Uji Toksisitas Akut (LC50-96 jam) Dari Limbah Deterjen Dengan Bahan Aktif Surfaktan Alkyl Benzene Sulfonate (ABS) Terhadap Ikan Mas (Cyprinus carpio Linn) Pada Bak-Bak Percobaan

Main Author: Rahmadhani, Lely
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2016
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/134899/1/LAPORAN_SKRIPSI.pdf
http://repository.ub.ac.id/134899/
Daftar Isi:
  • Pencemaran di Indonesia sampai saat ini masih menjadi masalah utama karena perkembangan pembangunan yang begitu pesat tidak diimbangi dengan usaha pengelolaan kualitas lingkungan. Deterjen merupakan salah satu produk pembersih yang banyak digunakan oleh masyarakat Indonesia yang berpotensi sebagai limbah cair domestik yang langsung di buang ke badan air. Deterjen tersusun atas bahan aktif berupa surfaktan yang merupakan bahan pembersih utama berkisar 20-30%, bahan pembangun berkisar 70-80% dan bahan tambahan sekitar 2-3%. Surfaktan yang umum digunakan dalam deterjen adalah jenis Alkyl Benzene Sulfonate (ABS) dan Linier Alkyl Sulfonate (LAS). Deterjen yang mengandung bahan aktif surfaktan ABS merupakan deterjen tergolong keras. Deterjen tersebut sukar dirusak oleh mikroorganisme sehingga dapat menimbulkan pencemaran lingkungan. Pembuangan limbah cair deterjen yang berlebihan dapat menjadi salah satu penyebab kematian organisme perairan sehingga perlu dilakukan penelitian uji toksisitas. Uji toksisitas merupakan suatu uji yang digunakan untuk mengetahui efek negatif suatu zat terhadap biota uji, hasil uji ini adalah LC50 yaitu nilai konsentrasi pemaparan zat toksik yang menyebabkan 50% biota uji mati. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui toksisitas akut LC50-96jam dari limbah deterjen dengan bahan aktif surfaktan Alkyl Benzene Sulfonate (ABS) dan perubahan yang terjadi pada insang ikan Mas (Cyprinus carpio Linn) serta untuk mengetahui kualitas air (suhu, pH, dan DO). Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari – Februari 2016 di Laboratorium Reproduksi, Pembenihan dan Pemuliaan Ikan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Brawijaya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen dan rancangan perlakuan disusun secara acak (random). Penelitian ini dilakukan dalam 2 tahap uji, yaitu uji pendahuluan dan uji sesungguhnya dengan rentang waktu pemaparan selama 96 jam. Dalam percobaan ini menggunakan 5 perlakuan, yaitu 1 kontrol dan 4 wadah dengan konsentrasi limbah deterjen yang berbeda. Pengulangan pada uji pendahuluan dilakukan 2 kali sedangkan pada uji sesungguhnya terdapat 3 kali ulangan. Konsentrasi limbah yang digunakan pada saat uji sesungguhnya yaitu 2,4%, 4,2%, 6,5% dan 8,7%. Data yang diperoleh selanjutnya dihitung melalui metode analisis probit untuk mendapatkan nilai LC50-96 jam. Hasil uji mortalitas ikan mas terhadap paparan limbah cair deterjen pada bak percobaan selama 96 jam yaitu pada perlakuan kontrol (0%) mortalitas ikan mas 0%, pada konsentrasi 2,4% mortalitas 13,33%; 4,2% mortalitas 33,33%; 6,5% mortalitas 100%;dan 8,7% mortalitas 100%. Hasil perhitungan nilai LC50 dengan menggunakan analisis probit yaitu sebesar 3,56%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pada konsentrasi tersebut, dapat menyebabkan kematian hewan uji hingga 50% dalam rentang waktu pemaparan 96 jam. Semakin banyak konsentrasi limbah deterjen yang diberikan, maka semakin tinggi pula nilai persentase mortalitas hewan uji. Berdasarkan hasil analisis histopatologi insang ikan Mas (Cyprinus carpio Linn), menunjukkan bahwa pemberian deterjen dalam konsentrasi yang berbeda ii memberikan tingkat perubahan/kerusakan struktural jaringan insang pada ikan mas. Pada konsentrasi 2,4% dan 4,2% menunjukkan kerusakan jaringan yang terjadi belum terlalu kompleks yaitu edema, fusi lamella dan curling. Sedangkan pada konsentrasi sebesar 6,5% dan 8,7% menunjukkan bahwa telah terjadi kerusakan jaringan insang yang cukup parah yang ditandai dengan adanya hyperplasia dan nekrosis. Parameter kualitas air yang diukur pada penelitian ini yaitu suhu, pH dan DO. Pengukuran kualitas air ini dilakukan setiap 8 jam sekali dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh masukan limbah deterjen ke dalam media percobaan selama penelitian berlangsung. Berdasarkan data yang diperoleh, didapatkan hasil pengukuran kualitas air yaitu nilai rata-rata suhu 24 – 280C, pH = 6 – 7 dan nilai DO 5,10 – 7,20 mg/l. Walaupun hasil pengukuran kualitas air yang didapatkan cenderung berfluktuatif, namun masih berada pada kisaran normal bagi kehidupan ikan mas (Cyprinus carpio Linn) sehingga tidak memberikan pengaruh yang cukup signifikan. Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa nilai LC50 yang didapatkan dari hasil pemaparan deterjen terhadap ikan Mas (Cyprinus carpio Linn) yaitu sebesar 3,56%. Hal ini menunjukkan bahwa pemberian masukan limbah dengan nilai konsentrasi tersebut, dapat menyebabkan kematian hewan uji hingga 50% dalam rentang waktu pemaparan 96 jam. Dari hasil analisis histopatologi insang ikan Mas (Cyprinus carpio Linn), menunjukkan bahwa pemberian deterjen dalam konsentrasi yang berbeda memberikan tingkat perubahan/kerusakan struktural jaringan insang pada ikan mas. Dimana semakin tinggi konsentrasi limbah deterjen yang diberikan, gejala kerusakan jaringan yang ditemui juga semakin kompleks. Akibatnya, insang mengalami kerusakan yang parah dan kehilangan fungsi normalnya sehingga akan berdampak pada kematian. Hasil pengukuran kualitas air menunjukkan bahwa kondisi kualitas air pada bak-bak percobaan selama penelitian berlangsung masih berada dalam batas normal dan mampu mendukung kehidupan ikan mas (Cyprinus carpio Linn) secara umum. Saran yang dapat diberikan yaitu berdasarkan penelitian ini diharapkan dapat dijadikan acuan tentang seberapa dosis limbah deterjen yang digunakan tidak boleh melebihi dari nilai LC50 yang didapatkan dari penelitian ini sehingga tidak berpotensi mencemari lingkungan perairan. Selain itu, perlu adanya penelitian lebih lanjut mengenai tokisisitas berbagai macam jenis deterjen lainnya yang berada dipasaran terhadap kehidupan ikan maupun organisme lain yang berada diperairan.