Pengembangan Ekowisata Mangrove di Desa Penunggul, Kec. Nguling, Kab. Pasuruan, Jawa Timur

Main Author: Jannah, Noor
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2015
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/134557/1/LAPORAN_SKRIPSI.pdf
http://repository.ub.ac.id/134557/
Daftar Isi:
  • Hutan mangrove merupakan salah satu ekosistem pesisir yang memiliki karakteristik khas. Keberadaan hutan mangrove di kawasan pesisir secara ekologi dapat berfungsi sebagai penahan lumpur dan sediment trap termasuk limbah-limbah beracun yang dibawa oleh aliran permukaan, bagi bermacam-macam biota perairan sebagai daerah asuhan dan tempat mencari makan, daerah pemijahan dan pembesaran. Dari segi ekonomis mereka menyediakan bahan baku industri antara lain kayu chip, kayu arang dan kayu bangunan. Selain itu kayu mangrove juga dimanfaatkan oleh masyarakat untuk kayu bakar. Hutan mangrove dapat pula dijadikan tempat ekowisata, produk dan hasil ikan dari hutan mangrove dapat menjadi komoditas yang mendukung kegiatan ekowisata. Desa Penunggul memiliki hutan mangrove seluas 150 Ha yang merupakan hasil dari rehabilitasi yang dilakukan oleh masyarakat sekitar. Konsep ekowisata merupakan salah satu alternatif untuk pengembangan kawasan wisata, namun penerapan konsep ekowisata di Desa Penunggul belum optimal, sehingga perlu adanya kajian tentang keanekaragaman mangrove dan kajian kondisi ekologis ekowisata untuk penyusunan strategi pengembangan kawasan ekowisata mangrove di Desa Penunggul. Penelitian ini dilakukan pada bulan mei 2013 di Desa Penunggul Kec. Nguling, Kab. Pasuruan, Jawa Timur. Tujuan dari penelitian ini adalah Mengkaji keanekaragaman vegetasi mangrove Desa Penunggul. Kesesuaian ekologis ekowisata untuk penyusunan strategi pengelolaan kawasan hutan mangrove untuk ekowisata mangrove di Desa Penunggul, Kecamatan Nguling, Kabupaten Pasuruan. Metode yang digunakan adalah mengambil data primer dan data sekunder. Data primer meliputi wawancara, kuisioner, observasi dan dokumentasi. Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari kajian pustaka atau penelitian terdahulu. Hasil dari penelitian ini adalah didapatkan 4 jenis mangrove buatan yaitu yaitu Avicennia marina, Avicennia alba, Rhizopora apiculata dan Rhizopora mucronata. Didapatkan juga kerapatan total ssebesar 60200 Ind/Ha. Pada kategori pohon adalah 4333,33 ind/ha, kategori belta 2533,33 ind/ha dan kategori semai 53333,33 ind/ha. Kerapatan mangrove pada stasiun 1 untuk kategori pohon didominasi oleh Rhizopora mucronata dengan nilai 3700 Ind/Ha dan Avicennia marina sebesar 1300 Ind/Ha , pada stasiun 2 dan 3 didominasi oleh Rhizopora mucronata dan Avicennia marina sebesar 1900 Ind/Ha dan 800 Ind/Ha. Dengan nilai IKW sebesar 6,15% merupakan kategori S2 yaitu cukup sesuai untuk dijadikan kawasan ekowisata mangrove. Analisis daya dukung kawasan didapatkan 267 jiwa setiap harinya. Analisis SWOT didapatkan alternatif strategi pengelolaan yang digunakan untuk pengembangan ekowisata mangrove di desa penunggul adalah Pembuatan peraturan yang melibatkan stakeholder ; Melakukan Pengelolaan, pengawasan dan penegakan hukum dari berbagai pihak yang terlibat; Promosi wisata di berbagai media; Memperbanyak atraksi wisata dan Dibentuk pengelola ekowisata