Komunitas Ikan Di Bendungan Sengguruh Desa Sengguruh Kecamatan Kepanjen Kabupaten Malang Jawa Timur

Main Author: KrisnaYudhaDitaEkasaputra
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2016
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/135313/1/Artikel_Krisna_PKL.pdf
http://repository.ub.ac.id/135313/2/ARTIKEL_SKRIPSI.pdf
http://repository.ub.ac.id/135313/3/skripsi_PDF.pdf
http://repository.ub.ac.id/135313/
Daftar Isi:
  • Waduk merupakan perairan tawar yang menempati ruang yang lebih kecil dibandingkan dengan lautan maupun daratan. Waduk Sengguruh memiliki peranan yang sangat penting karena merupakan sumber air rumah tangga dan industri, serta tempat pembuangan dari lingkungannya, sehingga rawan untuk berubah kondisi kesuburannya. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui kondisi kesuburan perairan waduk Sengguruh dilihat dari aspek komunitas fitoplankton dan indeks saprobik. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2015 sampai Januari 2016. Analisis kualitas air dan fitoplankton dilakukan di Laboratorium Lingkungan dan Bioteknologi Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Brawijaya Malang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Pengambilkan sampel fitoplankton dan kualitas air dilakukan sebanyak 4 kali selama sebulan. Fitoplankton yang ditemukan terdiri dari 6 divisi dan 60 genus. Kelimpahan fitoplankton stasiun 1—stasiun 3 berkisar antara 3191—3645 ind/ml, yang menandakan kesuburan perairan dalam kondisi mesotrofik/sedang. Komposisi fitoplankton yang paling banyak ditemukan secara berurutan berasal dari divisi Chrysophyta, Chlorophyta, Cyanophyta, diikuti Euglenophyta, Ocrophyta dan Miozoa. Indeks dominasi fitoplankton stasiun 1—3 berkisar antara 0,0585— 0,0675, yang menandakan tidak adanya dominasi salah satu jenis fitoplankton. Indeks keanekaragaman fitoplankton stasiun 1—3 berkisar antara 3,9206— 4,1187, yang menandakan banyaknya variasi jenis fitoplankton. Indeks Saprobik pada stasiun 1 dan 2 tergolong ß-Mesosaprobik / Oligosaprobik, sedangkan pada stasiun 3 tergolong ß-Mesosaprobik. Hal ini menandakan perairan waduk tercemar ringan oleh bahan organik dan anorganik. Secara umum kualitas air masih dalam kisaran yang mendukung pertumbuhan fitoplankton. Parameter kualitas air di Waduk Sengguruh seperti Kecerahan, Suhu, pH, DO, CO2, Nitrat, orthofosfat masih tergolong baik dan mendukung aktivitas fitoplankton yang terdapat didalamnya. Kesimpulan dari penelitian ini adalah kondisi kesuburan perairan waduk Sengguruh dilihat dari aspek fitoplankton menunjukkan perairan dalam kategori mesotorofik (sedang), sedangkan dari aspek indeks saprobik menunjukan perairan dalam kategori ß-Mesosaprobik / Oligosaprobik— ß-Mesosaprobik atau tercemar ringan oleh bahan organik dan anorganik. Saran dari penelitian ini yaitu perlu adanya sinergitas antara masyarakat, Jasa Tirta, dan Pemerintah dalam menjaga kelestarian perairan Waduk Sengguruh dengan cara tidak membuang sampah dan limbah di waduk secara terus menerus merupakan sumber bahan organik, pembuatan Instalasi Pengolahan Air (IPAL) pada pabrik yang membuang air limbahnya ke sungai yang terhubung dengan Waduk Sengguruh.