Pengaruh Suhu Media Penetasan yang Berbeda Terhadap Daya Tetas Telur dan Kelulushidupan Larva Ikan Wader Paril (Rasbora argyrotaenia)

Main Author: ImamNawawi, Yusuf
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2016
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/134748/1/ARTIKEL_Yusuf_Imam_Nawawi_125080500111067.pdf
http://repository.ub.ac.id/134748/2/PKM_Yusuf_Imam_Nawawi_125080500111067.pdf
http://repository.ub.ac.id/134748/3/SKRIPSI_Yusuf_Imam_Nawawi_125080500111067.pdf
http://repository.ub.ac.id/134748/
Daftar Isi:
  • Pertumbuhan populasi ikan wader pari di alam sangat tergantung pada strategi reproduksi dari perubahan lingkungan. Uji coba pembenihan ikan bada sebutan ikan wader untuk daerah Sumatra, pada tahap awal telah berhasil dilakukan di luar habitat alaminya. Proses reproduksi tersebut menunjukkan bahwa ikan bada dapat dikembangkan dan ditingkatkan produksinya melalui proses budidaya massal. Uji coba dilakukan untuk menemukan alternatif untuk keberhasilan dalam pembenihan ikan dengan memanipulasi salah satu faktor lingkungan yaitu suhu. Suhu air sangat berpengaruh dalam penetasan telur ikan dan kelulushidupan larva dari telur yang menetas. Tujuan dari penelitian ini yakni untuk mencari berapa suhu terbaik yang berpengaruh pada media penetasan yang berbeda terhadap daya tetas telur ikan wader pari dan kelulushidupan larva ikan wader pari. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Budidaya Ikan divisi Reproduksi Ikan, Fakultas Perikanan dan Ilmu kelautan, Universitas Brawijaya, Malang, Jawa Timur pada bulan Juli hingga Agustus 2016. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen, dengan rancangan acak lengkap (RAL) menggunakan 5 perlakuan (26, 27, 28, 29, 300C) dengan 3 kali ulangan. Data hasil yang diperoleh dianalisa ragam, uji BNT dan terakhir dilakukan uji polynomial orthogonal. Parameter utama yang diukur pada penelitian ini adalah keberhasilan daya tetas (Hatching Rate) dan kelulushidupan larva, parameter penunjang meliputi kualitas air seperti suhu, oksigen terlarut dan pH. Hasil dari penelitian ini pada pengaruh suhu media penetasan yang berbeda terhadap daya tetas dan kelulushidupan larva ikan wader pari. Hasil rerata daya tetas telur sebagai berikut perlakuan A (260C) sebesar 72,49%, perlakuan B (270C) sebesar 78,96%, perlakuan C (280C) sebesar 77,51%, perlakuan D (290) sebesar 73,30%, dan perlakuan E (300) sebesar 68,61%. Hasil terbaik dari daya tetas pada perlakuan B (270C) sebesar 78,96%. Suhu yang ekstrim baik rendah maupun tinggi membuat derajat penetasan telur menjadi rendah. Grafik yang dihasilkan yaitu kuadratik dengan persamaan y = -1289,2 + 98,981x – 1,7915x2 dan koefisien determinasi (R2) sebesar 0,77. Pengaruh suhu media inkubasi terhadap kelulushidupan larva ikan wader pari didapatkan hasil rerata pada perlakuan A (260C) sebesar 68,53%, perlakuan B (270C) sebesar 69,89%, perlakuan C (280C) sebesar 69,35%, perlakuan D (290) sebesar 66,29%, dan perlakuan E (300)59,68%. Nilai terbaik pada perlakuan B (270C) sebesar 69,89%. Keadaan suhu yang meningkat membuat kematian larava semakin tinggi. Grafik yang dihasilkan yaitu linier, dengan persamaan y = 126,38 - 2,1297x dan R2 sebesar 0,6617. Pengamatan kualitas air berupa suhu berkisar antara 25,5 – 30,50C, Oksigen terlarut berkisar antara 5,51 – 7,12 ppm dan pH berkisar antara 6,5 – 7,1 Kesimpulan yang didapatkan pengaruh suhu media penetasan yang berbeda memberikan pengaruh terhadap daya tetas dan kelulushidupan larva ikan wader pari. Hasil dari penelitian ini disarankan untuk mengggunakan suhu pada kisaran 27 – 280C karena mengahasilkan daya tetas dan kelulushidupan yang baik dan diperlukan penelitian lanjutan untuk mencari suhu optimal pada pemeliharan larva ikan wader pari