Tingkat Kedewasaan Ikan Uceng (Nemacheilus fasciatus) Betina Berdasarkan Aspek Reproduksi dan Level Hormonal di Sungai Lekso, Desa Babadan, Kecamatan Wlingi, Kabupaten Blitar

Main Author: Wardani, RohmaRosyida
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2016
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/134799/1/LAPORAN_SKRIPSI.pdf
http://repository.ub.ac.id/134799/2/LEMBAR_PENGESAHAN_SKRIPSI.pdf
http://repository.ub.ac.id/134799/
Daftar Isi:
  • Ikan uceng (Nemacheilus fasciatus) merupakan ikan yang masih berstatus sebagai ikan liar serta keberadaan dari ikan uceng semakin sulit untuk ditemukan dalam perairan. Salah satu upaya dan tindakan yang dapat dilakukan untuk melestarikan ikan ini adalah dengan membudidayakannya, namun data penelitian yang mengarah pada pembudidayaan ikan uceng yang baik masih belum banyak. Oleh karena itu diperlukan inventarisasi data informasi terkait tingkat kedewasaan ikan uceng yang nantinya data tersebut dapat dijadikan sebagai dasar pengembangan budidaya. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September 2015 hingga Oktober 2015 di sungai Lekso, Desa Babadan, Kecamatan Wlingi, Kabupaten Blitar, Laboratorium RSUD Pusat Saiful Anwar, Kota Malang, Laboratorium Reproduksi Ikan, Pembenihan dan Pemuliaan Ikan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Brawijaya, Malang.Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh informasi mengenai tingkat kedewasaan ikan uceng betina yang dilihat dari aspek produksi dan level hormonal serta mengetahui hubungan antara TKG, IKG, IG, ISH, dan jumlah estradiol 17-β dalam penentuan tingkat kedewasaan ikan uceng betina. Penelitian ini dilakukan selama 2 bulan dengan pengambilan total sampel ikan yaitu 39 ekor ikan uceng betina dengan adanya pembagian kelas ukuran panjang yaitu A (5,0-5,9 cm), B (6,0-6,9 cm), C (7-7,9 cm). Parameter utama dalam penelitian ini adalah TKG, IKG, IG, ISH, dan kadar estradiol 17-β sedangkan parameter penunjangnya yaitu kualitas air. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode deskriptif. Hasil dari penelitian ini menunjukkan terdapat variasi nilai rata-rata TKG, IKG, IG, ISH, dan kadar estradiol 17-β. Rata-rata nilai dalam pengamatan berturut-turut yaitu nilai rata-rata L pada kelas A=5,831 cm, B=6,6 cm, C=7,370 cm; nilai Wb pada kelas A=1,335 gr, B=1,965 gr, C=2,763 gr; nilai rata-rata Wg pada kelas A=0,188 gr, B=0,282 gr, C=0,413 gr; nilai rata-rata Wh pada kelas A=0,022 gr, B=0,067 gr, C=0,115 gr; IKG kelas A=14,029%, B=14,612%, C=15,102%; nilai IG pada kelas A=9,498x101, B=9,810x101, C=10,347x101, nilai ISH pada kelas A= 1,575%, B=3,464%, C=4,129%; nilai estradiol 17-β pada kelas A=352,422 pg/ml, B=1038,367 pg/ml, C=2705,433 pg/ml; serta mempunyai TKG pada kelas A=TKG II, kelas B=TKG III, kelas C=TKG IV. Hasil pengamatan kualitas air pada saat dilapang selama penelian adalah: suhu 25,4-31,2OC; DO 8,1-10,5 mg/l; pH 7,1-7,4. Berat tubuh, panjang tubuh, berat gonad dan berat hati ikan sangat mempengaruhi nilai TKG, IKG, IG, dan ISH dalam penentuan tingkat kedewasaan pada ikan uceng betina. Hubungan antara nilai TKG, IKG, IG, ISH, dan kadar estradiol 17-β yang diamati adalah berbanding lurus dan saling berkaitan. Peningkatan nilai TKG dipengaruhi oleh meningkatnya nilai IKG dan ISH, demikian pula dengan nilai IG yang berbanding lurus dengan peningkatan nilai IKG dan nilai TKG, banyaknya kadar estradiol 17-β dalam tubuh ikan juga dipicu dengan tingginya nilai ISH. Ikan uceng betina pada penelitian ini mencapai kedewasaannya pada saat panjang tubuh ikan mencapai 7-7,9 cm karena ikan pada ukuran tersebut telah matang gonad yaitu mempunyai TKG IV disamping didukung dengan nilai IKG, IG, ISH, kadar estradiol 17-β yang lebih tinggi daripada selang ukuran panjang ikan yang lain. Faktor yang memicu adanya perbedaan kematangan gonad ini diduga selain faktor hormon dan ketersediaan pakan juga disebabkan karena faktor lingkungan yang lain seperti nilai kualitas air.