Analisis Kandungan Cr(Vi) Pada Biofilm Sungai Badek Di Kawasan Industri Penyamakan Kulit Kelurahan Mergosono Kecamatan Kedungkandang Kota Malang

Main Author: Berlina, ShellaEunike
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2015
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/134435/1/SKRIPSI_FULL_PAGE.pdf
http://repository.ub.ac.id/134435/
Daftar Isi:
  • Pada umumnya bahan-bahan buangan industri secara langsung disalurkan ke dalam sungai yang berada di sekitarnya. Industri yang paling banyak menimbulkan masalah limbah berbahaya adalah industri pelapisan krom yang dihasilkan dari limbah penyamakan kulit salah satunya yang terjadi pada alirah Sungai Badek pada Kawasan Industri Penyamakan Kulit di Kelurahan Mergosono, Kecamatan Kedungkandang, Kota Malang. Logam berat Cr(VI) bersifat racun yang tidak mudah dirombak atau dihancurkan oleh organisme, dan secara langsung atau tidak langsung dapat diakumulasi dalam tubuh organisme termasuk manusia. Akhir-akhir ini telah dikembangkan suatu metode alternatif pengolahan limbah industri yang dianggap lebih menguntungkan dan semakin banyak digunakan yaitu proses pengolahan limbah dengan mikroorganisme (bakteri). Salah satunya menggunakan mikroorganisme yang melekat pada suatu permukaan dengan membentuk biofilm. Biofilm merupakan sel mikroorganisme khususnya bakteri yang melekat pada suatu permukaan yang dilengkapi oleh perekat karbohidrat yang dikeluarkan bakteri. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat akumulasi Cr(VI) didalam air dan biofilm Sungai Badek akibat dari kegiatan industri penyamakan kulit dan menggunakan hasil analisa yang diperoleh sebagai informasi dalam pencegahan logam berat yang terdapat diperairan khususnya dengan menggunakan biofilm. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei dengan penjelasan deskriptif. Data mengenai parameter kualitas air diperoleh melalui pengukuran langsung dilapang. Sampel biofilm diambil dari batu di Sungai Badek, Kelurahan Mergosono, Kecamatan Kedungkandang. Analisis dilakukan di Laboratorium Lingkungan Perum Jasa Tirta I Kota Malang dengan 3 stasiun dan 3 kali pengulangan. Hasil dari penelitian ini diperoleh tingkat akumulasi Cr(VI) dalam air Sungai Badek akibat dari limbah industri penyamakan kulit PT. Kasin diperoleh rata-rata pada tiap stasiun: Stasiun 1 sebesar 0.032 mg/L; rata-rata Stasiun 2 sebesar 0.036 mg/L; sedangkan Stasiun 3 sebesar 0.042 mg/L hasil pengukuran bila dilihat dengan Keputusan Gubernur Jawa Timur Nomor 72 Tahun 2013 Tentang Baku Mutu Air Limbah Bagi Industri dan Atau Kegiatan Usaha Lainnya tergolong rendah sekali dan dibawah ambang batas yang telah ditentukan yaitu sebesar 0.5 mg/L. Sedangkan tingkat akumulasi Cr(VI) dalam biofilm Sungai Badek akibat dari limah industri penyamakan kulit PT. Kasin diperoleh rata-rata pada tiap stasiun: Stasiun 1 sebesar 2.264 ppm/wet.g; rata-rata Stasiun 2 sebesar 1.780 ppm/wet.g; sedangkan Stasiun 3 sebesar 1.920 ppm/wet.g hasil pengukuran bila dilihat dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2001 Tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air tergolong tinggi sekali dan melebihi ambang batas yang telah ditentukan yaitu sebesar 0.05 mg/L. Berdasarkan penelitian didapatkan kesimpulan bahwa sifat biofilm yang yang ternyata mampu mengakumulasi logam berat khususnya Cr(VI) dapat dijadikan sebagai alternatif baru dalam pengolahan limbah secara biologi yang ramah lingkungan, mudah dan lebih efektif. Saran yang dapat diberikan berdasarkan hasil penelitian analisis logam berat Cr(VI) pada biofilm, diharapkan dapat menjadi acuan atau bahan pertimbangan dalam melakukan water treatment. Kemudian penelitian ini dapat membantu pemerintah untuk lebih perduli lagi terhadap keadaan lingkungan sekitar Industri Penyamakan Kulit Kelurahan Mergosono Kecamatan Kedung kandang Kota Malang sehingga dapat membuat peraturan tentang pembungan limbah tidak hanya standar di air saja namun juga pada biofilm.