Daftar Isi:
  • Keterbatasan lahan di Indonesia masih menjadi salah satu penyebab rendahnya produksi tanaman di Indonesia. Oleh karena itu diperlukan suatu inovasi sehingga lahan yang sempit dapat dimanfaatkan secara semaksimal mungkin sehingga produksi tanaman dapat meningkat. Vertikultur adalah konsep taman tegak, yaitu tanaman dan elemen taman lainnya yang diatur sedemikian rupa dalam sebuah bidang tegak. Salah satu faktor budidaya vertikultur yang berpengaruh terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman ialah media tanam yang digunakan. Penggunaan media tanam yang tepat akan memberikan kondisilingkungan yang optimal bagi pertumbuhan tanaman. Salah satu jenis tanaman yang dapat dibudidayakan secara vertikultur adalah tanaman kangkung. Kebutuhan sayuran kangkung cenderung terus meningkat sejalan dengan meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya gizi dan banyaknya rumah makan yang menyajikan sayur kangkung sebagai salah satu menunya. Produksi kangkung di Indonesia dapat mencapai 50.000-60.000 kg per hektar (Harjadi dan Suketi, 1999). Penelitian telah dilaksanakan pada bulan Oktober-November 2015di Jl. Bunga Kopi (Kopi Estate) Kota Malang yang terletak pada ketinggian 505 meter diatas permukaan air laut, Kondisi iklim Kota Malang tercatat rata-rata suhu udara berkisar antara 22,2°C – 24,5°C, sedangkan suhu maksimum mencapai 32,3°C dan suhu minimum 17,8°C. Alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain penggaris, gembor, timbangan analitik, kamera, oven, dan LAM. Bahan yang digunakan antara lain benih tanaman kangkung varietas sutera, tanah, kompos, cocopit, arang sekam, paranet, besi, pipa air dan pompa air kecil dan pupuk urea (46% N). Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok dengan 8 perlakuan. Perlakuan tersebut antara lain M1 : Tanah, M2 : Kompos, M3 : Arang sekam, M4 : Cocopit, M5 : Tanah + Pupuk Kandang Ayam (1:1), M6 : Kompos + Pupuk Kandang Ayam (1:1), M7 : Arang sekam + Pupuk, Kandang Ayam (1:1), M8 : Cocopit + Pupuk Kandang Ayam (1:1). Setiap perlakuan diulang sebanyak 4 kali sehingga diperoleh 32 satuan percobaan. Pengamatan dilakukan pada komponen pertumbuhan secara destruktif dan pengamatan panen. Interval pengamatan setiap 1 minggu sekali yaitu pada umur 7, 14, 21 dan 28 hst.Data hasil pengamatan dianalisis dengan menggunakan uji F pada taraf α = 0,05 untuk mengetahui terdapat tidaknya pengaruh nyata dari perlakuan. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa perlakuan media tanam dan pupuk kandang berpengaruh terhadap seluruh parameter pengamatan meliputi tinggi tanaman, luas daun, jumlah daun, bobot segar akar, bobot kering akar, bobot segar tanaman dan bobot kering tanaman. Perlakuan media tanam yang ditambahkan pupuk kandang menghasilkan pertumbuhan yang lebih baik dan produksi yang lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan media tanam tanpa pupuk kandang. Perlakuan kompos + pupuk kandang memberikan pertumbuhan dan hasil produksi yang terbaik diantara perlakuan-perlakuan lainnya, sedangkan perlakuan arang sekam memberikan pertumbuhan dan hasil yang terendah.