Pengaruh Penambahan Silikat Pada Pupuk Cair Limbah Padat Tambak Udang Vaname (Litopenaeus Vannamei) Untuk Pertumbuhan Chaetoceros Calcitrans Skala Laboratorium

Main Author: ArdianWahyuSaputri
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2016
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/135038/1/LAPORAN_SKRIPSI.pdf
http://repository.ub.ac.id/135038/
Daftar Isi:
  • Pembenihan merupakan langkah awal dan merupakan kunci keberhasilan dalam budidaya perikanan. Faktor utama yang mendukung dalam suatu usaha pembenihan adalah ketersediaan pakan hidup yaitu fitoplankton yang memadai dan berkesinambungan. Salah satu jenis fitoplankton yang digunakan untuk pakan larva udang adalah Chaetoceros calcitrans. C. calcitrans memiliki nutrisi yang baik untuk pertumbuhan larva udang seperti karbohidrat, protein, lemak, omega 3 EPA. Dalam pertumbuhannya C. calcitrans membutuhkan unsur makro antara lain N (14 mg/L), P (2,4 mg/L) dan Si (3,2 mg/L). Limbah padat tambak udang vaname adalah limbah organik yang sebagian besar dihasilkan dari feses dan sisa pakan udang vaname (L. vannamei). Limbah padat tambak udang vaname mengandung sejumlah besar unsur hara makro yang terdiri dari 30,7 g/100g C (karbon), 8,8 g/100g N (nitrogen), 12,7 g/100g P (fosfor) dan 7,7 g/100g K (kalium). Berdasarkan hal tersebut unsur hara makro dari limbah padat tambak udang vaname dapat dijadikan pupuk untuk kultur C. calcitrans dengan penambahan silikat dosis optimal. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penambahan silikat pada media kultur dan dosis silikat yang paling baik terhadap pertumbuhan dan biomassa C. calcitrans. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Prosedu penelitian dalam 2 tahap yaitu tahap pertama persiapan penelitian meliputi sterilisasi alat dan media kultur, penyiapan air sebagai media pemeliharaan, penyiapan limbah padat tambak udang vaname, dan penyiapan stok bibit C. calcitrans. Tahap kedua yaitu pelaksanaan penelitian meliputi pengamatan pertumbuhan C. calcitrans, laju pertumbuhan spesifik C. calcitrans, biomassa C. calcitrans dan pengukuran kualitas air. Sampel limbah padat tambak udang vaname diperoleh dari lokasi pertambakan udang vaname intensif di BBPBAP Jepara. Streilisasi limbah dengan cara dioven menggunakan oven memmert selama 24 jam. Waktu perendaman limbah padat tambak udang selama 24 jam dengan dosis 4 gr/L air laut diaerasi terus menerus kemudian disaring dengan kertas Whatman no 42. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 5 perlakuan dan 3 kali ulangan. Dosis silikat pada perlakuan A yaitu 1,5 mg/L, B 3 mg/L, C 4,5 mg/L, D 6 mg/L dan K tanpa penambahan silikat. Parameter yang diamati adalah kepadatan C. calcitrans, laju pertumbuhan spesifik, biomassa, nitrat, fosat, suhu, pH, DO dan salinitas. Hasil paling baik dalam penelitian ini adalah perlakuan B yaitu pemberian dosis silikat sebanyak 3 mg/L. Hal iniditunjukkan dengan kepadatan sel tertinggi 147,75x104sel/ml, berat biomassa sebesar 3,70 g/L, dan hasil akhir N dan P terendah masing-masing 0,05 dan 0,34. Berdasarkan data tersebut dapat diketahui bahwa limbah padat tambak udang vaname dapat digunakan sebagai media kultur C. calcitrans dengan penambahan dosis silikat paling baik 3,3 mg/L.