Tingkat Eutrofikasi Ekosistem Perairan Pesisir Desa Kalirejo, Kecamatan Kraton, Kabupaten Pasuruan, Provinsi Jawa Timur
Main Author: | TriPujiRahayu |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2016
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/135284/1/ARTIKEL_SKRIPSI_TRI_PUJI_RAHAYU_125080100111021_MSP.pdf http://repository.ub.ac.id/135284/2/SKRIPSI-TRI_PUJI_RAHAYU-125080100111021-MSP.pdf http://repository.ub.ac.id/135284/ |
Daftar Isi:
- Wilayah pesisir merupakan daerah pertemuan antara perairan laut dan daratan, agregasi dari berbagai komponen ekologi saling mempengaruhi. Pada wilayah pesisir Desa Kalirejo memiliki multi kegiatan, misalya: petambak, nelayan, pertanian dan rumah tangga. Aktivitas yang terjadi pada wilayah pesisir menyebabkan masuknya limbah ke dalam pesisir sehingga cepat atau lambat akan dapat mempengaruhi kualitas air, yang selanjutnya berpengaruh pada keberadaan organisme yang ada di perairan. Pencemaran perairan pesisir salah satu dampaknya yaitu eutrofikasi. Eutrofikasi adalah proses pengkayaan nutrien di perairan, terutama oleh nitrat dan fosfat, tetapi juga elemen lainnya seperti silikat. Kandungan nutrien perairan berkaitan erat dengan kelimpahan fitoplankton dimana semakin tinggi kandungan nutrien di suatu perairan maka semakin tinggi juga kelimpahan fitoplankton dan konsentrasi klorofil-a. Keberadaan klorofil-a dalam suatu perairan dapat digunakan sebagai indikator tingkat kesuburan perairan serta dapat menjadikan indikator ukuran kualitas perairan, ketersediaan nutrien serta indikator terjadinya eutrofikasi di perairan. Sehingga tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kondisi kualitas air serta tingkat eutrofikasi berdasarkan status trofik diperairan pesisir Desa Kalirejo, Kecamatan Kraton, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur. Metode yang digunakan yaitu metode deskriptif dengan teknik pengambilan data meliputi data primer (observasi dan dokumentasi) dan data sekunder (laporan serta studi pustaka). Lokasi pengambilan sampel terdapat 4 stasiun dengan pengambilan sampel selang waktu 7 hari dan dilakukan 2 kali pengulangan. Kualitas air yang diukur meliputi parameter fisika (suhu, kecerahandan salinitas), kimia (pH, DO, nitrat, orthofosfat dan silikat) dan biologi (klorofil-a) untuk mengetahui status trofik dengan metode TSI dan UNTRIX. Hasil analisis kualitas air sebagai berikut nilai suhu berkisar 28.5 - 30.5 oC kecerahan berkisar 32.947 – 40.75 cm, salinitas berkisar 19 – 22 ppt, pH berkisar 7 – 7.5, oksigen terlarut berkisar 6.502 – 7.046 mg/L, nitrat berkisar 0.377 – 0.577 mg/L, orthofosfat berkisar 0.008 – 0.03 mg/L, silikat berkisar 3.385 – 4.563 mg/L dan klorofil-a berkisar 5.418 – 8.037 μg/L.. Berdasarkan karekteristiknya nilai nitrat termasuk perairan oligotrofik, nilai ortofosfat termasuk mesotrofik dan nilai klorofil-a termasuk perairan eutrofik. Hasil perhitungan status trofik dengan metode TSI didapatkan nilai berkisar 54.343 – 57.873 dan metode UNTRIX didapatkan nilai berkisar 5.223 – 6.0153. Nilai yang didapatkan menurut metode TSI dan metode UNTRIX termasuk perairan eutrofik. Pada hasil penelitian disarankan perlu dilakukan pengawasan dan pengontrolan dari pihak terkait untuk mengurangi pencemaran. Berdasarkan hasil status trofik ini keberlakuannya hanya sementara, karena parameter penentu status trofik dapat berubah di setiap waktu. Sehingga pengamatan kualitas air perairan pesisir sangat diperlukan dan perlu dilakukan pengambilan sampel secara berkala agar diperoleh hasil yang akurat sepanjang waktu.