Analisis Perbedaan Kualitas Air Pada Budidaya Polikultur Rumput Laut (Gracilaria Verrucosa), Ikan Bandeng (Chanos Chanos) Dan Udang Windu (Penaeus Monodon) Dengan Budidaya Polikultur Ikan Bandeng (Cha
Main Author: | Rasyid, MIlham |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2016
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/134726/1/LAPORAN_SKRIPSI.pdf http://repository.ub.ac.id/134726/ |
Daftar Isi:
- Air merupakan sumber daya alam yang diperlukan untuk hajat hidup orang banyak, bahkan oleh semua makhluk hidup. Oleh karena itu sumber daya air harus dilindungi agar tetap dapat dimanfaatkan dengan baik oleh manusia serta makhluk hidup lainnya. Pengendalian kondisi lingkungan budidaya agar tetap stabil dan optimal bagi organisme perairan termasuk ikan sebagai hewan budidaya menjadi sangat perlu dilakukan. Sehingga secara khusus pengelolaan air sebagai tempat budidaya perlu dilakukan, karena kualitas air yang baik adalah air yang cocok untuk kegiatan budidaya, dimana jenis komoditas bisa hidup dan tumbuh dengan normal. Salah satu sentral tambak budidaya berada di Desa Kupang, Kecamatan Jabon, Sidoarjo. Di daerah ini terdapat tambak polikultur yang membudidayakan lebih dari satu jenis komoditas seperti ikan bandeng, udang windu dan rumput laut yang dikembangkan secara tradisional. Tambak polikultur di dearah ini merupakan tambak yang mendapatkan aliran air dari Sungai Porong dan air laut. Adanya masukan limbah dari kegiatan industri yang masuk ke sungai Porong dapat mempengaruhi kondisi perairan tambak Tanjung Sari. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk menganalisis dan mengetahui perbedaan kualitas air pada tambak polikultur yang berbeda di Tambak Tanjung Sari, Desa Kupang, Kecamatan Jabon, Kabupaten Sidoarjo. Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode diskriptif. Dimana pengambilan sampel dilakukan di dua tambak yang berbeda yaitu tambak polikultur 1 terdapat 2 komoditas yang dibudidayakan (bandeng dan udang windu) dan tambak polikultur 2 terdapat 3 komoditas yang dibudidayakan (rumput laut, bandeng, dan udang windu). Pengambilan sampel penelitian dilakukan di tambak Tanjung Sari pada 3 titik pengambilan sampel yaitu inlet/outlet, tengah dan tepi/caren tambak sebanyak 4 kali pengambilan sampel dengan selang waktu pengambilan selama 7 hari sekali. Analisis kualitas air meliputi parameter fisika (suhu, kecerahan, dan tekstur tanah), parameter kimia yaitu (pH, oksigen terlarut, CO2, TOM, orthofosfat, nitrat nitrogen, dan bahan organik tanah), dan parameter biologi (plankton, pengukuran panjang dan berat ikan bandeng, udang windu, serta berat rumput laut). Data dianalisis menggunakan indeks STORET. Indeks STORET merupakan salah satu metode yang umum digunakan untuk menentukan status mutu air. Dengan metoda tersebut dapat diketahui parameter-parameter yang telah memenuhi atau melampaui baku mutu air. Hasil penelitian ini yaitu kualitas air pada tambak polikultur 1 suhu perairan tambak berkisar antara 27-31 oC, sedangkan pada tambak polikultur 2 suhu perairan tambak berkisar antara 27-30 oC. Kecerahan pada tambak polikultur 1 berkisar antara 20-29,5 cm, sedangkan pada tambak polikultur 2 kecerahan berkisar antara antara 31-40,5 cm. pH pada tambak polikultur 1 berkisar antara 8-10; sedangkan pada pada tambak polikultur 2 pH berkisar antara 8-9. Salinitas pada tambak polikultur 1 berkisar antara 25-31 ppt, sedangkan pada tambak polikultur 2 salinitas berkisar antara 25-30 ppt. Oksigen terlarut pada tambak polikultur 1 berkisar antara 3,45-7,49 mg/l, sedangkan pada tambak polikultur 2 ii oksigen terlarut berkisar antara 4,97-7,22 mg/l. Karbondioksida (CO2) pada tambak polikultur 1 berkisar antara 6,79-10,89 mg/l, sedangkan pada tambak polikultur 2 karbondioksida (CO2) berkisar antara 1,99-5,99 mg/l. Nitrat pada tambak polikultur 1 berkisar antara 0,68-1,94 ppm, sedangkan pada tambak polikultur 2 nitrat berkisar antara 0,52-1,45 ppm. Orthopospat pada tambak polikultur 1 berkisar antara 0,011-0,042 ppm, sedangkan pada tambak polikultur 2 orthopospat berkisar antara 0,013-0,044 ppm. TOM pada tambak polikultur 1 berkisar antara 14,16-27,43 mg/l, sedangkan pada tambak polikultur 2 TOM berkisar antara 18,21-35,89 mg/l. Plankton yang ditemukan pada tambak polikultur 1 dan tambak polikultur 2 terdiri dari 4 divisi yaitu Chlorophyta, Chrysophyta, Cyanophyta, dan Arthropoda. Hasil pengukuran panjang dan berat Ikan Bandeng (Chanos chanos) pada tambak polikultur 1 didapatkan nilai b berkisar antara 1,83-2,04 dan pada tambak polikultur 2 berkisar antara 1,46-2,07. Hasil pengukuran panjang dan berat Udang Windu (Penaeus monodon) pada tambak polikultur 1 didapatkan nilai b berkisar antara 1,02-1,97 dan pada tambak polikultur 2 berkisar antara 1,56-2,07. Hasil faktor kondisi ikan bandeng pada tambak polikultur 1 berkisar antara 0,97-1,05 dan pada tambak polikultur 2 faktor kondisi ikan bandeng berkisar antara 0,99-1,04. Hasil faktor kondisi udang windu pada tambak polikultur 1 berkisar antara 0,99-1,03 dan pada tambak polikultur 2 faktor kondisi udang windu berkisar antara 0,99-1,02. Hasil analisis pengukuran berat rumput laut Gracilaria verrucosa mengalami peningkatan dari setiap minggu selama 30 hari dan mempunyai laju pertumbuhan sebesar 4,1%. Hasil laju pertumbuhan berat rata-rata ikan bandeng dan udang windu pada tambak polikultur 1 sebesar 4,03 % dan 5,57 %. Sedangkan pada tambak polikultur 2 laju pertumbuhan berat rata-rata ikan bandeng dan udang windu sebesar 4,47 % dan 4,57 %. Hasil analisis bahan organik tanah, didapatkan nilai bahan organik tanah pada tambak polikultur 1 sebesar 2,25%. Sedangkan nilai bahan organik tanah pada tambak polikultur 2 sebesar 3,03%. Hasil pengamatan tekstur tanah pada tambak polikultur 1 yaitu lempung berliat dengan perbandingan persentasenya antara lain 33% pasir, 24% debu, dan 43% liat. Sedangkan pada tambak polikultur 2 yaitu liat dengan perbandingan persentasenya antara lain 11% pasir, 36% debu, dan 53% liat. Hasil analisis indeks STORET berdasarkan baku mutu air melalui Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 28 tahun 2004 menunjukkan bahwa terdapat perbedaan status perairan antara tambak polikultur 1 dan tambak polikultur 2. Hasil status periaran pada tambak polikultur 1 dikategorikan status perairan sedang, sedangakan pada tambak polikultur 2 dikategorikan status perairan baik.