Penggunaan Larutan Nanas (Ananas comosus) Dengan Konsentrasi Berbeda Terhadap Daya Rekat dan Keberhasilan Penetasan Telur Ikan Nilem (Osteochilus hasselti)

Main Author: Romadhoniningsih, EkaFanani
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2016
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/134867/7/LAPORAN_SKRIPSI.pdf
http://repository.ub.ac.id/134867/
Daftar Isi:
  • Ikan nilem merupakan salah satu komoditas budidaya ikan air tawar yang terkonsentrasi di Pulau Jawa. Ikan tersebut mempunyai potensi pengembangan budidaya yang cukup besar karena memiliki keunggulan komparatif. Umumnya ikan ini dipijahkan secara alami, dan dikarenakan adanya permintaan pasar, maka pemijahan secara buatan sering dilakukan. Namun terdapat kendala pada pemijahan buatan yaitu sifat telur ikan ini yang menempel atau adhesif dan menggumpal karena adanya lapisan lendir. Hal tersebut menyebabkan terganggunya proses penetasan karena rendahnya aliran oksigen. Upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi sifat adhesif yaitu dengan cara perendaman telur menggunakan larutan nanas. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh penggunaan larutan nanas dengan konsentrasi berbeda terhadap daya rekat dan keberhasilan penetasan telur ikan nilem serta menghasilkan dosis yang terbaik. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Reproduksi Ikan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan dan Laboratorium Biokimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Brawijaya pada tanggal 11 Desember 2015 hingga 26 Februari 2016. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen, dengan rancangan acak lengkap (RAL) menggunakan 5 perlakuan (1,5%, 1,75%, 2%, 2,25%, 2,5%) dengan 3 kali ulangan. Data hasil yang diperoleh dianalisa sidik ragam, dilanjutkan dengan uji BNT dan terakhir dilakukan uji polynomial orthogonal. Parameter utama yang diukur pada penelitian ini adalah daya rekat dan keberhasilan penetasan telur (Hatching Rate), sedangkan parameter penunjang meliputi kandungan enzim pada nanas, serta kualitas air seperti suhu, pH dan oksigen terlarut. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah bahwa penggunaan larutan nanas dengan konsentrasi berbeda berpengaruh terhadap daya rekat telur ikan nilem. Adapun hasil rerata kerekatan telur untuk perlakuan A (1,5%) yaitu 24,37%, perlakuan B (1,75%) yaitu 12,37%, pada perlakuan C (2%) yaitu 10,32%, perlakuan D (2,25%) yaitu 9,86% dan perlakuan E (2,5%) yaitu 6,86%. Penurunan hasil kerekatan telur terbaik untuk telur ikan nilem yaitu pada perlakuan E (2,5%). Hubungan antara penggunaan larutan nanas dengan konsentrasi berbeda terhadap daya rekat telur ikan nilem yaitu semakin tinggi konsentrasi yang diberikan maka kerekatan telur yang dihasilkan semakin rendah. Grafik yang terbentuk adalah linier, dengan persamaan y = 42,77 - 15,007x dan koefesien nilai determinasi (R2) sebesar 0,77. Sedangkan hasil dari penggunaan larutan nanas dengan konsentrasi berbeda terhadap daya tetas memberikan rerata pada perlakuan A (1,5%) yaitu 73,79%, perlakuan B (1,75%) yaitu 84,59%, pada perlakuan C (2%) yaitu 88,64%, perlakuan D (2,25%) yaitu 84,76% dan perlakuan E (2,5%) yaitu 79,50%. Keberhasilan penetasan terbaik terdapat pada perlakuan C (2%). Grafik yang terbentuk adalah kuadratik, dengan persamaan y = –104,278 + 187,635x - 45,751x2 dan koefesien nilai determinasi (R2) sebesar 0,69. Hasil pengamatan tentang embriogenesis diperoleh keseluruhan waktu penetasan telur selama 17 jam. Hasil uji kandungan enzim bromelin kasar dengan metode gravimetrik yang terdapat pada nanas sebesar 14 ii ppt, serta hasil pengamatan kualitas air berupa suhu berkisar 28,1-28,9oC, pH berkisar antara 6,21-6,95, dan DO berkisar antara 7,35 – 9,13 ppm. Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini yaitu bahwa penggunaan larutan nanas dengan konsentrasi berbeda memberikan pengaruh terhadap daya rekat dan keberhasilan penetasan telur ikan nilem. Berdasarkan hasil penelitian ini disarankan dalam penggunaan larutan nanas untuk mengurangi daya rekat dan meningkatkan daya tetas dengan menggunakan konsentrasi 2% dan diperlukan penelitian lanjutan untuk melihat aktivitas enzim dalam mengikis protein pada lendir telur ikan nilem.