Pengaruh Ekstrak Kasar Pegagan (Centella Asiatica) Terhadap Daya Hambat Bakteri Pseudomonas Fluorescens Secara In Vitro

Main Author: Ibtida`ulMunir
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2016
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/135002/1/Skripsi_Ibtida%27ul_Munir_125080500111020.pdf
http://repository.ub.ac.id/135002/
Daftar Isi:
  • Kegiatan sektor Budidaya bidang perikanan di Indonesia, dewasa ini telah mengalami peningkatan dari tahun 2010 – 2014 dengan rata – rata pertahun mencapai 23, 74 %. Namun terdapat beberapa hal yang menjadi kendala dalam kegiatan budidaya perikanan itu sendiri. Salah satu kendalanya adalah hama dan penyakit. Penyakit dapat menimbulkan kematian pada ikan yang dibudidayakan serta menyebabkan kerugian cukup besar terhadap proses budidaya itu sendiri. P. fluorescens merupakan salah satu bakteri yang menimbulkan penyakit Hemoragic dan septicemia pada ikan air tawar, gejala yang timbul yaitu ikan berwarna gelap (kusam), luka pada kulit, sirip dan sisik rusak, pendarahan pada tubuh ikan, perut busung, insang rusak berwarna keputih – putihan hingga kebiru – biruan, ikan lemah dan timbul borok. Pengobatan dengan menggunakan antibiotik serta obat-obat kimia untuk mengatasi adanya penyakit tersebut dapat menimbulkan sifat resisten terhadap bakteri serta dapat membahayakan lingkungan perairan. Oleh karena itu diperlukan suatu bahan alami sebagai pengganti antibiotik yang lebih aman dan ramah lingkungan yaitu salah satunya dengan menggunakan ekstrak pegagan (Centella asiatica) yang mengandung zat antibakteri, diantaranya adalah saponin, tannin, alkaloid, dan flavonoid . Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Penyakit dan kesehatan Ikan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya Malang, pada bulan Januari sampai bulan April 2016. Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan pengaruh pemberian ekstrak kasar pegagan (C. asiatica) dalam menghambat bakteri P. flourescens secara in vitro dan untuk menentukan dosis terbaik ekstrak kasar pegagan (C. asiatica) yang diperlukan dalam mengahambat bakteri P. flourescens secara in vitro. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimental penelitian yang dilakukan terhadap variabel yang data-datanya belum ada sehingga perlu dilakukan proses manipulasi melalui pemberian treatment atau perlakuan tertentu terhadap subjek penelitian yang kemudian diamati atau diukur dampaknya (data yang akan datang) dan teknik pengambilan datanya dengan cara observasi langsung, yaitu pengamat merekam apa yang tengah terjadi pada saat itu juga. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL), menggunakan 5 perlakuan dosis ekstrak pegagan yaitu : dosis (A) 5 ppt ; (B) 10 ppt ; (C) 15 ppt ; (D) 20 ppt dan (E) 25 ppt. Masing-masing perlakuan diulang sebanyak 3 kali kemudian dilakukan analisis secara statistik dengan menggunakan analisis uji keragaman atau uji f (ANOVA) dengan tingkat kepercayaan 95%( = 0,05) dan 99% ( = 0,01). Kesimpulan dari hasil penelitian ini bahwa hasil uji daya hambat bakteri dengan menggunakan uji cakram menunjukkan dosis ekstrak pegagan (C. asiatica) berpengaruh sangat nyata terhadap daya hambat dari pertumbuhan bakteri P. Fluorescens. Pemberian ekstrak kasar pegagan (C. asiatica) menghasilkan perlakuan terbaik yaitu pada perlakuan E dengan dosis 25 ppt menghasilkan rata - rata daya hambat sebesar 8,98 ± 0,74 mm dan hasil rata - rata daya hambat terendah yaitu pada perlakuan A dengan dosis 5 ppt sebesar 6,27 ± 0,03 mm. Ekstrak kasar Pegagan (C. asiatica) memiliki sifat antibakteri secara bakteriostatik karena hanya menghambat pertumbuhan bakteri P. fluorescens.