, Kecamatan Sukodono, Kabupaten Lumajang yang dipengaruhi oleh oleh variabel-variabel di dalam hubungan pemasaran (perhatian, kepercayaan, komitmen, dan pelayanan). Penelitian dilakukan di Desa Dawuhan Lor secara purposive dengan pertimbangan desa ini merupakan salah satu sentra penghasil bibit sengon dengan jumlah pembibit terbanyak di Kabupaten Lumajang. Responden ditentukan secara snowball sampling (untuk petani) karena tidak semua petani bibit tercacat pada Dinas Kehutanan, dan accidental sampling (untuk konsumen) karena tidak ada data mengenai konsumen yang membeli bibit sengon di Desa Dawuhan Lor. Data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi data primer dan sekunder. Pengumpulan data primer dilakukan melalui observasi dan wawancara dengan menggunakan kuesioner, sedangkan pengumpulan data sekunder diperoleh melalui studi literatur. Metode analisis data yang digunakan yaitu (1) uji instrumen yang terdiri dari uji validitas dan uji reliabilitas, (2) uji asumsi klasik yang terdiri dari uji normalitas, uji autokorelasi, uji heteroskedasitas, dan uji multiokolinearitas, (3) uji koefisien regresi, serta (4) analisis jalur (path analysis). Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam bauran pemasaran, terdapat tiga variabel yang mempengaruhi keputusan pembelian, yaitu produk, harga, dan tempat. Promosi tidak berpengaruh signifikan. Hal ini dikarenakan minimnya kegiatan promosi yang dilakukan oleh petani. Promosi yang dilakukan sebagian besar masih dilakukan dari mulut ke mulut. Secara bersama-sama pengaruh variabel produk, harga, tempat, dan promosi bernilai 63,3%, dalam hal ini strategi bauran pemasaran memang kurang diperhatikan oleh petani. Petani di Desa Dawuhan Lor kurang berusaha untuk mencari konsumen potensial baru karena pangsa pasar bibit sengon yang terbatas. Petani lebih memilih untuk memberikan penawaran-penawaran khusus kepada pelanggan. Di samping itu, pembelian bibit oleh konsumen baru yang berjumlah sedikit, membuat petani cenderung untuk memberikan harga yang lebih tinggi. Urutan variabel yang paling berpengaruh yakni harga, produk, tempat, dan promosi. Dalam hubungan pemasaran, semua variabel berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian bibit sengon. Hal ini dikarenakan petani benar-benar memperhatikan hubungan dengan pelanggan tetap yang dimiliki. Pengaruh hubungan pemasaran melalui variabel perhatian, kepercayaan, komitmen, dan pelayanan menunjukkan persentase sebesar 71,3%, lebih tinggi dibandingkan dengan pengaruh bauran pemasaran. Petani lebih memilih untuk mempertahankan pelanggan daripada mencari konsumen baru dalam memasarkan bibit sengonnya. Hal tersebut dikarenakan pelanggan cenderung melakukan pembelian dengan jumlah yang lebih besar serta transaksi jual-beli yang lebih mudah dan cepat karena petani dan pelanggan yang sudah saling mengenal. Urutan variabel yang paling berpengaruh dimulai dari variabel perhatian, kepercayaan, komitmen, dan pelayanan. Saran yang diberikan adalah (1) variabel harga dapat dijadikan strategi pemasaran andalan bagi petani, yakni dengan menawarkan harga yang bersaing dengan petani di dalam desa maupun di luar desa, serta harus sesuai dengan kualitas bibit yang dijual. Hal ini dapat digunakan sebagai upaya peningkatan volume penjualan yang pada akhirnya akan meningkatkan omzet penjualan petani. (2) usaha untuk meningkatkan hubungan pemasaran melalui variabel komitmen. Hal ini berarti tentang bagaimana petani dapat memahami kebutuhan dan keinginan konsumen akan produk bibit sengon, baik dari segi kualitas maupun kuantitas. Petani juga harus memberikan perhatian dengan cara mengetahui keinginan pelanggan dalam hal pelayanan yang diberikan. Dengan terus memberikan perhatian yang tepat kepada pelanggan, petani dapat terus menjaga hubungan jangka panjang yang baik dengan pelanggan. Hal tersebut yang akan membuat volume penjualan yang tetap stabil bahkan meningkat, dan pada akhirnya akan berkontribusi terhadap peningkatan omzet penjualan petani.