Uji Ekspresi Metallothionein pada Insang, Lambung dan Otot Kerang Hijau (Perna viridis L.) yang Terpapar Hg, Pb dan Cd di Perairan Kenjeran, Banyu Urip dan Ngemboh
Daftar Isi:
- Kawasan pesisir merupakan wilayah seringkali terkena dampak aktivitas manusia dalam pemanfaatannya, yang menimbulkan masuknya bahan pencemar berbahaya ke perairan laut dan secara khusus dapat mengganggu perkembangan komunitas jenis kerang-kerangan termasuk bivalvia. Bahan-bahan pencemar yang salah satunya adalah logam berat, yang masuk ke muara sungai dan estuari akan tersebar dan akan mengalami proses pengendapan, sehingga terjadi penyebaran zat pencemar pada air, sedimen dan organisme. Senyawa logam berat biasanya banyak terdapat dalam limbah industri. Keberadaan logam berat di perairan laut dan muara sungai dapat berasal dari berbagai sumber, antara lain dari kegiatan pertambangan, rumah tangga, limbah pertanian dan buangan industri. Beberapa jenis logam berat yang banyak terdapat diantaranya Pb, Hg dan Cd. Akumulasi logam berat yang melampaui ambang batas dapat menganggu kehidupan biota seperti kerang hijau (Perna viridis L.), sehingga protein metallothionein yang dimiliki oleh organisme tersebut akan mengikat logam lebih tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ekspresi protein metallothionein yang terdeteksi pada sampel organ insang, lambung dan otot kerang hijau (Perna viridis L.) di pantai Kenjeran, pantai Banyu Urip dan Ngemboh yang terpapar logam berat Hg, Pb dan Cd pada tiga lokasi dengan prosedur Western Blot. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan teknik pengambilan data meliputi data primer dan data sekunder. Pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi lapangan dan studi pustaka. Prosedur penelitian dilakukan melalui beberapa tahapan, yaitu dimulai dengan penangkapan kerang hijau (Perna viridis L.) di alam yang selanjutnya diambil organ insang, lambung dan otot untuk dilakukan isolasi guna mendapatkan protein murni, lalu pemisahan protein untuk mendapatkan berat molekul dengan menggunakan Sodium Dodecyl Sulfate Polyacrilamide Gel Electrophoresis (SDSPAGE) dan deteksi protein spesifik dengan prosedur Western Blot. Data pendukung yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kualitas air yang meliputi parameter fisika yang terdiri dari suhu dan salinitas dan parameter kimia yang terdiri dari suhu, salinitas, pH, oksigen terlarut dan total bahan organik. Hasil SDS-PAGE insang kerang hijau (Perna viridis L.) di setiap lokasi penelitian berbeda-beda. Hasil dari perhitungan nilai berat molekul pada profil insang, lambung dan otot di pantai Kenjeran, Banyu Urip dan Ngemboh rata-rata didapatkan 9 pita protein yang dimulai dari 33,812 kDa, 31,506 kDa, 28,675 kDa, 26,719 kDa, 23,199 kDa, 21,617 kDa sampai 19,674 kDa, 14,150 kDa hingga 11,448 kDa. Pita protein pada masing-masing organ di tiga lokasi menunjukkan berada pada titik yang sangat mirip sehingga perhitungan dilakukan dengan melihat pita-pita yang berada pada posisi sama. Hasil pengamatan ekspresi metallothionein melalui analisis Western Blot untuk mendeteksi protein spesifik, ditemukan ekspresi metallothionein pada pita protein 28,357 kDa pada otot. Ekspresi pita protein yang paling tebal rata-rata terdapt pada organ kerang hijau di pantai Kenjeran. Hal ini dikarenakan lingkungan lokasi penelitian paling banyak bahan pencemar yang mengandung vii logam berat Hg, Pb dan Cd. Sehingga akan menjadikan kadar metallothionein dalam tubuh lebih besar karena sebagi respon untuk mengikat logam berat tersebut. Hasil pengukuran logam berat berat Hg, Pb dan Cd di pantai Kenjeran pada sampel air berturut-turut diperoleh hasil sebesar 0,015 mg/l; 0,015 mg/l; 0,007 mg/l, di pantai Banyu Urip Hg 0,008 mg/l; Pb 0,009 mg/l; dan Cd 0,007 mg/l, di pantai Ngemboh Hg 0,011 mg/l; Pb 0,015 mg/l; Cd 0,009 mg/l. Pada sedimen di pantai Kenjeran Hg 0,756 mg/l; Pb 1,706 mg/l; Cd 0,566 mg/l, pada pantai Banyu Urip Hg 0,704 mg/l, Pb 1,056 mg/l; Cd 0,327 mg/l, dan di Pantai Ngemboh Hg 0,996 mg/l; Pb 1,125 mg/l; Cd 0,669. Pada insang, di pantai Kenjeran Hg 0,236 mg/l; Pb 0,310 mg/l; Cd 0,228 mg/l, di pantai Banyu Urip Hg 0,166 mg/l; Pb 0,191 mg/l; Cd 0,191 mg/l, di pantai Ngemboh Hg 0,251 mg/l; Pb 0,221 mg/l; Cd0,219 mg/l. Pada lambung, di pantai Kenjeran Hg 0,256 mg/l; Pb 0,291 mg/l; Cd 0,125 mg/l , di pantai Banyu Urip Hg 0,814 mg/l; Pb 0,202 mg/l; Cd 0,211 mg/l, di pantai Ngemboh Hg 0,187 mg/l; Pb 0,227 mg/l; Cd 0,233 mg/l. Pada otot, di pantai Kenjeran Hg 0,260 mg/l ; Pb 0,321 mg/l; Cd 0,242 mg/l, di pantai Banyu Urip Hg 0,256 mg/l; Pb 0,235 mg/l; Cd 0,151 mg/l, di pantai Ngemboh Hg 0,235 mg/l; Pb 0,283 mg/l; Cd 0,247 mg/l. Hasil pengukuran kualitas air yaitu, suhu perairan berkisar antara 31-32,34 0C, salinitas berkisar antara 25-26,67 ‰, pH berkisar antara 8,1-8,54 oksigen terlarut (DO) berkisar antara 4,2-7,22 mg/l sedangkan hasil pengukuran total bahan organik (TOM) memiliki kisaran antara 14,32-31,17 mg/l. Kesimpulan dari penelitian ini adalah semakin tinggi hasil pengukuran logam berat di dalam organ dan habitat lingkungan maka semakin tinggi tingkat ekspresi protein metallothionein. Pada hasil analisis Western Blot menunjukkan ekspresi protein metallothionein yang dapat dilihat dari pita protein yang paling tebal pada 27,356 kDa di dukung dengan pengukuran hasil logam berat yang paling tinggi dan kualitas air yang lebih buruk. Saran yang dapat diberikan pada penelitian ini adalah perlu adanya penelitian lebih lanjut mengenai ekspresi protein metallothionein menggunakan analisa lainnya seperti imunohistokimia dan histopatologi agar didapatkan hasil lebih spesifik dengan melihat kondisi jaringan lebih langsung. Serta perlu adanya kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga kondisi lingkungan agar biota penghuni habitat lingkungan dapat terjaga.