Uji Toksisitas Ekstrak Alga Coklat Padina australis dengan Pelarut yang Berbeda Terhadap Larva Artemia salina Leach

Main Author: Fathonah, Imroatul
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2016
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/134963/1/LAPORAN_SKRIPSI___IMROATUL_FATHONAH___115080300111117.pdf
http://repository.ub.ac.id/134963/
Daftar Isi:
  • Uji toksisitas adalah metode pengujian suatu tanaman yang mempunyai sifat toksik yang dapat ditentukan dalam waktu singkat yaitu selama 24 jam setelah pemberian dosis. Uji toksisitas yang digunakan dalam penelitian ini dengan menggunakan metode BSLT (Brine Shrimp Lethality Test). Alga merupakan salah satu tanaman yang berpotensi sebagai obat. Tidak hanya kandungan kimia dan khasiatnya saja yang perlu diketahui dari suatu tanaman, melainkan juga kadar toksisitasnya. Alga coklat (Phaephyceae) merupakan salah satu jenis alga yang tumbuh dan tersebar luas di perairan laut Indonesia. Salah satu spesies alga coklat yang keberadaanya melimpah di Sumenep, Madura adalah Padina australis. Padina australis memiliki senyawa bioaktif seperti asam lemak, fukosterol, triterpenoid, steroid yang dihasilkan dari proses ekstraksi (maserasi) dengan pelarut non polar, semi polar, dan polar. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan nilai LC50 ekstrak alga coklat Padina australis dengan menggunakan pelarut yang berbeda. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai September 2015, bertempat di Laboratorium Perekayasaan Hasil Perikanan, Laboratorium Reproduksi, Pemuliaan dan Pembenihan Ikan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Brawijaya dan Laboratorium Pusat Penelitian Kimia, LIPI (Lembaga Ilmu dan Pengkajian Ilmiah) Serpong. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode eksperimen, dengan membuat konsentrasi larutan ekstrak Padina australis 0 ppm, 5 ppm, 50 ppm, 250 ppm dan 1000 ppm untuk semua pelarut. Metode pengujian uji toksisitas yang dilakukan pada penelitian ini adalah BSLT. Metode BSLT ini dengan menggunakan hewan uji Artemia salina Leach. yang berumur 48 jam. Parameter yang diamati adalah nilai persentase kematian larva, kemudian dilakukan perhitungan dengan memasukkan nilai probit untuk menghasilkan nilai LC50. Selanjutnya nilai LC50 dari masing-masing pelarut dilakukan perhitungan sidik ragam (ANOVA) untuk mengetahui hasil dari masing-masing pelarut. Hasil penelitian yang paling toksik, selanjutnya diujikan dengan LC-MS (Liquid Chromatography-Mass Spectrometry) untuk mengetahui senyawa aktif yang terdapat dalam ekstrak Padina australis. Hasil penelitian uji toksisitas ekstrak Padina australis yang dimaserasi secara bertingkat dari pelarut non polar (n-heksan), semi polar (etil asetat) dan polar (etanol) didapatkan rata-rata nilai LC50 berturut-turut sebesar 219,79 ± 2,31 ppm, 179,76 ± 3,12 ppm dan 155,85 ± 3,10 ppm. Sedangkan rata-rata nilai LC50 ekstrak Padina australis yang dimaserasi secara bertingkat dari pelarut polar (etanol), semi polar (etil asetat) dan non polar (n-heksan) didapatkan rata-rata nilai LC50 berturut-turut sebesar 167,13 ± 3,73 ppm, 189,69 ± 3,82 ppm dan 206,71 ± 2,91 ppm.