Daftar Isi:
  • Serangan penyakit WSSV mempengaruhi morfologi udang, seperti perubahan warna tubuh, ekor geripis, mata rusak, antena patah dan ditandai dengan beberapa gejala klinis yaitu munculnya bintik putih pada karapas dengan diikuti perubahan tingkah laku yang tidak normal. Penggunaan media salinitas yang berbeda akan memberikan pengaruh yang berbeda pula terhadap perubahan morfologi udang vannamei yang terinfeksi (WSSV). Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian lebih lanjut, pada lingkungan terhadap salinitas berapakah virus WSSV paling efektif menyerang udang vannamei (Litopenaeus vannamei) dilihat dari morfologinya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efektifitas serangan WSSV pada media salinitas yang berbeda terhadap morfologi udang vannamei (Litopenaeus vannamei). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Perlakuan dari penelitian ini adalah media salinitas yang berbeda pada udang vannamei (Litopenaeus vannamei) yang terinfeksi (WSSV). Sedangkan pengaruh yang ingin diketahui adalah perubahan morfologi udang vannamei (Litopenaeus vannamei). Parameter penunjang yang digunakan adalah pengukuran kualitas air meliputi salinitas, suhu, oksigen terlarut (DO), pH (derajat keasaman). Data dianalisis dengan menggunakan teknik skoring morfologi serta analisis penunjang dengan teknik PCR. Hasil analisis berdasarkan skoring diperoleh hasil total tertinggi udang yang terinfeksi virus WSSV pada media salinitas 15 ppt dengan skoring 3 sebesar 30 ekor, media salinitas 5 ppt dengan skoring 2 sebesar 24 ekor, dan media salinitas 25 ppt dengan skoring 1 sebesar 48 ekor. Keadaan akut pada skoring 3 (infeksi berat) tertinggi pada media salinitas 15 ppt sebesar 30 ekor. Kualitas air yang selama penelitian adalah salinitas sesuai ketetapan; pH berkisar antara 6.65-8.65; suhu berkisar antara 23.5?26.5 oC; DO berkisar antara 5.10?8.51 mg/L. Analisis PCR menunjukkan sampel udang pada media salinitas 5 ppt terinfeksi sedang, sampel udang 15 ppt terinfeksi akut, sampel udang salinitas 25 ppt terinfeksi ringan. Hasil deteksi virus dengan metode PCR tersebut mendukung analisis teknik skoring. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa efektifitas serangan WSSV pada media salinitas yang berbeda efektif pada media salinitas 15 ppt sebesar 48 %. Hasil deteksi virus dengan metode PCR pada udang vannamei masing?masing sampel teramplifikasi DNA virus WSSV. Dalam kegiatan budidaya udang vaname sebaiknya menghindari penggunaan salinitas rendah (15 ppt) yang dikombinasi dengan pengukuran kualitas air secara terkontrol agar apabila terjadi serangan WSSV mendadak tidak terjadi infeksi secara akut sehingga diharapkan akan diperoleh hasil panen yang maksimal.