Uji Kualitas Spermatozoa Kambing Senduro Hasil Pembekuan Lambat Pada Suhu Akhir Yang Berbeda

Main Author: Jayadikarta, Ahmad Fadhil
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2018
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/13529/1/Ahmad%20Fadhil%20Jayadikarta.pdf
http://repository.ub.ac.id/13529/
Daftar Isi:
  • Kambing Senduro merupakan plasma nutfah asli Indonesia, saat ini penyebaran kambing Senduro di Indonesia masih kurang. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan populasi serta penyebaran ternak kambing Senduro di Indonesia adalah dengan cara melakukan inseminasi buatan (IB). Teknologi IB berperan penting dalam peningkatan kualitas mutu genetik dengan memanfaatkan ternak pejantan unggul, dan pengontrolan penyakit reproduksi lebih mudah apabila dibandingkan dengan kawin alam. Permasalahan dalam proses teknologi IB yaitu pada proses pembekuan semen, proses pembekuan yang menggunakan N2 (nitrogen) cair membutuhkan peralatan yang mahal dan kompleks, seperti kontainer N2, mahalnya harga N2 cair serta terbatasnya distribusi N2 cair. Upaya yang dilakukan untuk menghindari kekurangan dari proses pembekuan menggunakan N2 salah satunya yaitu menggunakan freezer. Penggunaan freezer padaproses pembekuan semen diharapkan mampu mempertahankan kualitas spermatozoa setelah pembekuan. Penelitian dilaksanakan selama 6 bulan dimulai pada tanggal 12 April sampai 15 September 2017 di Laboratorium Lapang Sumber Sekar, Kecamatan. Dau, Kabupaten. Malang dan Laboratorium Biosains Universitas Brawijaya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh suhu akhir pembekuan -400C dan -800C dengan metode lambat menggunakan alat Mr.Frosty® terhadap kualitas spermatozoa post thawing kambing Senduro. Manfaat penelitian ini adalah sebagai bahan informasi dan data mengenai pengaruh suhu akhir pembekuan yang berbeda pada semen kambing Senduro menggunakan metode lambat. Materi penelitian ini adalah semen segar dari 3 ekor pejantan kambing Senduro yang berumur 1,5 – 2 tahun dengan bobot badan berkisar antara 70 – 80 kg yang dipelihara secara intensif dengan pemberian pakan hijauan sebanyak 4-5 kg/ekor/hari dan pemberian pakan kosentrat sebanyak 600-800 gram/ekor/hari. Metode dalam penelitian ini menggunakan metode percobaan melalui studi kasus. Data analisis yang digunakan adalah uji t tidak berpasangan, dengan 2 perlakuan pembekuan. Pembekuan dilakukan pada suhu -400C (P1) dan -800C (P2), masing-masing perlakuan diulang 16 kali. Variabel yang diamati adalah kualitas spermatozoa post thawing yang meliputi motilitas individu, viabilitas, dan abnormalitas. Hasil penelitian menunjukan bahwa motilitas dan viabilitas spermatozoa post thawing kambing Senduro yang dibekukan menggunakan metode lambat dengan suhu akhir yang berbeda menunjukkan hasil berbeda sangat nyata (P<0,01) dengan rataan motilitas tiap perlakuan P1(2,81±0,02%); P2(10,93±0,04%), dan rataan viabilitas tiap perlakuanP1(6,20±0,03%); P2(22,93±0,11%). Variabel abnormalitas hasil pembekuan spermatozoa post thawing kambing Senduro menunjukan hasil tidak berbeda nyata (P>0,05) dengan rataan abnormalitas tiap perlakuan P1(11±0%); P2(11,91±0,02%). Kesimpulan dari penelitian ini adalah metode pembekuan lambat dengan suhu akhir -800C (P2) mempunyai nilai motilitas, dan viabilitas lebih tinggi dibanding dengan suhu akhir pembekuan -400C (P1). Saran dari hasil penelitian ini adalah perlu dilakukan penelitian lebih lanjut khususnya dalam pengaruh lama thawing terhadap kualitas spermatozoa hasil pembekuan lambat dengan menggunakan alat Mr.Frosty®.