Pengaruh Pemberian Ekstrak Kasar Tinta Cumi-Cumi (Loligo sp.) dengan Pelarut Metanol terhadap Kelulushidupan Post Larva Udang Vaname (L. vannamei) yang Diinfeksi Bakteri Vibrio harveyi
Main Author: | Kurniallah, Wahyu |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2016
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/134852/1/Laporan_Skripsi.pdf http://repository.ub.ac.id/134852/ |
Daftar Isi:
- Udang vaname merupakan salah satu jenis udang yang dibudidayakan di Indonesia karena memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi dengan pasar di manca negara yang luas dan cenderung meningkat. Produksi tinggi merupakan tujuan dari budidaya udang secara intensif untuk memenuhi kebutuhan pasar akan udang. Penyakit merupakan salah satu kendala yang harus dihadapi oleh pelaku usaha yang bergerak dalam bidang perikanan, penyakit pada udang vaname yaitu vibriosis yang disebabkan oleh bakteri V. harveyi. Penggunaan antibiotik untuk pengendalian penyakit sudah dibatasi, karena dapat menyebabkan bakteri menjadi resisten dan menimbulkan residu pada udang serta mengakibatkan pencemaran lingkungan. Oleh karena itu digunakannya bahan alami yang berfungsi sebagai antibakteri yaitu tinta cumi-cumi (Loligo sp) Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak kasar tinta cumi-cumi (Loligo sp.) dengan pelarut metanol terhadap kelulushidupan udang vaname (L. vannamei) yang diinfeksi bakteri Vibrio harveyi. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Penyakit dan Kesehatan Ikan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Brawijaya pada tanggal 16 November 2015 hingga 5 Desember 2015. Penelitian ini menggunakan metode Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan perlakuan pemberian ekstrak kasar tinta cumi-cumi menggunakan pelarut metanol dengan dosis 8 ppm (A), 10 ppm (B), 12 ppm (C), dan Kontrol (K). Parameter utama dalam penelitian adalah mengetahui kelulushidupan post larva udang vaname, sedangkan parameter penunjang dalam penelitian ini adalah kepadatan bakteri V. harveyi, gejala klinis dan kualitas air (pH, suhu, salinitas dan DO). Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah pemberian ekstrak tinta cumi-cumi dengan pelarut metanol berpengaruh terhadap kelulushidupan post larva udang vaname. Adapun rerata kelulushidupan post larva udang vaname untuk perlakuan A (8 ppm) yaitu 73,33%, perlakuan B (10 ppm) yaitu 78,89% dan perlakuan C (12 ppm) yaitu 85,56%, sedangkan perlakuan K (Kontrol) yaitu 14,44%. Kelulushidupan terbaik post larva udang vaname yaitu pada perlakuan C (12 ppm). Hubungan antara dosis ekstrak kasar tinta cumi-cumi pelarut metanol terhadap kelulushidupan post larva udang vaname yaitu semakin tinggi dosis ekstrak yang digunakan maka kelulushidupan post larva udang vaname semakin tinggi. Grafik yang terbentuk adalah linier, dengan persamaan y=48,702 + 3,0558x dan koefesien nilai determinasi (R2) sebesar 0,869. Pemberian ekstrak kasar tinta cumi-cumi dengan pelarut metanol berpengaruh terhadap kepadatan bakteri V. harveyi. Adapun rata-rata kepadatan bakteri V. harveyi perlakuan A (8 ppm) yaitu 65,33x105 cfu/ml, perlakuan B (10 ppm) yaitu 46x105 cfu/ml, perlakuan C (12 ppm) yaitu 37,67x105 cfu/ml, dan perlakuan K (kontrol) yaitu 156x105 cfu/ml. Kepadatan bakteri V.harveyi yang terendah yaitu pada perlakuan C (12 ppm). Hubungan antara dosis ekstrak kasar tinta cumi-cumi dengan pelarut metanol terhadap terhadap kepadatan bakteri V. harveyi adalah semakin tinggi dosis ekstrak maka kepadatan bakteri V. harveyi semakin rendah. Grafik yang terbentuk adalah linier y=118,83 - 6,9167x dengan koefesien nilai determinasi (R2) sebesar 0,835. vi Hasil pengamatan gejala klinis post larva udang vaname yaitu post larva udang vaname yang telah diinfeksi dengan bakteri V. harveyi selama 24 jam memiliki tingkah laku berenang yang tidak beraturan dan ciri-ciri morfologi yang ditimbulkan yaitu pada tubuh dan ekor terdapat bercak berwarna merah. Sedangkan pada pengamatan hari ke-7 bercak merah pada post larva udang yang diberi ekstrak kasar tinta cumi-cumi dengan pelarut metanol baik pada perlakuan A (8 ppm), B (10 ppm), C (12 ppm) sudah tidak terlihat. Namun pada perlakuan K (Kontrol) masih terdapat bercak warna merah pada ruas tubuh udang, ekor, serta rostrum. Hasil dari pengamatan parameter kualitas air yang terdiri dari suhu, pH, salinitas dan oksigen terlarut (DO) menunjukkan hasil yang normal sehingga perbedaan hasil kelulushidupan post larva udang vaname selama penelitian berlangsung disebabkan oleh perlakuan dosis ekstrak kasar tinta cumi-cumi yang diberikan.